Sukses

Nelayan Asal NTT Hilang Setelah Perahu Dihantam Gelombang

Basarnas telah mengerahkan tujuh orang tim pencari dan pertolongan dari Pos SAR Waingapu, Kabupaten Sumba Timur untuk melakukan pencarian terhadap nelayan yang hilang itu.

Liputan6.com, Kupang - Seorang nelayan hilang setelah perahu yang dibawanya sendirian tenggelam di perairan Tanjung Toroso, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Sabtu, 29 Juni 2019, pukul 15.30 Wita.​​​

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Klas A Kupang, Emi Frize mengatakan nelayan itu dinyatakan hilang setelah perahunya dihantam gelombang saat melaut. Pihak Basarnas mengetahui musibah itu setelah adanya laporan dari Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumba Barat Daya, Johanes Tende.

"BPBD melaporkan adanya perahu nelayan yang sedang mencari ikan terbalik akibat hantaman gelombang," ujarnya kepada Liputan6.com, Minggu (30/6/2019).

Menurut dia, peristiwa itu terjadi di perairan Tanjung Taroso diperkirakan pada koordinat 09°33'13,51"S- 118°'55,28.49"E. Terbaliknya perahu itu menyebabkan, Radu Bani warga Desa Hameli Ate, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya terjatuh di perairan dan dinyatakan hilang.

Ia menjelaskan, Basarnas telah mengerahkan tujuh orang tim pencari dan pertolongan dari Pos SAR Waingapu, Kabupaten Sumba Timur untuk melakukan pencarian terhadap korban.

"Kami sudah mengerahkan personel untuk melakukan pencarian terhadap korban yang hilang dalam peristiwa terbaliknya perahu nelayan di Tanjung Taroso," tegas Emi Friezer.

Tim SAR yang melakukan operasi pencarian pada hari pertama belum berhasil menemukan korban sehingga upaya pencarian dilanjutkan pada Minggu (30/6) pagi.

Ia menambahkan, operasi pencarian terhadap nelayan Radu Bani nelayan asal Desa Hameli Ate itu melibatkan unsur SAR dari Pos Pencarian dan Pertolongan Waingapu, BPBD Kabupaten Sumba Barat Daya, Polsek Kodi Utara, keluarga korban dan masyarakat setempat.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.