Sukses

Semarak Hari Sumpah Pemuda, Pesan Veteran hingga Dana Pendidikan

Dalam beberapa hari terakhir, peringatan menyambut Hari Sumpah Pemuda berlangsung di berbagai daerah Tanah Air.

Liputan6.com, Surabaya - Pada peringatan Hari Sumpah Pemuda, Moekari (92) pejuang veteran Indonesia asal Surabaya, Jawa Timur, mempunyai pesan kepada generasi muda penerus bangsa.

Pria ini menjadi saksi dan pelaku pertempuran 21 hari pascatragedi 10 November 1945 hingga tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby pada 30 Oktober 1945 di Jembatan Merah, Surabaya.

Ia menuturkan, pemuda zaman sekarang harus mempunyai beberapa sikap supaya bisa mengembalikan kejayaan bangsa Indonesia di mata dunia.

"Harapan saya di hari sumpah pemuda tahun ini adalah, supaya generasi penerus bangsa ini  bersikap dengan baik, jujur, tegas dan bijaksana. Jangan kenal kompromi, tapi jangan korupsi," ucap dia usai menghadiri acara pengukuhan Gerakan Peduli Pejuang Republik Indonesia (GPPRI) dan bedah buku "500 KM" karya Tari Moekari di Balai Pemuda Surabaya, Jumat malam, 28 Oktober 2016.

Moekari yang pernah menjadi pasukan Polisi Istimewa atau pasukan berani mati bentukan Nipon ini menegaskan bahwa generasi sekarang harus menaati semua perintah dengan baik dan jangan sembarangan.

"Penyimpanan seperti korupsi itu harus dilawan dengan kesadaran diri sendiri. Pemuda yang memiliki sikap jujur, tegas dan bijaksana itu semoga diberi panjang umur oleh Allah," ujar dia.

Adapun Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf yang peduli dengan kehidupan pejuang kemerdekaan itu mengatakan di negara ini banyak pahlawan yang hidupnya mengenaskan dan tempat tinggalnya tak layak huni meski mendapatkan santunan tiap tahun.

Wagub yang karib disapa Gus Ipul ini berharap GPPRI dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk membantu mereka sebagai bentuk penghargaan.

"Teman-teman ini peduli pejuang dan yang jadi masalah kadang rumahnya tak layak huni, mungkin bisa melakukan program pendek seperti bedah rumah pejuang. Nah, GPPRI bisa ambil bagian untuk membantu, karena berkat pejuang lah yang membuat hidup kita seperti ini," kata dia.

Gus Ipul menyampaikan pula, generasi muda Indonesia sepatutnya meniru pejuang. Salah satunya cinta Tanah Air dan kedisiplinan. Sebab, cintanya pejuang kepada Indonesia sangat luar biasa dan berbuat sesuatu di luar batas kemampuannya.

"Masa senjata bambu runcing lawan meriam bisa menang, tapi ternyata terjadi, karena pejuang itu sangat cinta Tanah Air. Bangsa yang maju adalah dari kedisplinan warganya. Contohlah para pejuang dulu," kata dia.

Dalam pengukuhan GPPRI ini juga diadakan diskusi kebangsaan dan bedah buku "500 KM" karya Tari Moekari yang mengisahkan perjalanan pejuang Indonesia menempuh perjalanan melintasi hutan dan gunung untuk melawan penjajah. Mulai pertempuran Surabaya hingga Agresi Militer Belanda II.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dokumen Dr Soetomo

Boleh dikatakan, Sumpah Pemuda identik dengan tokoh Budi Utomo, yaitu Dr Soetomo. Sebab Gerakan Budi Utomo ini lahir dari para pemuda waktu itu. Walaupun gerakan ini lahir jauh sebelum Sumpah Pemuda, Budi Utomo yang lahir pada 20 Mei 1908 dipimpin Soetomo di Batavia (Jakarta) merupakan gerakan pemuda yang termasuk pertama di Indonesia saat itu.

Ternyata, tak banyak yang tahu jika dokumen-dokumen terkait Dr Soetomo disimpan di Benteng Vredeburg, Yogyakarta. Namun dokumen dokumen tersebut masih susah diketahui isinya karena menggunakan bahasa Belanda.

Kurator Benteng Vredeburg Ariyani Setyaningsih mengatakan, pihak benteng menerima dokumen milik Dr Soetomo sejak tahun 2003. Namun karena menggunakan bahasa Belanda, maka dokumen tersebut susah diketahui isinya.

Kendati demikian, imbuh dia, pihak Museum Benteng Vredeburg sudah membagi isi dokumen tersebut menjadi 34 bendel. Dokumen-dokumen itu menggunakan bahasa Belanda, Jawa, dan Indonesia. Ia mengaku mendapatkan bendel pertama tentang Dr Soetomo dengan Soeratin tokoh pendiri PSSI yang merupakan adik ipar dari Dr Soetomo.

