Sukses

Pipa Induk PDAM Pecah, Pasokan Air Bersih di Kota Medan Ngadat

Sudah empat hari ini proses perbaikan pipa induk PDAM di Kota Medan berlangsung. Selama perbaikan, warga harus antre untuk air bersih.

Liputan6.com, Medan – Krisis air bersih melanda empat kecamatan di Kota Medan, Sumatera Utara. Krisis air bersih ini terjadi akibat pipa induk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi berdiameter 1.000 mm yang berlokasi di Jalan Stasiun Kereta Api Duren/Jalan Purwo, Gang Anyelir, pecah.

Informasi diperoleh Liputan6.com, pecahnya pipa induk milik PDAM Tirtanadi tersebut sejak Sabtu, 21 Oktober 2017, mengakibatkan warga di empat kecamatan, yaitu Medan Denai, Medan Area, Medan Kota, dan Medan Amplas, mengalami kesusahan.

Seperti warga yang berada di kawasan Jalan AR. Hakim, berbondong-bondong mengambil air di sumur penampungan air bersih yang berada di Kantor PDAM Tirtanadi Cabang Pembantu Medan Denai. Warga di kawasan tersebut silih berganti membawa galon air mineral dan tong untuk mengambil air bersih.

Seorang warga Jalan AR. Hakim, Herman mengatakan, dirinya mengambil air bersih di kantor tersebut dikarenakan sudah empat hari pasokan air bersih di daerah tempat tinggalnya mati. Hal itu memaksanya untuk mengambil air di Kantor PDAM Tirtanadi Cabang Pembantu Medan Denai.

"Sudah empat hari mati air. Gara-gara ini kami susah, mandi nggak bisa, apa-apa pun nggak bisa," kata Herman, Selasa (24/10/2017).

Warga lainnya, Linda berharap Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi, segera memberikan solusi. Pasalnya, kata dia, persoalan air bersih sangat sensitif dan merupakan kebutuhan dasar sehari-hari.

"Jangan nanti sudah selesai, ada lagi masalah," ucap warga Jalan Thamrin tersebut, saat sedang mengantre di penampungan air bersih.

Sementara, pihak PDAM Tirtanadi melalui Kepala Sekretaris, Jumirin mengatakan, pipa induk PDAM berdiameter 1.000 mm yang berlokasi di Jalan Stasiun Kereta Api Duren/Jalan Purwo, Gang Anyelir, sudah diperbaiki.

"Sudah selesai diperbaiki pukul 08.00 WIB tadi. Empat pompa sudah beroperasi," ujarnya.

Ia mengatakan proses pengisian air ke dalam pipa memerlukan waktu agar air bersih bisa tersalur ke rumah warga di empat kecamatan yang mengalami gangguan. Pihaknya juga memohon maaf atas hal ini.

"Mohon maaf kita ucapkan atas kejadian air mati beberapa hari ini. Kemungkinan air akan kembali normal sore nanti. Masyarakat sudah bisa kembali menggunakan air," sebutnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Belum Pulih 100 Persen

Meski demikian, ia mengatakan layanan air bersih kepada para pelanggan dipastikan belum normal 100 persen, mengingat pipa berukuran 1000 mm tersebut harus terlebih dahulu terisi secara penuh sebelum dipompakan ke rumah-rumah pelanggan.

Sebelumnya, Direktur Air Minum PDAM Tirtanadi Delviyandri mengatakan, pihaknya harus bekerja ekstra untuk memperbaiki kerusakan pipa induk berdiameter 1000 mm yang berlokasi di Jalan Stasiun Kereta Api Duren/Jalan Purwo Gang Anyelir.

Perbaikan dilakukan sejak Minggu, 22 Oktober 2017. Letak pipa yang berada di bawah rumah warga menyebabkan petugas tidak leluasa bekerja dan memerlukan waktu perbaikan agak lama.

"Dalam perbaikan, sempat ada dinding rumah warga roboh, tetapi tidak ada petugas yang berada di situ," jelasnya.

Robohnya dinding rumah dan tanah di lokasi galian pipa bocor membuat pekerjaan semakin lama. Petugas harus kembali mengangkat bebatuan dan tanah yang jatuh ke dalam galian. Terkait bangunan di atas pipa, hal itu sudah di luar kewenangan pihaknya karena lahan milik Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).

Kerusakan pipa, lanjutnya, terjadi karena adanya ‘water hummer’ yang membuat pipa dari bahan fiber rusak. Secara teknis, penyebab rusaknya pipa adalah adanya lonjakan air atau tekanan secara tiba-tiba yang disebut juga 'water hummer'.

"Hal ini bisa disebabkan matinya aliran listrik, sehingga aliran air terhenti tiba-tiba dan kemudian hidup kembali menggunakan genset, sehingga air yang berjalan mengakibatkan goncangan. Fiber itu rentan goncangan tiba-tiba, maka terjadi kebocoran," tuturnya.

Untuk mengantisipasi hal serupa, salah satu upaya yang mungkin dilakukan PDAM Tirtanadi adalah relokasi pipa. "Ke depan kemungkinan kita akan ada relokasi sekaligus mengganti bahan pipa. Tentu ini membutuhkan biaya mahal dan harus dipikirkan," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.