Sukses

Banjir Bikin Warga Dusun Bulusari Kebumen bak Hidup di Pulau Terpencil

Banjir yang menggenangi puluhan desa di Kebumen tercatat yang terparah dalam lima tahun terakhir.

Liputan6.com, Kebumen - Banjir masih menggenangi sejumlah kecamatan di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (17/1/2019). Bahkan Kecamatan Puring, Dusun Bulusan, Desa Madurejo, yang terendam banjir bak pulau di tengah danau.

Padahal dusun ini merupakan permukiman padat penduduk. Banjir telah mengisolasi dan memutus akses jalan dusun.

Kondisi ini sebenarnya sudah beberapa kali terjadi. Saat kondisi normal, dusun itu tersambung dengan dusun lain di sekitarnya. Tetapi, saat banjir menggenang, dusun ini seolah menjadi pulau.

"Genangan bisa lebih dari satu meter di dusun Bulusari,” ucap Sekretaris Desa Madusari, Sudirman, Kamis (17/1/2019).

Lebih unik lagi, sebagian warga memilih bertahan di dusun yang terendam banjir ini. Barangkali, lebih tepatnya, mereka telat mengungsi sehingga tak lagi bisa mengakses daratan dusun di sekitarnya.

Pasalnya, jalan benar-benar telah terendam banjir. Tak ada satu pun jalur alternatif, lantaran dusun ini memang dikelilingi sawah. Di sawah, rendaman justru bisa mencapai dua meter.

"Ada 40 keluarga di Bulusari," katanya.

Genangan itu tentu menyulitkan warga. Pun, dengan relawan yang hendak mengirimkan bantuan. Sebabnya, hanya perahu yang bisa mengakses dusun ini.

Pada Rabu sore, warga sempat dipinjami perahu dari desa tetangga, Desa Sugihwaras Kecamatan Adimulyo. Dengan perahu itu, beberapa warga dievakuasi.

Sayangnya, belakangan Desa Sugihwaras juga terendam air. Perahu pun kembali ke pemiliknya.

Warga Madurejo memang sudah langganan banjir. Namun banjir kali ini tercatat sangat parah. Bahkan menjadi yang terparah dalam lima tahun terakhir.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Nasib Puluhan Desa

Lima dukuh, meliputi Bulusari, Dadu, Segaramadu, Seroja dan Kepodang tergenang banjir dengan total warga terdampak sekitar 540 Kepala Keluarga (KK).

Banjir kali ini dipicu curah hujan tinggi yang menyebabkan sungai Banda meluap dan tanggul jebol hingga membanjiri pemukiman di beberapa desa sekitar. Di Kecamatan Puring, banjir masih menggenangi sebagian wilayah di tiga desa, yakni Desa Madurejo, Sidobunder, dan Sidodadi.

"Tahun 2013 pernah banjir besar juga," Sudirman mengungkapkan.

Selain Kecamatan Puring, banjir juga menggenangi desa-desa di kecamatan tetangga, Kecamatan Adimulyo, meliputi Desa Sugihwaras, Joho dan Tepakyang. Banjir di desa-desa dua kecamatan itu dipicu luapan sungai sama, sungai Banda yang beberapa titik tanggulnya dilaporkan jebol.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Kebumen, Eko Widianto mengatakan mulai Rabu malam, BPBD mendirikan dapur umum dan posko kesehatan di sejumlah wilayah yang terdampak banjir dan menyebabkan warganya mengungsi. Itu termasuk kecamatan Puring.

Di luar Puring, sejumlah wilayah lainnya juga masih terendam, misalnya, Kecamatan Aliyan, Desa Rangkah Buayan, Purwodadi Kecamatan Kuwarasan, dan Sugihwaras Kecamatan Adimulyo.

Selain penanganan paska-bencana, BPBD Cilacap hari ini juga tengah mempersiapkan peralatan serta relawan untuk dikerahkan untuk memperbaiki sejumlah tanggul sungai yang jebol.

"Hari ini kita masih membantu yang kemarin kesulitan untuk memasak, kita mendirikan dapur umum masih jalan. Serta mempersiapkan penanganan tanggul sungai yang jebol," dia menerangkan.

Akan tetapi, nampaknya perbaikan tanggul tak dilakukan hari ini, melainkan mulai besok. Sebab, debit air masih tinggi, baik di permukiman maupun pada sungainya. Karenanya, BPBD masih fokus untuk penanganan korban bencana alam.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.