Sukses

Singapura Order 20 Ton Ubi Cilembu Tiap Bulan

Potensi pertanian Jawa Barat sangat besar. Para petaninya juga sudah semakin menerima perkembangan teknologi.

Liputan6.com, Bandung - Singapura memesan komoditas Ubi Cileumbu mencapai 5 ton setiap minggu. Data permintaan Ubi Cilembu dari Singapura tersebut catatan kalangan pengusaha industri agro Jawa Barat.

"Jadi pengusaha memberitahukan kepada kami bahwa potensi Ubi Cilembu untuk diekspor ke Singapura sangat besar dan Jawa Barat bisa memanfaatkan peluang ini," kata Pamriyadi, ketua Gerakan Nelayan Tani Indonesia (GANTI), organisasi sayap PDI Perjuangan, Jawa Barat usai beraudiensi dengan Kadin Jawa Barat, di Bandung, seperti dikutip Antara, Jumat (18/3/2016).

Dia mengatakan pihaknya ke depan akan memanfaatkan peluang tersebut untuk bisa dimanfaatkan oleh para kelompok tani yang ada di Jawa Barat.

"Ini menunjukkan bahwa potensi komoditas pertanian kita sangat besar. Tinggal ke depannya ialah bisa memaksimalkan potensi ini,"  kata dia.

Terkait itu GANTI akan melakukan studi banding ke Thailand untuk mempelajari ilmu agro bisnis dari negara tersebut.

 



"Kami ibaratnya akan mempelajari ilmu dari mereka karena Thailand itu mampu mengeluarkan produk pertaniannya ke pasar global," kata Pramiyadi.

Melalui studi banding tersebut, kata dia, organisasi ini diharapkan akan mampu mengadopsi dan mendapat pengetahuan untuk selanjutnya diterapkan di Jawa Barat.

"Istilahnya kita bisa mengadopsi cara di sana pada beberapa produksi untuk dikembangkan di Jabar," kata dia.

Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Jawa Barat Agung Suryaman mengatakan, rencana Gerakan Nelayan Tani Indonesia Jawa Barat yang akan melakukan studi banding ke Thailand harus bisa membuahkan hasil untuk peningkatan kualitas pertanian lokal.

Agung mengatakan saat ini kualitas pertanian tidak hanya untuk petani, tetapi bagi pemegang kebijakan agar lebih strategis dan transparan, terlebih kaitannya dengan peningkatan daya saing Sumber Daya Alam yang dimiliki.

"Sehingga pemerintah harus berperan dan bagaimana pemerintah bisa mengatur dengan baik agar tidak ada perusahaan yang memonopoli di dalamnya," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.