Sukses

16 Dinasti Islam yang Pernah Berkuasa di Dunia

Adanya berbagai dinasti Islam yang pernah berkuasa di dunia, menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang besar.

Liputan6.com, Jakarta Dinasti Islam yang pernah berkuasa di dunia seakan memberi pesan bahwa bagaimana sebenarnya Islam menjadi agama yang sangat besar dan kuat di Bumi. Letak dari berbagai dinasti Islam yang pernah berkuasa di dunia tersebut juga sangat tersebar luas di berbagai penjuru dunia.

Bahkan beberapa dinasti Islam yang pernah berkuasa di dunia tersebut tidak jarang meninggalkan berbagai bangunan penting bagi daerah tersebut. Selain berbagai bangunan penting, biasanya dinasti Islam yang pernah berkuasa di dunia tersebut juga meninggalkan sebuah sistem pemerintahan yang beberapa diantaranya masih digunakan hingga sekarang.

Mungkin tidak banyak dari umat muslim yang mengetahui apa dan dimana saja berbagai dinasti Islam yang pernah berkuasa di dunia. Memang sangat disayangkan, beberapa dinasti Islam yang pernah berkuasa di dunia tersebut tidak bertahan lama dan banyak yang hancur dalam waktu singkat karena dipengaruhi faktor seperti penjajah hingga gagalnya sistem pemerintahan.

Di bawah ini, Liputan6.com telah merangkum berbagai dinasti Islam yang pernah berkuasa di dunia yang dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (29/5/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Umayyah, Abbasiyah, Idrisiyyah, Aghlabiyyah

1. Umayyah (40 H/661 M - 132 H/750 M)

Dinasti Umayyah memiliki kekuasaan yang meliputi daerah Timur Tengah, Afrika Utara, serta Spanyol. Dinasti Umayyah merupakan keturunan Umayyah bin Abdul Syams bin Abdul Manaf, yang merupakan pemimpin suku Qurais. Dinasti Umayyah muncul pasca kepergian Ali bin Abi Thalib (40 H/661 M).

Lalu, Mu'awiyah yang merupakan keturunan dari Bani Umayyah dari garis keturunan keluarga Harb yang melanjutkan kekuasaan dengan mendirikan Dinasti Umayyah. Dinasti ini sebenarnya terbagi menjadi dua periode kekuasaan. Periode tersebut dibedakan menjadi Umayyah Damascus di Suriah dan Umayyah Cordoba di Spanyol.

Sejarah singkatnya, ketika Marwan II dibunuh tentara Abbasiyah pada 132 H/750 M. Lalu, Abdurrahman yang merupakan cucu dari Hisyam meloloskan diri ke Spanyol dan mendirikan Dinasti Umayyah di Cordoba. Dinasti Umayah Cordoba sendiri mengalami masa emas pada pemerintahan Abdurrahman III dan al-Hakam II.

Hingga saat ini dapat ditemukan berbagai peninggalan Dinasti Umayyah Damascus seperti Katedral St. John di Damascus yang telah menjadi masjid dan juga peninggalan Dinasti Umayyah di Cordoba yaitu Masjid Cordoba di Spanyol.

 

2. Abbasiyah (132/750 M - 656 H/1258 M)

Dinasti Abbasiyah memiliki wilayah kekuasaan meliputi Irak, Suriah, Semenanjung Arab, Uzbekistan dan Mesir Timur. Pendiri dinasti Abbasiyah adalah Abu Abbas as-Saffah. Kekuasaan dari Dinasti Abbasiyah sendiri dibagi menjadi empat periode, yaitu periode awal 132 H/750 M-232 H/847 M), periode lanjutan (232 H/847 M-333 H/945 M), periode Buwaihi (333 H/945 M- 447 H/1055 M), dan periode Seljuk (447 H/1055 M- 656 H/1258 M). Pola pemerintahan pada dinasti ini memang berubah-ubah disesuaikan dengan iklim politik, sosial, budaya, serta faktor penguasa. Dinasti Abbasiyah mencapai masa keemasan saat dipimpin as-Saffah, al-Mansur, al-Mahdi, Harun ar-Rasyid, al-Amin, al-Ma'mum, Ibragim, al-Mu'tasim, dan al-Wasiq.

Hancurnya Dinasti Abbasiyah karena pertentangan dan pemberontakan dari dalam negeri serta ancaman dari pihak luar, seperti Bizantum dan Mongol. Dan hal tersebut diperparah setelah orang Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan cucu Genghis Khan, menghancurkan Baghdad.

