Sukses

Ayo ke Sumba, Parade 1001 Kuda Sandelwood Dimulai

Parade 1001 kuda sandelwood Sumba itu juga bakal diiringi dengan festival tenun ikat. Siapa yang siap bertualang ke Sumba?

Liputan6.com, Waingapu - Parade 1001 kuda Sumba dan festival tenun ikat tradisional di Kabupaten Sumba, Nusa Tenggara Timur mulai digelar. Dua event berskala internasional itu dibuka Gubernur NTT Frans Lebu Raya, di Waingapu, Sumba Timur, Senin, 3 Juli 2017.

Upacara pembukaan itu dihadiri unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) NTT serta Bupati, Wakil Bupati dan Forkopimda serta unsur pejabat se-kabupaten Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Barat Daya.

Kepala Dinas Pariwisata NTT, Marius Ardu Jelamu, mengatakan seluruh persiapan menjelang acara pembukaan hingga Minggu malam telah tuntas. "Kegiatan berskala internasional ini diharapkan dapat berjalan lancar dan sukses sehingga wisatawan domestik dan mancanegara dapat tertarik dan menikmatinya," ujar Jelamu kepada Liputan6.com.

Rangkaian kegiatan parade kuda Sumba dan festival tenun ikat itu akan berlangsung hingga 14 Juli 2017 dan berakhir di Kabupaten Sumba Barat Daya. Parade kuda Sumba sendiri akan berlangsung di empat kabupaten.

Parade 1001 kuda sandelwood Sumba itu juga bakal diiringi dengan festival tenun ikat. Siapa yang siap bertualang ke Sumba? (Liputan6.com/Ola Keda)

"Yaitu untuk Kabupaten Sumba Timur di Waingapu berlangsung dari 3 dan 4 Juli, 5 – 6 di Anakalang, 7 – 8 Juli di Waikabubak dan di Tambolaka (SBD) pada 12 -14," tutur Jelamu.

Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Sumba Timur, Umbu M. Meha, mengatakan parade 1001 kuda Sumba terbagi atas Kabupaten Sumba Timur sebanyak 250 ekor kuda, Sumba Tengah 250 ekor, Sumba Barat 250 ekor dan Kabupaten SBD mengikutsertakan 251 ekor kuda.

Dalam acara pembukaan di Waingapu, 250 ekor kuda yang terlibat dalam parade dibagi dalam 10 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri 25 ekor kuda dan dilepas Gubernur Frans Lebu Raya di Waingapu.

Bakal Jadi Event Tahunan

Dalam acara pembukaan itu, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya meminta seluruh jajaran pemerintah kabupaten, terutama yang berada di Flores, Sumba, dan Timor, untuk berupaya menggelar event tahunan berskala nasional dan internasional setiap tahunnya.

"Dengan begitu, dapat mengundang wisatawan untuk berkunjung ke NTT dan sekaligus mendukung pembangunan sektor pariwisata di Provinsi NTT," ujar Lebu Raya.

"Kita harus berupaya untuk menjual Nusa Tenggara Timur dalam konteks sektor pariwisata agar dapat memicu perhatian dunia terhadap berbagai potensi yang kita miliki," imbuhnya.

Menurut Lebu Raya, parade 1001 kuda sandelwood Sumba dan festival tenun ikat, memiliki makna penting. Selain dijadikan sebagai event tahunan, juga mendorong masyarakat Sumba untuk memelihara dan menjaga populasi ternak kuda agar tidak sampai punah.

Sedangkan untuk tenun ikat, tutur Gubernur, mesti terus dilestarikan karena menjadi nilai ekonomis yang dapat mendukung perekonomian masyarakat dan keluarga. Selama ini, tenun ikat masih dipandang warga hanya dari sisi sosial budaya semata.

"Misalnya, produk tenun ikat ditingkatkan nilainya menjadi produk turunan yang bernilai ekononi, seperti dompet yang dibuat dari tenun, tempat tisu dari tenun, tas tenun dan lainnya," katanya.

Bupati Sumba Timur, Gideon Mbilijora, mengatakan, ternak dan kain tenun merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sosial budaya dan merupakan harga diri masyarakat Sumba.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.