Sukses

Curhatan Suku Anak Dalam di Musi Rawas Utara di Hadapan Istri Mensos

Rombongan dipimpin oleh Penasihat DWP Kemensos yang juga istri Mensos, Grace P Batubara, meninjau Mess Serba Guna Suku Anak Dalam di Muara Rupit.

Liputan6.com, Muratara - Sejalan dengan kebijakan Menteri Sosial Juliari P Batubara untuk memperkuat program pemberdayaan sosial, Direktorat Pemberdayaan Sosial Komunitas Adat Terpencil (KAT) bersama Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Sosial meninjau lokasi KAT di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) Sumatera Selatan.

Rombongan dipimpin oleh Penasihat DWP Kemensos Grace P Batubara meninjau mengawali kegiatan dengan meninjau Mess Serba Guna Suku Anak Dalam di Muara Rupit, Sabtu (29/2/2020).

Dikutip dari keterangan resmi Kemensos, bahwa mess dibangun Pemda Muratara sebagai shelter bagi anak-anak Suku Anak Dalam (SAD) yang telah memasuki usia pendidikan dasar hingga kuliah.

"Di sini menjadi wahana atau kegiatan belajar mengajar baik informal maupun formal, bimbingan keterampilan pertanian, peternakan, dan kecakapan hidup. Saat ini mess ditempati 105 dari 320 anak yang ditargetkan untuk dididik dan dilatih. Sementara Pengasuh Mess berjumlah 10 orang yang bertugas melatih, membimbing, termasuk mengawasi keseharian aktifitas anak-anak dalam mess," dikutip dari keterangan rilis, 2 Maret 2020.

Saat mengunjungi mess, Grace mengatakan, kedatangannya sebagai salah satu bentuk perhatian pemerintah kepada warga negara tanpa memandang apa pun karena memiliki hak yang sama untuk hidup sejahtera.

Istri Menteri Sosial ini menyatakan bahwa kehadirannya untuk memastikan anak-anak Suku Anak Dalam meskipun berada jauh, tetapi tetap mendapatkan hak yang sama seperti Warga Negara Indonesia lainnya.

"Meskipun mereka jauh dari pemerintah pusat, terutama berbagai layanan sosial dasar seperti sandang, pangan, dan papan, termasuk pendidikan dan kesehatan," kata Grace didampingi Direktur Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil La Ode Taufik dan Direktur Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial Hotman beserta DPW Kemensos.

Grace dengan rombongan selanjutnya meninjau langsung beberapa fasilitas mess, antara lain asrama putri dan putra, ruang makan, gudang logistik, aula, dan klinik kesehatan. Kepada pengurus mess, Grace Batubara berpesan agar senantiasa menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan mess agar anak-anak tetap sehat dan bersih.

"Rombongan lalu melakukan kunjungan ke permukiman SAD yang belum diberdayakan, yakni di Desa Bina Karya, SP-5. Lokasi ini berjarak sekitar 1,5 jam perjalanan menyusuri desa-desa transmigrasi dan perkebunan sawit dengan kondisi jalan bergelombang dan berdebu," ujarnya.

 

 

Simak Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berdialog dengan Warga Sekitar

Pada lokasi SAD di SP-5, terdapat sekitar 44 KK yang tinggal di rumah-rumah yang disebut sudung. Rumah dibangun dengan batangan kayu dalam kondisi tidak layak huni, di mana rumah ditutup dengan terpal plastik sebagai atap dan dinding namun dalam kondisi seadanya. 

Grace Batubara berkeliling melihat situasi dan kondisi permukiman, bahkan masuk dan melihat isi dalam rumah warga SAD. Grace juga melakukan dialog dengan anak-anak, ibu, dan kepala keluarga. Pada dialog tersebut, warga menyampaikan keinginan untuk hidup menetap, tetapi tidak ada tanah usaha.

"Kami perlu lahan usaha, selain rumah.  Maka kami tinggal di sini mencari brondol (jatuhan sawit lalu dijual pada pengepul), mencari buah-buahan dan berburu labi-labi atau babi untuk dijual," kata salah satu warga saat dialog.

Kepada aparat Desa dan Kecamatan setempat, Grace Batubara menyampaikan agar Pemda perlu memberikan perhatian yang cukup kepada warga SAD agar mereka hidup layak.

Pada kunjungan tersebut, sambil berdialog dan menyapa anak-anak SAD, Grace Batubara memberikan bantuan kepada warga berupa sembako, kain, makanan ringan anak dan mainan anak-anak.

"Jika anak-anak usia sekolah yang menempati lokasi tersebut harus bersekolah karena pendidikan itu penting untuk masa depan anak-anak SAD," ujar Grace.

Terakhir, Grace Batubara melanjutkan perjalanan selama satu jam menuju Muara Tiku, dimana pada lokasi tersebut terdapat 43 KK warga SAD yang sudah diberdayakan oleh Kementerian Sosial tahun 2015 hingga 2017. 

Kedatangan Grace Batubara di Muara Tiku disambut warga dengan sangat hangat dan antusias.  Kehadiran ibu dua anak ini telah membangkitkan semangat, kebahagiaan dan penguatan pemberdayaan warga KAT. Meskipun tiba malam hari dan hari sudah gelap, Grace sempat berdialog dan memberikan bantuan kepada warga SAD di Muara Tiku.

(Akhmad Mundzirul Awwal/PNJ)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.