Sukses

Melihat Perayaan Hari Buruh di Garut yang Nyaris Tanpa Aksi Demo

Saya kebetulan tidak senang demo, jadi mendingan yang positif saja merayakan hari buruh.

Liputan6.com, Garut - Dengan muka ceria, Yanti, salah satu buruh perusahaan di Garut, Jawa Barat, memilih cara sehat untuk memeriahkan hari Buruh yang jatuh hari ini. Ia bersama rekan-rekannya senam bersama buruh lainnya.

"Ngapain demo-demo, lagian sudah ada bagiannya masing-masing," ujar dia, selepas senam sehat May Day di Lapangan Merdeka, Kerkhof Garut, Rabu (1/5/2019).

Menurutnya, kegiatan olahraga seperti senam, bazar, pembuatan SIM, dan akta lahir dengan pelayanan super singkat yang digelar hari ini dinilai lebih efektif dalam merayakan kegiatan hari buruh.

"Saya kebetulan tidak senang demo, jadi mendingan yang positif saja, lagian kita hanya buruh mau ngapain lagi," ujar dia sedikit pasrah.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Garut, Tedi mengatakan, kurun waktu tiga tahun terakhir, perayaan May Day di Garut nyaris tanpa ada aksi demo.

Komunukasi yang dilakukan serikat pekerja di Garut menjadi salah satu perekat damainya perayaan Hari Buruh di Garut. "Jadi di Garut sudah tidak ada pengerahan massa lagi, apalagi ke Jakarta," ujar dia.

Tedi menyatakan, semakin dewasa pola berfikir yang disampaikan buruh, menyebabkan perayaan buruh di Garut relatif aman dalam tiga tahun terakhir. "Mereka lebih memilih silaturahmi dengan perusahaan," ujarnya.

Namun meskipun demikian, lembaganya tetap mengingatkan seluruh perusahaan agar mengikuti peraturan ketenagakerjaan yang berlaku, seperti penerapan pengupahan UMR dan lainnya. "Tingkat kesadaran (UMR) perusahaan setiap tahun terus meningkat," kata dia.

Lembaganya mencatat, saat ini perusahaan menengah besar di Garut berjumlah sekitar 150, sementara perusahaan skala menengah kecil berjumlah 700. "Saat ini dari 700 perusahaan sudah 50-60 persen mengikuti UMR," ujarnya.

Saat disinggung mengenai minimnya upah pegawai honorer di lingkungan pemda Garut, Tedi menyatakan jika hal itu terbentur minimnya pengganggaran APBD Pemda Garut. "Karena pegawainya tidak terlalu banyak, sehingga anggaran APBD untuk bayar itu belum cukup," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tidak Ada Pengerahan Massa

Pelaksanaan May Day di Garut relatif lebih lancar. Dipimpin langsung Wakil Bupati Helmi Budiman, mereka sengaja menggelar senam di Lapangan SOR Merdeka Kerkof . Ada sekitar 42 ribu-an buruh yang ikut dalam acara tersebut.

Mereka merupakan perwakilan dari ratusan perusahaan yang ada di Garut. Menurutnya, perayaan May Day dengan kegiatan positif, dinilai lebih efektif dalam menyuarakan aspirasi, yang akan disampaikan kaum buruh.

"Kita bisa sekaligus silaturahmi," ujar dia.

Meskipun demikian, ribuan buruh tetap menyuarakan aspirasinya. Mereka berharap pemerintah menghapus sistem kerja tenaga kontrak, hingga penurunan harga sembako.

Saat ini Upah minimun kabupaten (UMK) berkisar di angka Rp1,8 juta dan mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp1,6 jutaan.

"Dari data, sudah ada 30 persen yang sudah memberlekukan UMK, ada juga beberpa perusahan baru yang masih melakukan percobaan karena relatif masih baru," papar dia.

Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna menyatakan, secara umum pelaksanaan hari buruh di Garut berlangsung aman. Meskipun ada beberapa titik kemacetan karena berkumpulnya massa buruh, namun tidak berlangsung lama.

Ia mengapreasi seluruh serikat buruh di Garut yang memilih untuk menggelar kegiatan yang positif seperti senam, bazar, perpanjangan SIM dan pembuatan Akta kelahira, daripada turun ke jalan untuk berdemo.

"Saya pastikan tidak ada pengerahan massa buat aksi demo," ujarnya bangga.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.