Sukses

Pemudik Pesawat Turun Drastis di Kalimantan

Pemudik yang menggunakan moda transportasi pesawat di Kalimantan turun drastis di lebaran tahun ini.

Liputan6.com, Balikpapan - Pemudik lebaran pengguna moda transportasi pesawat di Kalimantan turun drastis tahun ini. Penurunan penumpang udara terjadi di dua bandar udara utama Kalimantan, yakni Balikpapan dan Banjarmasin.

"Penurunan penumpang pesawat terjadi di seluruh bandara di Indonesia. Hanya saja, bandara kami sepertinya terdampak paling besar," kata General Manager PT Angkasa Pura Balikpapan, Farid Indra Nugraha, Rabu (29/5/2019).

Farid mengatakan, penurunan jumlah pemudik lebaran di Bandara Sepinggan Balikpapan mencapai 40 persen dibanding lebaran tahun sebelumnya. Bandara ini biasannya mampu memberangkatkan 20 ribu penumpang arus mudik lebaran per hari.

"Sekarang ini jumlah penumpang mudik lebaran di Bandara Sepinggan hanya sekitar 14 ribu jiwa saja," ungkap Farid.

Posko terpadu Bandara Sepinggan mencatat jumlah penumpang kedatangan 3.080 jiwa dan keberangkatan 5.810 jiwa. Sedangkan tahun lalu jumlah penumpang kedatangan 7.025 jiwa dan keberangkatan 6.498 jiwa.

Artinya ada penurunan penumpang kedatangan (56,16 persen) dan keberangkatan (10,59 persen).

"Pihak maskapai penerbangan juga mengurangi jumlah penerbangan. Biasanya seminggu ada tujuh kali penerbangan menjadi hanya 4 hingga 5 penerbangan," papar Farid.

Kondisi ini kemudian berdampak penurunan frekuensi penerbangan pesawat di Bandara Sepinggan. Bandara internasional ini menerima kedatangan 58 penerbangan atau turun 36,26 persen dibanding sebelumnya 91 penerbangan.

Demikian pula keberangkatannya menjadi 65 penerbangan atau turun 28,57 persen dibanding sebelumnya 91 penerbangan.

Penurunan penumbang Bandara Sepinggan pun berdampak sektor jasa  non aeronautika dengan tutupnya empat tenant swasta. Bandara Sepinggan sempat menjalin kerjasama dengan 40 tenant di mana bergerak sektor jasa ritel restoran, lounge, hotel, laundry, boutique, dan pusat perbelanjaan.

"Sekarang tersisa 36 tenant di sini, mau bicara apa lagi bila kondisi memang seperti ini. Bila penumpang turun tentu berdampak pada kelangsungan bisnis mereka," kata Farid.

Sehingga diperkirakan profit perusahaan turut tergerus menjadi Rp 17 miliar akhir tahun nanti. Keuntungan Angkasa Pura Balikpapan turun 60,46 persen dibanding sebelumnya yang mampu meraih Rp 43 miliar.

"Keuntungan kami jauh di bawah target perusahaan yang dipatok sebesar Rp 90 miliar," kata Farid.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mahalnya Harga Tiket Pesawat

Lesunya bisnis penerbangan disebabkan lonjakan tarif tiket pesawat maskapai Indonesia. Sepanjang tahun ini calon penumpang mengalihkan pilihan memanfaatkan moda transportasi laut.

Di sisi lain, jasa transportasi laut pun terus meningkatkan kualitas layanan guna menjaring arus mudik lebaran. Mereka menawarkan pelbagai fasilitas dengan tarif bersaing dibandingkan transportasi udara.

Apalagi, Bandara Sepinggan Balikpapan masih ‘berperang’ dengan Bandara APT Pranoto Samarinda yang beroperasi Oktober lalu. Dua bandara bertetangga ini memperebutkan pasar penumpang udara di Kaltim.

"Pasar penumpang di Kaltim biasanya 11 ribu jiwa per hari. Sekarang terbagi di Balikpapan sebesar 7 ribu dan Samarinda sebesar 4 ribu jiwa," ungkap Farid.

Kepala Unit Pengelola Bandar Udara APT Pranoto Samarinda, Dodi Dharma Cahyadi menyatakan, pertumbuhan penerbangannya cukup menjanjikan sebesar 30 persen per bulan. Bandara ini normalnya melayani 4 ribu penumpang berbagai rute tujuan.

"Khususnya di arus mudik ini ada penambahan enam extra flight dengan kemampuan 6 ribu jiwa per hari," tuturnya.

Sementara itu, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) punya masalah sama dihadapi Bandara Sepinggan. Mereka hanya mampu menjaring 7 ribu penumpang dibanding sebelumnya 10 ribu penumpang.

"Arus mudik ini jumlah penumpang di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin mengalami penurunan," kata General Manager Bandara Syamsudin Noor, Endah Preastuty.

Endah mengatakan, penurunan penumpang ini sudah terasa jelang lebaran ini. Beberapa perusahaan maskapai bahkan terpaksa mengurangi jumlah penerbangannya di bandara tersebut.

 

3 dari 3 halaman

Transportasi Laut

Imbas dari harga tiket pesawat yang mahal, pemudik akhirnya mengalihkan pilihannya menggunakan transportasi laut.

Endah berharap terjadi penurunan harga tiket penerbangan sebelum lebaran nanti. Normalisasi harga tiket mungkin mampu mendongkrak pertumbuhan penumpang pesawat Bandara Syamsudin Noor.

PT Pertamina MOR VI Balikpapan turut memantau konsumsi avtur sebagai bahan bakar pesawat di Kalimantan. Konsumsi avtur Kalimantan turun 13.320 KL per bulan dibandingkan normalnya 16.560 KL per bulan.

"Konsumsi avtur selama bulan Ramadan ini turun 19,6 persen di seluruh bandara di Kalimantan," ujar General Manager Pertamina MOR VI, Boy Frans J Lapian.

Bandara Syamsudin Noor, sambung Boy mengalami penurunan tertinggi 40 persen dibandingkan bandara lainnya. Sedangkan penurunan konsumsi avtur di Bandara Balikpapan dan Samarinda relatif kecil sebesar 13,6 persen.

"Seluruh bandara konsumsinya turun sesuai data kami," ungkapnya seraya menambahkan konsumsi avtur Kaltim jadi 8.400 KL dari normalnya 9.720 KL.

Meskipun demikian, Pertamina tetap menjaga ketahanan stok avtur di seluruh Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU). Menurut Boy, sudah menjadi kewajibannya menjaga ketersediaan pasokan avtur  selama mudik lebaran. 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.