Sukses

Gunung Sampah dan Ketiadaan Layanan Kebersihan di Muara Tami

Tak ada layanan kebersihan di Distrik Muara Tami, Jayapura karena pemerintah tak punya anggaran. Negara benar-benar tak hadir dalam urusan mengelola sampah.

Liputan6.com, Jakarta Kisah Tete Donny yang bergelut dengan sampah, lebih dari sepertiga hidupnya, hanya semacam puncak gunung es persampahan saja. Ternyata permasalahan lebih pelik, yakni ketiadaan layanan pengelolaan sampah. Negara tak hadir dalam hal ini.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jayapura, Simon Petrus Koirewoa mengaku kewalahan mengatasi volume sampah di Kota Jayapura. Bahkan tahun 2018 DLH tak memberikan pelayanan di Distik Muara Tami karena keterbatasan sarana dan prasarana.

Untuk pengurangan sampah di tahun 2019, pihaknya akan mengoperasikan peralatan untuk pengolaan sampah seperti mesin kompos dengan kapasitas besar dan mesin penghancur plastik dengan sistem pembakaran suhu panas.

"Itu semua sudah kami ada di tahun 2018, tapi biaya operasionalnya baru kami angggarkan tahun ini. Dengan begitu kami harap tahun ini akan ada pengurangan sampah," ujarnya.

Saat ini, TPA yang dimiliki DLH Kota Jayapura ada di dua tempat, yakni di Nafri, Distrik Abepura seluas 15 hektar yang sudah dimiliki pemerintah daerah sejak tahun 1996 dengan sistem operasional Open Dumping.

Kemudian TPA Koya Koso seluas 20 hektar, bantuan dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Papua yang menggunakan sistem Controlled Landfill. Lokasinya berjarak 20 kilometer dari TPA Nafri.

Sementara itu, Kepala Seksi Penanganan, Pengurangan Sampah dan Limbah B3 DLH Kota Jayapura, Frengki Numberi menyebutkan upaya lain yang dilakukan Pemkot Kota Jayapura untuk mengurangi debit sampah, yakni dengan memberdayakan masyarakat menabung sampah di Bank Sampah Jayapura (BSJ) yang sudah resmi dibentuk 24 Maret 2016 lalu.

BJS sendiri memiliki 14 jenis sampah yang memiliki nilai tukar rupiah. Harganya bervariasi, mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 6.000 per kilogramnya. Data itu dapat dilihat pada akun instagram BSJ dengan nama akun: banksampahjayapura.

Tahun 2019 BSJ menargetkan 60 ton sampah untuk dikelola dengan cara menambah nasabah dan menambah jenis sampah baru. Dengan begitu diharapkan semakin banyak sampah yang dapat dikelola BSJ dan dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

Simak video pilihan berikut di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.