Beberapa peninggalan Dinasti Abbasiyah seperti Baitulhikmah yang merupakan lembaga pusat kajian keilmuan yang didirikan oleh Khalifah Harun ar-Rasyid. Selain itu ada juga Masjid al-Mutawakkil yang memiliki menara spiral di Samarra, Irak.

 

3. Idrisiyyah (172 H/789 M - 314 H/926 M)

Wilayah kekuasaan dari Dinasti Idrisiyyah ada di Magribi. Dinasti Idrisiyyah didirikan Idris I bin Abdullah cucu Hasan bin Ali bin Abi Thalib, yang merupakan dinasti Syiah pertama. Pemimpin Idrisiyyah terbesar yaitu Yahya IV (292 H/905 M-309 H/922 M).

Dinasti Idrisiyyah memiliki peran penting dalam menyebarkan budaya dan agama Islam ke bangsa Berber. Hancurnya Dinasti Idrisiyyahkarena ditaklukkan oleh Dinasti Fatimiyah pada tahun 374 H/985 M.

Seperi Dinasti sebelumnya, Dinasti Idrisiyyah juga memiliki peninggalan yaitu Masjid Karawiyyin dan Masjid Andalusia yang didirikan pada tahun 244 H/859 M.

 

4. Aghlabiyyah (184 H/800 M - 296 H/909 M)

Selanjutnya adalah Dinasti Aghlabiyyah yang wilayah kekuasaannya di Aghlabiyah meliputi Tunisia dan Afrika Utara. Pemimpin pertamanya adalah Ibrahim I bin al-Aglab, yang merupakan panglima dari Khurasan Aghlabiyyah. Dirinya berperan dalam penggantian bahasa latin dengan bahasa Arab serta menjadikan Islam sebagai agama mayoritas.

Pada abad ke 9 dinasti ini berhasil menduduki Sicilia dan sebagian besar daerah Italia Selatan, Sardinia, Corsica, serta pesisir Alpen. Dinasti Aghlabiyyah selesai setelah ditaklukan oleh Dinasti Fatimiyah. Beberapa peninggalan Dinasti Aghlabiyyah antara lain Masjid Raya Qairawan dan Masjid Raya di Tunis, Tunisia.

3 dari 5 halaman

Samaniyah, Shafariyah, Thuluniyah, Hamdaniyah

5. Samaniyah (203 H/819 M - 395 H/1005 M)

Dinasti Samaniyah memiliki wilayah kekuasaan di Khurasan, Irak dan Transoksania, Uzbekistan. Dinasti Samaniyah didirikan Ahmad bin Asad bin Samankhudat, yang merupakan seorang bangsawan Balkh dari Afghanistan Utara.

Puncak kejayaannya ada pada pemerintahan Isma'il II al-Muntasir, namun tidak dapat dipertahankan karena adanya serangan Dinasti Qarakhan dan Dinasti Ghaznawi. Beberapa peninggalan Dinasti Samaniyah yaitu Mausoleum Muhammad bin Ismail al-Bukhari, yang merupakan seorang ilmuwan muslim.

 

6. Shafariyah (253 H/867 M - 900/1495 M)

Dinasti Shafariyah adalah dinasti Islam yang memiliki kekuasaan paling lama di dunia. Wilayah kekuasaannya di Sijistan, Iran. Dinasti ini didirikan oleh Ya'qub bin Lais as-Saffar yang merupakan pemimpin Khawarij di Provinsi Sistan, Iran.

Dinasti Shafariyah saat pemerintahan Amr bin Lais dapat melebarkan wilayah kekuasaanya hingga Afghanistan Timur. Dan saat masa tersebut kekuasaan Dinasti Shafariyah mencapai masa keemasannya. Melemahnya dinasti ini karena adanya pemberontakan dan kekacauan dari dalam pemerintahan itu sendiri dan berakhir pada pengambil alihan kekuasaan oleh Dinasti Ghaznawi.

 

7. Thuluniyah (254 H/868 M - 292 H/905 M)

Dinasti Thuluniyah merupakan dinasti Islam yang masa paling cepat berakhir masa kekuasaannya. Wilayah kekuasaan dari Dinasti Thuluniyah ada di Mesir dan Suriah. Pendiri Dinasti Thuluniyah adalah Ahmad bin Tulun yang merupakan seorang Turki utusan gubernur Transoksania, Uzbekistan. Sebenarnya tugas dari Ahmad bin Tulun adalah membawa upeti ke Abbasiyah. Dinasti Thuluniyah hanya berkuasa hingga 38 tahun dan berakhir saat dikalahkan pasukan Abbasiyah dan terbunuhnya Khalifah Syaiban bin Tulun.

