Sukses

Pandemi Covid-19 Pukul Bisnis Domba Garut, Pedagang Menanti Keajaiban Idul Adha

Daya beli masyarakat yang rendah, menyebabkan penjualan hewan kurban ikut menurun.

Liputan6.com, Garut Para pedagang hewan kurban jenis domba asal Garut, Jawa Barat, menjerit akibat minimnya penjualan hewan milik mereka, pada Idul Adha tahun ini.

Tony, (39), salah seorang pedagang domba di bilang Pasir Muncang, Tarogong Kidul, Garut mengatakan, dibanding tahun lalu, penjualan hewan kurban tahun ini jauh berkurang.

"Biasanya sepekan terakhir sudah ramai, sekarang baru menjual satu ekor, itu pun harganya murah," ujar dia, Kamis (30/7/2020).

Menurutnya, pandemi Covid-19 yang tengah berlangsung saat ini, cukup memukul penjualan para peternak dan pedagang domba. Selain pembatasan jarak, rendahnya daya beli warga akibat terganggunya perekonomian warga, membuat pedagang merana.

"Mau bagaimana lagi, saya tunggu hari ini dan tiga hari tasrik (11-13 Zulhijah)," dia berharap.

Saat ini, harga jual domba seberat 30-35 kg berada di angka Rp3,5 juta hingga Rp4 juta per ekor. Angka itu bahkan terbilang murah dibanding tahun lalu pada periode yang sama.

"Tahun lalu bobot 35 kg bisa menembus Rp4,5 juta," ujar dia.

Hal senada disampaikan Lutfi, (28) pedagang lainnya yang mangkal di wilayah jalan Suherman, Tarogong. Menurutnya, penurunan penjualan domba tahun ini lebih disebabkan akibat lemahnya daya beli masyarakat.

"Kalau ekonomi lancar sebenarnya tidak masalah (Covid-19), masyarakat sekarang menjadi lebih sulit," kata dia.

Namun, ia masih berharap seluruh domba yang ia bawa bisa terjual meskipun dengan penurunan harga. "Minimal jangan rugi lah, sebab jika dibawa lagi sudah berapa ongkos yang dikeluarkan untuk mengangkut," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Kulit Turun

Duka bagi petani, tapi tidak bagi pengusaha kulit. Akibat stok kulit hewan kurban baik sapi maupun domba melimpah, harga pembelian kulit bakal menurun alias lebih murah.

Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Assosiasi Penyamakan Kulit Indonesia (APKI) Kabupaten Garut, memprediksi penurunan harga pembelian harga kulit, mencapai 50 persen dibanding tahun lalu.

"Banyak perusahaan yang belum buka, sehingga stok (kulit mentah) di masyarakat melimpah," ujar Indrawan, Wakil Direktur PT Garut Makmur Perkasa (GMP).

Berdasarkan surat edaran APKI Garut, harga pembelian kulit berada di angka Rp6000/kg, sementara kulit yang telah digarami Rp8.000–10.000/kg.

"Kita mencanangkan membeli bahan baku kulit di Idul Adha ini sebanyak 250 ton," kata dia.

Angka itu jauh menurun dibanding tahun lalu yang berada di angka Rp12.000/kg untuk kulit basah, Rp16.000-20.000/kg untuk kulit yang sudah digarami atau kulit kering.

Dengan potensi yang melimpah, ia berharap perusahaan penyamakan di Kabupaten Garut, segera beroperasi seperti semula sehingga kembali menggairahkan sektor ekonomi masyarakat.

"Ini momentum yang tepat untuk bangkit dan juga untuk mengejar ketertinggalan kemarin akibat Pandemic Covid-19," kata dia.

Menurutnya, selama ini pasokan terbesar pemenuhan bahan baku kulit untuk industri penyamakan di Garut, juga berasal dari wilayah Jawa Timur.

Namun, seiring melimpahnya pasokan kulit lokal, lembaganya berencana mengoptimalkan penyerapan kulit dari dalam (Garut).

"Sekarang ibadah haji (jemaah) tidak bisa, otomatis akan beralih untuk ikut serta menyembelih hewan kurban di daerah," dia menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.