Sukses

Pria yang Mengaku Nabi Terakhir di Tana Toraja Melarikan Diri

Pria yang mengaku sebagai nabi terakhir itu melerikan diri ke kabupaten lain karena mengetahui dirinya akan dilaporkan ke pihak Kepolisian

Liputan6.com, Tana Toraja - Paruru Daeng Tau, pria bertubuh tambun yang mengaku sebagai nabi terakhir dan meresahkan warga Dusun Mambura, Lembang Buntu Datu, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan kini telah melarikan diri setelah ia mengatahui bahwa dirinya akan dilaporkan ke polisi.

"Informasi terakhir dia kabur ke daerah Luwu (Sulawesi Selatan), karena disana dia juga punya pengikut," kata Paur Humas Polres Tana Toraja, Aiptu Erwin saat dikonfirmasi Liputan6.com, Minggu (1/12/2019) malam.

Pihak kepolisian sebelumnya sempat memanggil pria yang mengaku sebagai nabi terakhir itu untuk dimintai keterangan. Pertemuan itu dihadiri oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tana Toraja dan Kementrian Agama Kabupaten Tana Toraja. 

"Saat dimintai keterangan dia mengaku bahwa pengikutnya tidak diwajibkan mengikuti rukun islam. Bahkan salatnya tidak seperti yang diajakan oleh agama islam," jelas Erwin.

Dari situlah kemudian pihak MUI Kabupaten Tana Toraja menarik kesimpulan, ajaran yang disebarkan oleh Paruru merupakan aliran sesat. Namun, penilaian itu kemudian dibantah Paruru dengan dalih bahwa ajarannya juga merupakan bagian dari ajaran agama Islam.

"Dia berdalih bahwa dirinya juga Islam. Padahal kan itu berbeda, bahkan tidak memenuhi rukun sesuai ajaran Islam," ucap Erwin.

Erwin menyebutkan bahwa Paruru telah lama melakoni aksinya itu hingga pria yang mengaku sebagai nabi terakhir telah memiliki pengikut disejumlah daerah. Erwin memastikan akan melakukan pemanggilan ulang kepada Paruru setelah laporan secara resmi telah diterima oleh polisi. 

"Informasi yang saya dengar dia punya pengikut di Kabupaten Gowa, Kota Makassar, hingga Kabupaten Luwu. Nanti kita akan panggil dia lagi setelah laporan diterima dan itu akan menjadi dasar kami," sebutnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Resahkan Warga

Sebelumnya, warga Dusun Mambura, Lembang Buntu Datu, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, diresahkan oleh ulah seorang pria yang mengaku sebagai nabi terakhir. Pria bertubuh tambun itu bahkan telah menyebarkan ajaran sesat kepada warga di sana.

Pria yang mengaku sebagai nabi terakhir itu bernama Paruru Daeng Tau, dia merupakan warga yang berasal dari Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Paruru juga adalah pimpinan dari sebuah organisasi masyarakat bernama Lembaga Pelaksana Amanah Adat dan Pancasila (LPAAP).

"Dia sudah melakukan hal serupa di (Kabupaten Gowa)," kata Kepala Seksi Bimas Islam Kementrian Urusan Agama Kabupaten Tana Toraja, Tamrin Lodo, Minggu, 1 Desember 2019.

Mengetahui kejadian ini, MUI Kabupaten Tana Toraja tidak tinggal diam. Pria yang mengaku sebagai nabi terakhir itu pun akan dilaporkan ke Polres Tana Toraja, lantaran apa yang dilakukannya sudah sangat meresahkan warga.  

"Kita berharap Paruru ini diberi efek jera oleh polisi karena waktu di gowa dia Cuma diberi teguran," Tamrin berujar.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Liputan6.com, aksi Paruru mengaku sebagai nabi terakhir ini telah lama ia lakoni. Sebagian penganut agama Islam di Dusun Mambura, Lembang Buntu Datu, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja bahkan telah menjadi pengikut Paruru.

Dalam menyebarkan aliran sesatnya Paruru mengajarkan bahwa salat hanya perlu dilakukan dua kali dalam sehari. Para pengikutnya juga diajarkan tata cara salat yang tidak sesuai ajaran islam.

Selain itu, para pengikut aliran sesat ormas LPAAP itu juga tidak diwajibkan untuk manaati rukun Islam. Pengikut pria yang mengaku sebagai nabi terakhir itu bahkan tidak diwajibkan untuk melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan, tidak pula diwajibkan mengeluarkan zakat hingga tidak perlu melakukan ibadah haji.

Saksikan juga video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.