Sukses

Cara Kekinian Raup Penghasilan Tambahan Sambil Antar Anak ke Sekolah

Jam berangkat kerja dan sekolah membuat jalan macet karena banyak orang memakai kendaraan pribadi masing-masing.

Liputan6.com, Yogyakarta - Sambil menyelam minum air tampaknya pas disematkan untuk aplikasi digital yang satu ini. Pick Me, merupakan aplikasi antar jemput anak sekolah yang bisa dimanfaatkan oleh ibu-ibu yang mengantar dan menjemput anaknya untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

"Pick Me dibuat untuk menjawab problem pemerintah dalam mengatasi kemacetan di kota besar," ujar Simon Suryanto, founder Pick Me, di sela-sela peluncurannya di Yogyakarta baru-baru ini.

Menurut Simon, jam berangkat kerja dan sekolah membuat jalan macet karena banyak orang memakai kendaraan pribadi masing-masing. Aplikasi ini untuk merespons aktivitas ibu-ibu yang mengantarkan anaknya berangkat sekolah dan menjemput ketika pulang sekolah dengan menggunakan mobil.

Ia mempertimbangkan mobil yang masih banyak memiliki kursi kosong bisa dimanfaatkan untuk mengantar dan menjemput anak lain yang perjalanan ke sekolah dan rumahnya searah.

"Jadi, aktivitas ibu tetap jalan dan bisa dapat uang jajan tambahan," kata Simon.

Pengemudi Pick Me yang diperuntukkan bagi anak sekolah juga melewati rangkaian tahap verifikasi seusai aturan yang diterapkan. Menurut Simon, hal ini dilakukan untuk menjamin keamanan penumpang.

Untuk Pick Me antar jemput anak sekolah, seluruh pengemudi harus wanita dan orang lokal kota tersebut atau setidaknya memiliki keluarga di daerah itu yang bisa menjamin. Sebelum menjalankan tugasnya, pengemudi juga harus bertemu lebih dulu dengan calon kliennya , yakni orangtua dan anak, di rumah.

"Kalau orangtua cocok dengan penawaran aplikasi ini maka bisa langsung bekerja dan pengemudi tidak berganti-ganti," ucapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bisa Antar Jemput Karyawan

Selain Pick Me antar jemput anak sekolah atau Pick Me School, ada pula layanan untuk antar jemput karyawan atau rombongan secara rutin. Namanya Pick Me Pro.

Sistem yang diberlakukan nyaris sama, yakni orang yang berangkat kantor sendirian bisa memanfaatkan kendaraannya yang masih kosong untuk menjemput pekerja lain yang rutenya searah dengannya. Tidak hanya itu, peluang ini juga bisa dimanfaatkan oleh ojek online.

Mereka dapat mengambil jadwal penumpang yang tetap dan pasti setiap hari.

"Lumayan untuk cicilan mobil aman dulu setiap bulannya, setelah itu dia dapat menjalankan applikasi ojek onlinenya setelah mengantar atau menjemput penumpang bulanan," ujar Simon.

Ia mengungkapkan Pick Me juga menerapkan aturan dari pemerintah, seperti jam kerja ojek online tidak lebih dari 10 jam per hari. Sebab, akumulasi waktu kerja per hari Pick Me hanya dua jam, yakni saat jam antar dan jemput.

Selain itu Pick Me juga meminimalkan penggunaan GPS saat berkendara. Pengemudi hanya perlu melihat GPS pada hari pertama penjemputan, setelah itu otomatis hafal dengan rute penumpang.

3 dari 3 halaman

Harga Ekonomis

Pick Me sudah ada di lima kota, yakni  Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta. Terdapat 500 pengemudi yang sudah siap beroperasi dengan aplikasi ini. Simon menargetkan Pick Me beroperasi di 27 ibukota provinsi di Indonesia pada tahun ini.

Aplikasi Pickme adalah aplikasi bulanan dengan satu kali order. Harga tetap dan tidak berubah-ubah, serta pembayaran dilakukan di awal sesuai dengan jenis antar jemput yang dipilih.

Ada tiga kategori kendaraan, yakni VIP, regular, dan ekonomis yang bisa dipilih sesuai dengan kenyamanan dan kondisi finansial. Semua penumpang Pick Me juga mendapat asuransi perjalanan.

Kategori kendaraan juga mempengaruhi tarif yang dikenakan kepada penumpang. Kendaraan VIP memiliki kriteria tahun pembuatan kendaraan kurang dari lima tahun dan kendaraan 2.000 cc. Tarif yang dikenakan Rp 4.000 per kilometer untuk sekali jalan.

Kendaraan regular adalah mobil 1.000 cc yang diproduksi tidak lebih dari tujuh tahun dengan tarif Rp 3.500 per kilometer. Sedangkan kendaraan ekonomis dipatok Rp 3.000 per kilometer dengan standar pembuatan mobil tidak lebih dari 10 tahun dan 1.500 cc.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.