Sukses

Warga Berebut Air Bekas Cucian Piring Kuno Sambut Maulid Nabi

Ada warga yang hendak memanfaatkan air bekas cucian piring Sunan Gunung Jati itu untuk disiramkan ke sawah.

Liputan6.com, Cirebon - Jelang Maulid Nabi Muhammad SAW, Keraton Kasepuhan Cirebon menggelar sejumlah tradisi yang merupakan warisan leluhur. Salah satunya adalah tradisi Siraman Panjang yang merupakan ritual memandikan benda pusaka sebelum puncak Maulid Nabi.

Air bekas cucian benda pusaka itu kemudian diperebutkan ribuan warga. Tidak hanya warga Cirebon saja yang ikut berebut air tersebut, warga luar Cirebon juga sengaja datang untuk memeriahkan acara tersebut.

"Rencananya, air yang saya dapatkan ini mau saya siramkan ke sawah. Yang harapannya mampu membawa berkah," ujar Sarlan (26), warga Indramayu, Selasa, 6 Desember 2016.

Dia mengatakan sengaja datang ke acara itu karena ingin mendapatkan air bekas cucian benda pusaka tersebut. Pasalnya, air itu dipercaya mampu membawa berkah kesehatan maupun keselamatan.

Benda pusaka yang dimandikan berupa piring tapsi atau piring panjang, 40 piring pengiring dan dua guci serta dua gelas. Ritual tersebut dipimpin langsung Sultan Sepuh XIV Kesultanan Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat dan diikuti puluhan abdi dalem di Keaputren Komplek Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat.

"Ada sembilan piring peninggalan Sunan Gunung Jati dikeluarkan dan dicuci. Ini merupakan rangkaian menyambut maulid nabi Muhammad SAW," ujar Arief.

Sultan Arief mengatakan tradisi Siraman Panjang itu merupakan salah satu rangkaian tradisi  menyambut Bulan Maulud. "Tradisi ini adalah prosesi penyucian piring yang usianya sudah 700 tahun," kata dia.

Ada warga yang hendak memanfaatkan air bekas cucian piring Sunan Gunung Jati itu untuk disiramkan ke sawah. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Yang menarik, pada tradisi kali ini ada sembilan piring yang dikeluarkan. Kesembilan piring itu adalah piring yang digunakan para wali ketika mereka bermusyawarah di Cirebon.

"Tahun ini ada sembilan piring yang dikeluarkan, karena tahun ini termasuk tahun dal dan ini dikhususkan untuk itu," ujar Arief.

Arief menambahkan tradisi "Siraman Panjang" ini digelar setiap tanggal 5 Bulan Maulud dan merupakan tradisi turun menurun. Kesembilan piring yang dicuci menggunakan air sumur yang sudah digunakan oleh Sunan Gunung Jati sehari-hari.

"Setelah itu, nanti kita buka bekasem ikan yang sudah dibuat dalam jangka satu bulan," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini