Sukses

Pawang Asal Aceh Coba Jinakkan Harimau Sumatera Boni dan Bonita

Petugas tak mau memakai peluru bius untuk ditembakkan kepada sepasang harimau Sumatera yang menerkam karyawati perkebunan sawit.

Liputan6.com, Indragiri Hilir - Sudah 40 hari lebih harimau Sumatera yang menerkam karyawati perkebunan sawit, Jumiati, berkeliaran di Desa Tanjung Simpang, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Perangkap dipasang dengan umpan kambing tak dilirik hewan buas yang diberi nama Bonita ini.

Tak kunjung dimakannya umpan membuat tim dari Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau mendatangkan pawang harimau dari Aceh. Sang pawang bernama Sarwani sudah berada di lokasi memburu harimau yang ternyata ada dua ekor itu.

"Satu kami nama Boni dan lainnya Bonita. Nama terakhir diduga kuat sebagai penyerang Jumiati," ucap Kepala Humas BBKSDA Riau, Dian Indriati, di Pekanbaru, Selasa siang, 13 Februari 2018.

Selain pawang harimau, juga ditambah beberapa perangkap, termasuk yang terbuat dari bahan alami seperti papan. Sejauh ini, sudah enam perangkap dipasang dengan umpan kambing dan kambing hutan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tak Pedulikan Umpan

Hanya saja, dari beberapa rekaman video yang dipasang di depan perangkap, hewan dengan nama Panthera tigris Sumatrae itu hanya lewat tanpa mempedulikan umpan di dalamnya.

"Namun begitu, petugas terus berusaha menangkap sesuai dengan prosedur penanganan konflik antara manusia dengan hewan," sebut Dian.

Meski telah menempuh berbagai cara, petugas yang juga terdapat aparat kepolisian, lembaga konservasi internasional WWF, dan dibantu masyarakat, tidak mau menggunakan peluru bius untuk ditembakkan kepada harimau. Padahal, harimau itu sering berpapasan dengan petugas.

Menurut Kepala Bidang I BBKSDA Riau, Mulyo Hutomo, cara itu tidak akan ditempuh karena bisa membahayakan harimau dan tim di lapangan. Apalagi, bius yang digunakan baru bereaksi setelah 30 menit.

"Setelah ditembak bius, harimau itu akan lari. Nanti bisa sulit melacaknya," kata Hutomo.

Bila pun nanti ditemukan setelah dibius, perlu beberapa penanganan. Ditakutkan harimau itu kembali sadar, sehingga membahayakan petugas yang ingin menangkapnya. "Ada pedomannya yang harus dijalankan supaya tidak membahayakan satwa dilindungi dan manusia," Hutomo menegaskan.

Sebelumnya, Hutomo juga menyebut ada perubahan pelaku pada harimau di lokasi teraebut. Harimau yang awalnya menghindari manusia, sekarang justru mendekati dan masuk perkampungan.

"Harimau ini terus terlihat di sekitar perkebunan. Bahkan, berani berhadapan dengan sekelompok orang," ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

Drama Menegangkan 3 Karyawati Dikejar Harimau

‎Rabu, 3 Januari 2018 menjadi hari nahas bagi Jumiati, karyawati perkebunan sawit. Dia bersama dua rekannya yang sedang mendata pohon sawit yang terserang hama berpapasan dengan harimau Sumatera.

Meski sudah berusaha menghindar, perempuan 30 tahun itu meninggal usai diterkam hewan buas berkulit belang itu. Kabid Humas Polda Riau, Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo, menyebut kejadian itu terjadi di Desa Tanjung, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir.

Lokasi tepatnya di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni Estate PT THIP. "Korban karyawan di perusahaan tersebut. Kejadiannya pukul 10.00 WIB di perkebunan sawit," kata Guntur, Kamis siang, 4 Januari 2018.

Guntur menerangkan, pagi itu korban Jumiati bersama rekannya, Yusmawati dan Fitrianti, mendapat tugas mendata pohon sawit yang terserang hama.‎ Tiga jam mendata, ketiganya kemudian berjumpa dengan harimau di tengah berada di kebun.

Ketakutan, ketiganya berusaha menghindar, tapi mereka terus diikuti binatang buas dimaksud. Setelah berlari sekitar 200 meter, ketiganya agak bernapas lega karena melihat harimau berbelok arah menjauhi korban dan dua rekannya.

"Namun tiba-tiba dari arah depan, harimau tadi muncul lagi dari depan dan mengejar ketiganya," ucap Guntur menyampaikan informasi yang diperoleh dari polsek setempat.

 

4 dari 4 halaman

Panjat Pohon

Korban dan dua rekannya lalu menyelamatkan diri dengan memanjat pohon sawit yang berbeda-beda. Rekan korban, Fitriyanti, yang panik di atas pohon terjatuh dan masuk ke dalam lumpur.

Namun, harimau itu membiarkan Fitriyanti yang jatuh. Ia justru memanjat pohon sawit yang ada korban Jumiati di atasnya.

Harimau itu melompat dan berhasil menggigit kaki korban, sehingga korban terjatuh. Setelah bergumul selama 15 menit, harimau berhasil menerkam bagian belakang leher korban, sehingga korban tak bergerak lagi.

"Penuturan saksi selamat, harimau tadi memangsa bagian paha kanan korban dan meninggalkan lokasi," kata Guntur.

Rekan korban yang terjatuh tadi kembali memanjat pohon karena takut harimau itu balik lagi. Beberapa jam di atas pohon dan memastikan keadaan aman, keduanya turun dan memberitahukan kejadian mengerikan yang baru saja dialami ke karyawan lainnya.

Kepolisian mendapat kabar itu pada siang harinya. Bersama karyawan perusahaan, beberapa personel polisi masuk ke tengah kebun sawit dengan jarak tempuh sekitar 5 jam dan langsung mengevakuasi korban.

"Korban dievakuasi pada malam hari karena jaraknya jauh, dan di lokasi saat itu sudah tidak ada harimau," ucap Guntur.

Jenazah korban dibawa ke rumah duka setelah diperiksa medis. Usai penyerahan jenazah dari Polsek ke pihak perusahaan, jenazah korban diberangkatkan ke Kecamatan Balai, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, untuk dikebumikan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.