Sukses

Ngemil Kukis Saat Berbuka Sambil Kampanye Anti Corona

Kue kering atau cookies Covid-19 mulai diproduksi sejak awal Ramadan.

Liputan6.com, Yogyakarta Pandemi Corona Covid-19 memberi ide perempuan kelahiran 44 tahun silam ini untuk berkampanye pencegahan dengan cara yang berbeda. Nurwahyuni membuat kue kering bertema Peduli Anti Covid-19 dan memasarkannya.

Ini bukan pertama kali ia membuat kue kering. Ia kerap menerima pesanan kue kering menjelang Lebaran.

Dosen Tata Boga AKS-AKK Yogyakarta ini sudah memproduksi kue kering sejak sembilan tahun lalu. Rumahnya yang berlokasi di Karangkajen, Yogyakarta, menjadi industri rumah tangga kue kering berlabel ALSYA Cookies.

Kue kering atau cookies Covid-19 mulai diproduksi sejak awal Ramadan.  Bentuknya beragam dan merepresentasikan benda atau karakter yang kerap muncul dan didengung-dengungkan selama pandemi.

Ada kue kering bergambar wajah ditutup masker, sabun mandi, sabun cuci tangan, vitamin, peralatan medis, dan sebagainya. Gambar yang melapisi bagian atas kue kering itu dibuat menggunakan gula icing warna-warni.

“Sebenarnya saya tidak tertarik bikin kue kering karena pandemi Corona Covid-19, tapi akhirnya bikin daripada tidak ada kegiatan,” ujar Yuni, sapaan akrabnya, kepada Liputan6.com, Kamis (14/5/2020).

Ia mengaku tidak kesulitan menentukan karakter dalam kue kering itu, mengalir saja. Mungkin juga karena hampir setiap saat arus informasi tentang Corona Covid-19 sangat deras, sehingga imbauan-imbauan mengenai pencegahan penyakit ini juga secara otomatis terekam di benak Yuni.

Memasuki dua minggu sebelum Lebaran, pesana kue kering Covid-19 meningkat. Dalam sehari ia membuat hampir lima lusin stoples. Kue kering yang dikemas seberat 500 gram itu dijual Rp 65.000 per stoples.

Pembelinya pun tidak hanya dari Yogyakarta saja, melainkan juga dari luar kota, seperti Jakarta. Dalam sehari ia bisa meraih omzet sampai Rp 3 juta dari penjualan kue kering.

Soal pembeli, Yuni punya cerita. Ada pembeli yang takut makan kue kering Covid-19, karena terlalu takut dengan pandemi Corona Covid-19. Namun dia memberikan penjelasan, kue keringnya bukan sekadar dimakan, tetapi ada unsur edukasi untuk mengkampanyekan hidup sehat.

Selain kue kering Covid-19, ada pula kue kering konvensional lainnya. Sejauh ini, pemasaran dilakukan melalui media sosial pribadi milik Yuni. Salah satunya, akun ig @yuyun.nurwahyuni.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.