"Ada 34 bendel dari kita, kalau dari sananya campur. Lalu sama teman diklasifikasi karena isinya tapi masih perkiraan kan pakai bahasa Belanda. Dikira jadi 34 bendel. Ini baru dibuka ulang," ujar Ariyani di Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Rabu, 26 Oktober 2016.

Ariyani mengatakan, bendel pertama dinilai lebih personal dibandingkan dengan bendel lainnya. Berisi tentang kabar Soeratin memiliki putra, undangan pernikahan, kabar meninggalnya Sarjoko. Semua dokumen ini didapat dari cucu Soeratin, yaitu Praharso.

34 Bendel Dokumen

"Ada Konferensi Kebudayaan Indonesia. Terkait Budi Utomo di bendel 34. Tapi urutan bendel ini bukan prioritas lho, hanya klasifikasi. Ada juga kayak kartu anggota PSSI milik Soeratin," ujar dia.

Sementara kurator lainnya, Winarni, yang menangani bendel Budi Utomo mengaku juga belum mengetahui isi dari bendel tentang Budi Utomo. Sebab dokumen tentang Budi Utomo itu berbahasa Belanda. Ia sedang mengkaji lagi isi dari dokumen-dokumen tersebut.

"Masih dalam proses baru surat-suratin. Kita masih dalam proses dari bahasa Belanda ke Indonesia," ia mengungkapkan.

Sementara itu Kepala Museum Benteng Vredenburg Zainul Azzah mengatakan, pihaknya menyimpan dokumen-dokumen asli milik Soetomo . Menurut dia, koleksi dokumen-dokumen itu tidak ternilai oleh rupiah karena nilai sejarah yang tinggi dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia menyebut dokumen-dokumen itu menjadi koleksi masterpiece dari museumnya.

"Selain benteng, koleksi dokumen ya. Dokumen tentang pergerakan Budi Utomo itu asli. Kita yang punya malahan. Ada tahun 1920-an itu. Museum Kebangkitan mau minta, ya ini masterpiece kita, tapi ini kan perolehannya kan sulit kan alih-alih fungsi," ujar dia.

Zainul mengatakan dokumen-dokumen tersebut aman tersimpan di storage Museum Benteng Vredenburg. Ia mengaku tidak semua koleksi dapat dipamerkan di museum. Sebab, banyaknya koleksi dan nilai sejarah yang tinggi. Bahkan, ada koleksi yang bisa keluar dipamerkan setahun sekali.

"Itu ada storage kami. Ya tidak keluar, keluar kalau ada tema yang sama aja. Itu juga paling setahun bisa sekali dua kali," tutur dia.

6.900 Koleksi Museum

Zainul mengatakan, museumnya memiliki 6.900 sekian koleksi. Kebanyakan koleksi terdiri dari foto, dan dokumen lama. Koleksi-koleksi yang bernilai sejarah ini diharapkan dapat menaikkan jumlah pengunjung di museum.

"Kita memang punya target tahun kemarin di museum benteng itu sudah mencapai 426 ribu. Tahun ini mestinya naik dan bisa lampaui tahun kemarin. Kita punya banyak kegiatan untuk mengajak ke museum. setidaknya sampai bulan Juli jumlah kunjungan sudah mulai mendekati," kata Zainul.

Sementara itu, Gunawan Kapokja Teknis Museum Benteng Vredenburg menjelaskan dokumen milik Soetomo ini diserahkan langsung oleh anak Soetomo. Dokumen itu saat ini sedang diteliti karena dokumennya banyak menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Belanda. Dokumen dokumen tersebut dipisahkan berdasarkan dokumen pribadi, instansi,d an kelompok.

"Anaknya Soetomo yang memberikan kepada kita. Surat surat dan dokumen pribadi dan piagam beliau. Bahasa Inggris dan bahasa Belanda. kita masih translate. Ada ahlinya," tutur dia.

Pihak museum mengaku senang karena menerima dokumen yang sangat bernilai sejarah. Sebab menurutnya banyak anak atau pewaris tokoh perjuangan yang tidak peduli dengan peninggalan para pejuang atau tokoh pahlawan. Sebab, banyak koleksi tokoh pejuang yang hilang karena ketidakpedulian pewarisnya.

"Pewaris atau anak tokoh itu jeli karena dokumen itu bermanfaat itu enggak masalah kalau beberapa yang enggak peduli itu masalah. Karena itu penting sekali dalam peristiwa sejarah. seperti pewarisnya Bung Tomo (Dr Soetomo) yang peduli. Banyak yang tidak peduli. Hanya disimpan, pindah tempat lain daerah, barang itu hilang," ujar dia.

