Sukses

Cerita Menegangkan Tim Airsoft Gun di Lokasi Gempa Palu

Tim Red Zone airsoft gun mengikuti ajang Pesona Palu Nomoni. Usai gempa, mereka dievakuasi.

Liputan6.com, Palu - Perayaan hari jadi ke-420 Kota Palu akan terus membekas bagi rombongan tim atlet airsoft gun Red Zone. Pasalnya, mereka nyaris menjadi korban gempa bumi magnitudo 7,4 disusul gelombang dahsyat tsunami setinggi 3 meter.

"Kami hadir di Palu untuk bertanding dalam even Pesona Palu Nomoni," kata atlet airsoft gun Kaltim, Heriansyah, Kamis, 4 Oktober 2018.

Ajang Pesona Palu Nomoni yang merupakan rangkaian perayaan hari jadi Palu ini dimulai dengan proses adat Moponga Sambulu dan kesenian musik tradisional Pakarosada. Perayaan HUT Kota Palu rencananya dilaksanakan meriah pada 28 hingga 30 September 2018.

Pemkot Palu mengundang sebanyak 30 orang tim Red Zone airsoft gun mengikuti even Pesona Palu Nomoni. Mereka ini merupakan gabungan pecinta olahraga airsoft gun asal Kaltim, Jakarta, dan Magelang (Jawa Tengah).

Bertepatan terjadinya gempa, Heriansyah sedang mengikuti proses gladi bersih yang dilaksanakan di Pantai Talise Palu. Sesaat kemudian Palu digoyang gempa berkesinambungan yang frekuensi getarannya kian meningkat.

Sadar bahaya lindu ini, Heriansyah memanggil keluar sesama rekan atlet keluar bangunan gedung hotel. Kebetulan pula, posisi hotel letaknya berdekatan dengan Pantai Talise.

"Saya panggil kawan-kawan yang masih dalam ruangan untuk keluar. Enggak lama, terjadi guncangan kedua yang lebih keras lagi," paparnya.

Heriansyah mengaku, gempa ini menjadi pengalaman pertamanya mengalami goncangan luar biasa. Secara geografis, selama ini memang tidak ada sejarahnya gempa bumi melanda di Kaltim.

Pulau Kalimantan berada di luar pertemuan empat lempeng utama dunia, yakni Benua Asia, Australia, Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik.

Meski begitu, Heriansyah mengetahui bahaya gempa yang biasanya disusul dengan gelombang air laut pasang, tsunami. Apalagi, gempa dan tsunami sempat menerjang Aceh Nanggroe Darussalam yang berujung korban ratusan ribu jiwa, 14 tahun silam.

Sehubungan itu, Heriansyah memaksa rekannya segera mencari perlindungan ke daerah perbukitan di Palu. Ia khawatir peristiwa bencana di Aceh akan terulang kembali di Palu.

"Ternyata benar, air laut secara tiba-tiba surut dan kembali menjadi tsunami yang menyapu daratan," paparnya.

Seluruh tim airsoft gun Red Zone selamat bencana gempa dan tsunami. Namun, ternyata persoalan belum berhenti sampai di situ. Kota Palu mencekam usai air laut surut ke pantai. Seluruh layanan komunikasi, listrik, dan air bersih lumpuh total.

Selama lima hari di Palu, Heriansyah bersama rekannya bertahan hidup seadanya memanfaatkan sumber daya yang ada. Mereka terputus komunikasi dengan pengurus KONI Kaltim yang menaungi cabang olahraga airsoft gun.

"Padahal kami tidak kenal siapa pun di Palu," keluhnya.

Akhirnya, saat jalur komunikasi pulih, Heriansyah meminta KONI Kaltim mengupayakan pemulangan tim airsoft gun ini. Saat itu, kondisi kaos, di mana Bandara Mutiara Sis Al Jufri dikuasai ribuan pengungsi yang hendak eksodus dari Palu.

"Kami akan kesulitan berebut dengan pengungsi lain untuk pergi dari Palu," paparnya.

Untungnya pula, lobi KONI Kaltim ke aparat TNI AU berbuah hasil. Aparat di lapangan berjanji memprioritaskan atlet airsoft gun segera keluar dari Palu.

Meski begitu, bukan perkara mudah menembus kepungan massa di bandara yang menuntut diterbangkan keluar Palu. Tim airsoft gun diminta menyusup masuk pesawat Hercules tanpa mencurigakan.

"Kami diminta memecah menjadi kelompok kecil kecil. Satu kelompok terdiri tiga orang yang bertahap memasuki pesawat. Ini agar tidak mencurigakan massa yang lain," ungkap Heriansyah.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sandi Khusus

Saat menemui adangan aparat TNI, Heriansyah mengaku dipesani agar tidak lupa menyebutkan sandi khusus. Kata sandinya sederhana, airsoft.

"Saat ditanya aparat, kami harus bilang airsoft. Aparat akhirnya membiarkan kami masuk badan pesawat. Kami seharian di dalam badan pesawat hingga lepas landas," paparnya.

Rombongan airsoft gun Red Zone pertama tiba di Bandara Sepinggan Balikpapan, Selasa, 2 Oktober 2018. Pesawat hercules menjejakan roda di Base Ops Pangkalan TNI AU Balikpapan.

Pangkalan ini akhirnya menjadi penyangga utama Posko Bantuan Bencana Palu, Sigi dan Donggala Sulawesi Tengah. Kota Balikpapan menjadi pintu masuk seluruh bantuan baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

"Penyangga utama posko bantuan bencana di Sulteng," kata Komandan Pangkalan TNI AU Balikpapan, Kolonel Penerbang, Muhammad Mujib.

Pangkalan TNI AU Balikpapan mengoordinasi bantuan yang masuk berupa bahan makanan, pakaian serta perlengkapan lainnya. Tercatat gelombang bantuan bencana terus berdatangan dari terutama dari perusahaan BUMN yang beroperasi di wilayah Kaltim.

Sejumlah pesawat asing sudah berdatangan di Bandara Sepinggan Balikpapan. Tampak dua pesawat angkut Hercules bendera Singapura dan satu lagi dari Italia.

Mereka menurunkan muatan di Hanggar C Bandara Sepinggan. Personel TNI AU terus bersiaga selama proses bongkar muatan bantuan pengungsi ini.

Selain soal bantuan bencana, posko bencana Balikpapan pun mengurusi ratusan pengungsi yang terus berdatangan dari Palu. Sebagian pengungsi melanjutkan penerbangan ke sejumlah daerah tujuan asal.

Ratusan pengungsi Sulteng bergantian tiba di Balikpapan. Setengah di antara pengungsi di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.