Sukses

Tragis, Balita 18 Bulan Tewas di Comberan Saat Ibu Jemur Pakaian

Bocah 18 bulan di Desa Banjarejo, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen, itu jatuh tertelungkup di comberan sedalam 30 sentimeter

Liputan6.com, Kebumen - Umur adalah rahasia Illahi. Tak ada seorang pun yang tahu kapan ia akan mati. Ada yang berusia panjang, ada pula yang dipanggil Tuhan ketika masih bayi atau balita.

Meski begitu, kisah ini barangkali bisa menjadi pengingat agar orang tua selalu memperhatikan sang buah hati. Anak kecil, apalagi yang masih berumur di bawah tiga tahun adalah masa-masa yang sangat membutuhkan perhatian dan pengawasan ketat.

Bisa saja, hal sepele bisa mencelakai dan bahkan menyebabkan balita tewas. Peristiwa memilukan ini terjadi di Desa Banjarejo, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen.

Sabtu siang sekitar pukul 13.30 WIB, Muhamad Hamzalah Aljawi, balita berusia 18 bulan, mengalami kecelakaan di belakang rumahnya. Bagi orang dewasa, tak ada satu pun hal berbahaya yang didapati di belakang rumah itu.

Hanya saja, layaknya di pedesaan, warga membuat comberan atau kubang pembuangan limbah rumah tangga di belakang rumah. Biasanya, airnya pun tak dalam. Apalagi, dalam kondisi kemarau panjang seperti ini.

Hamzalah asyik bermain di sekitar comberan berukuran 3x2,5 meter. Adapun sang ibu, Siti Khoesirah, menjemur pakaian di depan rumah. Tak ada yang menyangka, comberan bisa menyebabkan balita tewas.

Kemungkinan kuat bocah nahas ini terpeleset ke comberan sedalam 30 sentimeter itu. Malang tak dapat dicegah, Hamzalah jatuh dalam posisi menelungkup.

“Kebetulan kubangan itu tanpa pagar," ucap Kepala Sub-Bagian Humas Polres Kebumen, AKP Suparno, menjelaskan kronologi tewasnya balita di desa ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Korban Jatuh ke Comberan dalam Posisi Menelungkup

Saat asyik sibuk menjemur pakaian, Siti mendengar jeritan anaknya. Siti pun bergegas lari ke asal suara, yang diketahuinya dari belakang rumah.

Ia terhenyak kaget, anaknya terperangkap comberan dalam posisi tengkurap. Hamzalah tak bisa membebaskan diri saat kepalanya terbenam ke dalam lumpur.

Siti pun langsung mengangat anaknya dari dalam lumpur. Berpacu dengan waktu, Hamzalah dilarikan ke rumah seorang petugas kesehatan, Marno, di desa tetangga, Desa Sitiadi.

“Tapi nasib berkehendak lain. Nyawa Muhamad Hamzalah Aljawi tidak dapat tertolong,” ucapnya, 21 Oktober 2018.

Hasil olah TKP dan pemeriksaan tubuh korban oleh Kepolisian Sektor Puring dan tim kesehatan Puskesmas Puring yang langsung dipimpin Kapolsek Puring AKP Mustanto, menujukkan tak ada tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban.

“Bisa dipastikan, korban meninggal karena tercebur ke pembuangan limbah,” Suparno menegaskan.

Atas kejadian itu, mewakili Kapolres Kebumen, AKBP Arief Bahtiar, Suparno mengimbau agar masyarakat Kebumen lebih ketat mengawasi anaknya ketika bermain. Sebabbya, bisa saja hal sepele membahayakan nyawa sang buah hati.

"Jangan sampai terulang. Kami menghimbau kepada masyarakat yang mempunyai anak Balita agar benar benar dilakukan pengawasan saat bermain. Sehingga kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.