Sukses

Kisah Pilu dari Dusun yang Hilang Akibat Guncangan Gempa Lombok

Dari 132 rumah yang ada di dusun itu, 126 di antaranya ambruk. Warga korban gempa Lombok kini terpaksa bertahan hidup di kandang merpati.

Liputan6.com, Lombok - Dusun Apit Aiq, Kecamatan Batu Layar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, pascagempa tektonik 6,9 Skala Richter pada Minggu, 19 Agustus 2018, saat ini menjadi dusun yang hilang karena sebanyak 126 dari 132 rumah yang ada ambruk.

Dilansir Antara, dusun yang berada di dekat kawasan objek pariwisata Pantai Senggigi itu, saat ini menyisakan hanya tinggal enam rumah saja. Sisanya, warga terpaksa tinggal di tenda ala kadarnya di sela-sela bangunan yang sudah roboh.

Perjalanan mencapai dusun yang berada di lereng perbukitan Bukit Layar itu terbilang ekstrem. Jika menggunakan motor, pengendara harus menjalankan kendaraannya ekstra hati-hati bila tidak mau terperosok ke dalam jurang ratusan meter yang berada di pinggir jalan setapak itu.

Motor harus mengikuti kontur dengan naik turun dan kelokan yang cukup tajam sesekali membelah hutan bambu. Paling tidak membutuhkan waktu selama setengah jam untuk mencapai dusun itu, dari Jalan Raya Senggigi.

Beruntung jika tiba di sana saat musim kemarau. Namun bila sudah datang musim penghujan, siap-siap roda motor selip mengingat jalan menjadi licin.

Dilansir Antara, Jumat, 24 Agustus 2018, rumah tembok milik warga tampak berserakan saat kendaraan menjelang mencapai dusun tersebut. Lokasi setiap rumah itu, tidak bergerombol melainkan berjauhan atau paling tidak sekitar 10 sampai 20 meter. Warga pun mendirikan rumah memanfaatkan tanah berkontur rata.

Warga yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan buruh bangunan saat ini tinggal di tenda darurat. Tenda yang dimiliki itu memanfaatkan terpal bekas karena sampai sekarang bantuan dari pemerintah tak kunjung tiba.

Warga menyebutkan rumah di dusun itu hancur lebur pasca-gempa Lombok 7 Skala Richter yang terjadi pada Minggu, 5 Agustus 2018, sampai masjid yang selama ini dimanfaatkan warga tidak luput rusak.

"Sekarang ini, tinggal tersisa enam rumah saja dari 132 rumah yang semula ada," kata mantan Kepala Dusun Apit Aiq, Bahrain Arhap Hidayat di lokasi.

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kandang Merpati

Selain itu, terdapat beberapa warga juga yang memanfaatkan kandang merpati yang panjangnya seukuran orang dewasa, dijadikan rumah tempat tinggal sementara. "Burung merpatinya di luar saja, kita bersihkan. Lumayan untuk beristirahat," kata warga Alamin.

Ironisnya, sampai sekarang warga baru mendapatkan bantuan beras saja dari pemerintah, yakni sebanyak tiga kilogram untuk enam kepala keluarga, tanpa lauk pauknya tidak ada.

"Sehingga kami pun memanfaatkan talas. Bagi yang tidak punya talas, makan kelapa muda," katanya.

Dirinya mengaku sudah beberapa kali mencoba mendatangi kantor desa untuk meminta bantuan makanan. Tapi, sampai sekarang tidak ditanggapi.

"Sampai-sampai kami berasumsi bahwa dusun kami ini memang anak tiri, bayangkan saja dusun yang ada di bawah dan rumahnya yang roboh hanya sedikit, tapi mendapatkan makanan yang cukup," katanya.

Warga sudah frustasi dengan ketidakpedulian pemerintah atas nasibnya. "Saat ini kami tinggal di tenda darurat, terpal saja tidak ada. Bapak bisa lihat itu tenda yang ada, bekas penampungan air hujan di kolam," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.