Sukses

Serunya Festival Ikan Biak

Liputan6.com, Biak Numfor - Festival Ikan Biak digelar di Pantai Samber, Kampung Binyeri, Distrik Yendidori, Kabupaten Biak Numfor. Kegiatan yang baru pertama kali dilakukan ini, dimulai pada 19-20 November 2018. Pantai Samber dipilih untuk menjadi tuan rumah festival ini karena merupakan kampung mina wisata.

Festival Ikan Biak digagas oleh Bank Indonesia (BI) perwakilan Papua yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Biak Numfor.

Pelaksana tugas Bupati Kabupaten Biak Numfor, Herry Naap menuturkan Festival Ikan Biak akan dimasukkan dalam program rutin tahunan yang akan dimulai pada 2019 dan dianggarkan oleh pemkab setempat.

"Ini dukungan awal dari BI Perwakilan Papua. Untuk mewujudkan kerjasama yang baik, kami juga membutuhkan dukungan DPRD, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan masyarakat," kata Herry.

Festival Ikan Biak diyakini mampu mengurangi pemakaian bom ikan atau dalam bahasa daerah setempat biasa disebut dopis. Polisi diminta menangkap oknum yang masih menggunakan dopis dalam mencari ikan.

"Pak Kapolres, tangkap saja orang-orang yang masih pakai dopis. Jika terus dilepaskan, usai menggunakan dopis, tak ada pembelajaran," kata Herry di sela-sela pembukaan Festival Ikan Biak.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Didongkrak Bank Indonesia

Sementara itu para nelayan di Kabupaten Biak Numfor menyambut dengan antusias penyelenggaraan Festival ini. Salah satu nelayan, Benyamin Msen mengaku Festival Ikan Biak dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan.

"BI itu langsung memberi bantuan perahu bagi 4 kelompok nelayan. Tak butuh waktu lama,"kata Benyamin.

Memang BI Perwakilan Papua memberikan 4 perahu motor tempel bagi 4 kelompok di Kampung Binyeri. Satu kelompok berisikan 10 orang. Dengan perahu itu hasil tangkapan ikan jadi meningkat. "Jika ikan masih tersisa dari hasil jualan, kami bisa menyimpan di lemari pendingan yang sudah ada," kata Benyamin.

Jika hasil tangkapan ikan melimpah, para nelayan bisa mengantongi uang Rp 2 juta per harinya. Tapi, jika sedang tak musim ikan, penghasilannya berkisar Rp 300-500 ribu.

"Kelompok nelayan di Kampung Binyeri akan menjadi nelayan binaan percontohan BI bagi kampung lainnya. Ini juga menjadi penyemangat bagi kami," kata Benyamin.

Salah satu alasan BI melaksanakan Festival Ikan Biak adalah 70-80 persen ikan Papua dihasilkan dari Biak.  BI yakin Festival Ikan Biak akan memicu pertumbuhan ekonomi berkelanjutan pada bidang lainnya.

"Potensi ikan di Biak sangat tinggi dan dapat dibarengi dengan potensi pariwisatanya. Hanya saja pengolahannya belum maksimal," kata Kepala BI Perwakilan Papua, Joko Supratikto ditempat yang sama.

Simak video pilihan berikut:

 

3 dari 3 halaman

Produksi Tinggi Kontribusi Rendah, Solusinya?

Sayangnya, potensi perikanan ikan yang tinggi di Papua, hanya dapat menyumbang pendapatan daerah sekitar 2 persen. Sedangkan, sumbangan dari pariwisata hanya mencapai 0,73 persen.

BI Perwakilan Papua akan mendukung Kampung Binyeri sebagai kampung mina wisata untuk dapat lebih berkembang, termasuk jika Kampung Binyeri membutuhkan bantuan perbankan, BI akan menghubungkannya.

BI akan mencoba mendampingi non barang dan non teknis dalam mengolah bahan panganan dari ikan, cara mengangkap ikan yang baik, termasuk dalam hal manajemen pembukuan.

"Kami juga merencanakan badan usaha milik desa (bumdes) dalam mengolah potensi desa, hingga bumdes dapat membawa kesejahteraan masyarakat setempat,” kata Joko.

Joko menambahkan dalam Festival Ikan Biak disediakan 1 ton ikan yang disantap bersama dengan masyarakat. Dalam kegiatan ini juga ada edukasi tentang terumbu karang yang dibawakan oleh Nadine Chanrawinata, lomba Yospan, lomba panganan olahan dari ikan, lomba perahu hias, hingga terdapat pameran dari instansi terkait.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.