Sukses

Tingkatkan Imun dengan Senam Pagi Sambil Berjemur di Kopra Pound Gorontalo

Menurut catatan sejarah, gedung Kopra Pound dibangun sekitar tahun 1894, dan menjadi salah satu bukti jejak kolonialisme Belanda di Gorontalo.

Liputan6.com, Gorontalo - Selain perlu menjalankan physical distancing demi mencegah penyebaran virus corona (Covid-19), masyarakat juga perlu meningkatkan imun tubuh agar tetap prima dan tak mudah terserang penyakit. Salah satu cara meningkatkan imun tubuh adalah berjemur di terik matahari pagi. 

Di Gorontalo ada tempat yang asyik untuk berjemur, yaitu di sekitar gedung Kopra Pound. Konon, bangunan tua itu dahulu berfungsi sebagai gudang kopra terbesar di Sulawesi yang hasilnya diekspor ke luar negeri.

Menurut catatan sejarah, gedung Kopra Pound dibangun sekitar tahun 1894, dan menjadi salah satu bukti jejak kolonialisme Belanda di Gorontalo.

Bergaya art deco, ciri khas arsitektur kantor Belanda itu adalah bisa terlihat dari pengunaan roof, selain eksteriornya yang cenderung simetris.

Irfanuddin Wahid Marzuki, dari Balai Arkeolog Manado mengatakan, Kopra Pound merupakan sentra ekonomi Belanda pada saat itu. Pemerintah Hindia Belanda menjadikan bangunan itu sebagai kantor sekaligus gudang penampung hasil alam di Gorontalo.

"Melihat posisi bangunan yang dekat dengan pelabuhan, jadi tempat itu selain kantor mereka juga gudang penampung kopra," kata Irfanuddin.

Hasil alam itu kemudian dikumpulkan di bangunan tersebut lalu di ekspor ke luar Gorontalo. Tidak hanya kopra saja, namun seluruh hasil alam Gorontalo seperti rempah-rempah juga dikumpulkan di situ.

Menurut Irfanuddin, dilihat dari bentuknya, bangunan itu dulunya sangat besar karena bisa menampung kopra dan hasil alam lainnya. Namun karena sudah banyak bangunan baru di sekitar, jadinya sudah tak terlihat secara utuh.

"Bayangkan kantor itu bisa menampung kekayan alam Gorontalo, namun saat ini sudah tak terlihat karena sudah diapit banyak bangunan baru," katanya.

Selain itu, menurut hasil pengamatanya, orang Sulawesi juga pernah menjadi pekerja kasar di Kopra Pound tersebut. Selain warga pribumi, orang Sulawesi Utara, Manado juga pernah bekerja di tempat tersebut.

"Orang Gorontalo dan Manado juga pernah bekerja di situ, mereka paling hanya pekerja kasar saja," katanya.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keruntuhan Belanda

Seiring berjalanya waktu, pemerintahan Hindia Belanda pun mulai memberikan tekanan dengan mengeluarkan larangan untuk mengangkat seorang raja di setiap kerajaan. Namun hal itu mendapat penolakan dari Raja Gorontalo, mereka malah lebih memperkuat kekuasaan melawan hegemoni Belanda.

Hingga akhirnya, atas perlawanan itu pemerintahan belanda kala itu mulai goyah, ditandai dengan adanya kebangkrutan yang disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya kecurangan pembukuan, korupsi, dan monopoli yang membuat Belanda kolaps dan pergi dari tanah air. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.