Sukses

Penumpang Sepi, Sopir Taksi Online Cirebon Tetap Berbagi

Aksi sosial para sopir taksi online digelar di tengah sepinya penumpang akibat bertambahnya transportasi online baru di Cirebon.

Liputan6.com, Cirebon - Polemik transportasi online di Indonesia, termasuk Cirebon, masih belum membuat para sopir puas. Mereka masih mengeluhkan mulai dari Permenhub 108 hingga menurunnya skema tarif dan insentif yang didapat para pengemudi.

Ketua Forum Kawan Online (FKO) Cirebon Faizal Helmi mengatakan, banyaknya sopir taksi online di Cirebon baru membuat sesama pengendara seakan saling berebut. Sementara, jumlah pengguna aplikasi di Cirebon terlihat tak bertambah, bahkan cenderung sepi penumpang.

"Ya kecuali pas hari libur atau libur panjang banyak pengunjung dari luar kota jadi kami terbantu tapi sehari-hari ya sepi-sepi saja," sebut dia, Minggu, 3 Juni 2018.

Menurut dia, geliat transportasi online di Cirebon tidak seperti sebelumnya. Bahkan, di tengah perkembangan daerah, geliat transportasi online tidak semulus yang diharapkan.

Dia mengatakan, meski Permenhub 108 belum resmi diketuk palu, dia tetap menyarankan agar anggota FKO ikut salah satu badan usaha resmi yang ada di Cirebon.

"Kalau FKO sendiri komunitas berangkat dari semangat persaudaraan dan karakter yang berbeda," kata dia.

Faizal mengaku, menurunnya insentif atau skema tarif yang ditetapkan aplikator menjadi alasan lain para sopir taksi online di Cirebon banyak mengeluh. Untuk mendapat penghasilan Rp 300 ribu per hari, sopir taksi online harus menempuh hingga 17 perjalanan.

Maka itu, tidak sedikit sopir taksi online yang terpaksa menjual mobil atau bahkan ikut tidak hanya di satu aplikasi layanan taksi online saja.

"Banyak juga sopir yang pindah dari Go Car ke Grab atau sebaliknya karena insenfit lebih besar," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tetap Berbagi

Meski dirundung beragam persoalan, tidak menyurutkan semangat sopir taksi online untuk berbagi. Faizal mengatakan, semangat saling mendukung antar sesama anggota komunitas menjadi kunci utama.

"Kita sepakat untuk tetap berbagi walaupun insentif yang diberikan aplikator semakin kecil," sebut dia.

Dia yakin, keberadaan komunitas membuat para anggota tetap semangat untuk mencari rezeki. Meskipun, mereka hanya berbagai takjil saat berbuka puasa dengan tukang becak dan pengendara lain.

Dia mengaku, sejak adanya transportasi online, sejumlah pekerjaan konvensional lain seperti tukang becak cukup terganggu. "Ini kita kumpulkan uang dan selama Ramadan program sosial terus berjalan sampai nanti pas menjelang Lebaran," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.