3 dari 4 halaman

Repling dan Atraksi Marching Band

Dalam rangka memeriahkan Hari Sumpah Pemuda ke-88, ribuan warga Riau dipukau dengan aksi repling Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU yang bertugas di Lapangan Udara Roesmin Nurjadin, Kota Pekanbaru.

Aksi terjun memakai tali dari helikopter perang ini dilakukan di pusat Kota Pekanbaru, tepatnya di Jalan Gajah Mada. Ada delapan personel Paskhas bersenjata lengkap yang melakukan aksi itu.

Selain repling, warga Pekanbaru juga dipukau aksi marching band taruna dan taruni Akademi Angkatan Udara (AAU). Taruna tingkat terakhir ini menunjukkan kebolehannya dari Jalan Diponegoro menuju Jalan Gajah Mada sampai di halaman Kantor Gubernur Riau, Jalan Jenderal Sudirman.

"Para taruna dan taruni tengah melakukan latihan Cakra Wahana Paksa. Dan dua aksi yang baru dilihat warga ini juga untuk memeriahkan Hari Sumpah Pemuda," kata Kepala Penerangan Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Mayor Rizwar, Jumat petang, 28 Oktober 2016.

Rizwar menyebutkan ada 115 taruna dan taruni AAU yang tengah berada di Pekanbaru. Jumlah itu terdiri dari 103 taruna dan 12 taruni. Mereka merupakan taruna tingkat empat atau akhir dalam akademi.

Sementara, Marsekal Muda TNI Iman Sudrajat yang menjabat Gubernur AAU menyebutkan, Riau menjadi salah satu tempat latihan Cakra Wahana Paksa taruna tingkat akhir sebelum lulus.

"Tujuan latihan ini pengenalan ke sejumlah pangkalan yang ada di Indonesia. Tahun ini dipilih Indonesia bagian barat, salah satunya Pekanbaru," kata Iman.

Dia menyebutkan, sebelum ke Pekanbaru para taruna ini sudah ke Vietnam untuk mengunjungi pangkalan udara di sana. Hanya saja di sana tak dilakukan latihan, melainkan perkenalan ke fasilitas tempur.

"Selanjutnya dari Pekanbaru akan ke Palembang. Tujuannya untuk pengenalan juga dan latihan. Di Pekanbaru melihat pengoperasian pesawat udara dan skuadron yang ada," sebut Iman di Kantor Gubernur Riau.

Menurut dia, hal ini sebagai bekal bagi para taruna sebelum mengakhiri pendidikan. Apalagi setelah pendidikan nanti, mereka akan ditempatkan ke lanud yang ada di seluruh Indonesia.

"Nanti setelah lulus pada Juli tahun depan, tentu ada sebagian yang nantinya ditempatkan di Lanud Pekanbaru," kata Iman.

4 dari 4 halaman

Tuntut Anggaran Pendidikan

Sementara di Bengkulu, Hari Sumpah Pemuda diwarnai demontrasi ratusan mahasiswa gabungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Bengkulu, Universitas Muhammadiyah, dan Institut Agama Islam Negeri.

Para demonstran yang berjalan kaki dari pelataran Masjid Raya Baitul Izzah menuju kantor Gubernur Bengkulu itu menuntut pemerintah daerah mengalokasikan dana pendidikan di dalam APBD.

Korlap aksi Giant Aprianto dalam orasinya mengatakan, pemerintah saat ini tidak terlalu mempedulikan sektor pendidikan dalam struktur APBD.

"Kami menuntut pemerintah Provinsi Bengkulu untuk mengalokasikan anggaran pendidikan sesuai dengan amanat konstitusi," ucap Giant di Bengkulu, Jumat, 28 Oktober 2016).

Arif Sudirman, dari BEM Universitas Bengkulu mengatakan, saat ini dunia pendidikan di Bengkulu dalam kondisi yang memprihatinkan. Sebab, para pelajar di pelosok tidak bisa mendapat fasilitas yang layak. Guru yang mengabdi di pedalaman juga tidak diberi bekal yang wajar untuk kesejahteraan.

"Di mana pemerintah, hari ini kami pemuda Bengkulu mendesak pemerintah untuk tidak menutup mata. Saudara kami di pelosok butuh pendidikan, mana janji pemerintah untuk memperhatikan sektor pendidikan, aturan sudah ada, jalankan saja," Arif menegaskan.

Staf Ahli Gubernur Bengkulu bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Din Ikhwan yang mencoba menemui para demonstran ditolak. Sebab, para mahasiswa ingin menyampaikan aspirasi langsung kepada Gubernur Ridwan Mukti atau minimal dengan wakil Gubernur Rohidin Mersyah yang sedang tidak berada di kantor.

"Kita tampung dulu aspirasi mereka dan coba saya komunikasikan dengan kepala daerah, dan meminta waktu untuk melakukan dengar pendapat dan masukan dari para mahasiswa," kata Staf Ahli Gubernur Bengkulu tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.