 

8. Hamdaniyah (292 H/905 M - 394 H/1004 M)

Wilayah kekuasaan Dinasti Hamdaniyah ada di Aleppo, Suriah dan Mosul, Irak. Dinasti Hamdaniyah Mosul dipimpin Hasan yang menggantikan ayahnya yaitu Abu al-Haija. Kemampuan Hasan dalam memimpin diakui pemerintah Baghdad. Sedangkan Dinasti Hamdaniyah Aleppo didirikan Ali Saifuddawlah, suadara dari penguasa Hamdaniyah Mosul. Berakhirnya Dinasti Hamdaniyah baik di Mosul atau Aleppo berakhir saat para pemimpinnya meninggal.

4 dari 5 halaman

Fatimiyah, Buwaihi, Seljuk, Ayyubiyah

9. Fatimiyah (296 H/909 M - 566 H/1171 M)

Dinasti Fatimiyah memiliki wilayah kekuasaan yang meliputi Afrika Utara, Mesir, juga Suriah. Latar belakang berdirinya Dinasti Fatimiyah karen melemahnya Dinasti Abbasiyah. Pendiri dari Dinasti Fatimiyah ini adalah Ubaidillah al-Mahdi. Dinasti Fatimiyah mengalami puncak kejayaan saat masa kepemimpinan al-Aziz. Budaya Islam berkembang sangat pesat di masa Dinasti Fatimiyah. Hal tersebut terlihat dari berdirinya Masjid al-Azhar.

Masjid al-Azhar memiliki fungsi sebagai pusat kajian Islam dan ilmu pengetahuan. Akhir dari Dinasti Fatimiyah setelah al-Adid yang merupakan khalifah terakhir Dinasti Fatimiyah jatuh sakit. Salahudin Yusub al-Ayyubi yang merupakan wazir Dinasti Fatimiyah menggunakan kesempatan tersebut dengan mengakui kekuasaan Khalifah Abbasiyah yaitu al-Mustadi.

Dinasti Fatimiyah memiliki berbagai peninggalan seperti Masjid al-Azhar yang saat ini dikenal dengan Universitas al-Azhar-nya, Bab al-Futuh atau yang dikenal dengan Benteng Futuh, serta Masjid al-Akmar di Kairo, Mesir.

 

10. Buwaihi (333 H/945M - 447 H/1055M)

Wilayah kekuasaan Dinasti Buwaihi ada di Irak dan Iran. Dinasti Buwaihi dibangun tiga bersaudara yaitu Ali bin Buwaihi, Hasan bin Buwaihi dan Ahmad bin Buwaihi. Dinasti Buwaihi sendiri terbagi menjadi dua periode.

Pada periode pertama adalah periode pertumbuhan dan konsolidasi. Selanjutnya pada periode kedua merupakan periode mempertahankan, terutama mempertahankan wilayah Irak dan Iran Tengah. Dinasti Buwaihi mengalami perkembangan pesat saat Dinasti Abbasiyah di Baghdad melemah. Sedangkan kemunduran dari Dinasti Buwaihi karena adanya pengaruh Tugril Beg dari Dinasti Seljuk.

Ada beberapa peninggalan dari Dinasti Buwaihi yaitu seperti observatorium di Baghdad dan beberapa perpustakaan di Syiraz, ar-Rayy, serta Isfahan, Iran.

 

11. Seljuk (469 H/1077 M - 706 H/1307 M)

Daerah kekuasaann dinasti ini meliputi Irak, Iran, Kirman, Suriah. Dinasti Seljuk terbagi jadi lima cabang , yaitu Seljuk Iran, Seljuk Irak, Seljuk Kirman, Seljuk Asia Kecil, Seljuk Suriah. Pendiri dari Dinasti Seljuk ini adalah Seljuk bin Duqaq yang berasal dari suku bangsa Guzz dari Turkestan.

Namun, ada satu tokoh yang paling dipandang sebagai pendiri Dinasti Seljuk yaitu Tugril Beq. Dirinya berhasil memperluas kekuasaan Dinasti Seljuk dan mendapat pengakuan dari Dinasti Abbasiyah. Masa melemahnya Dinasti Seljuk sendiri ketika para pemimpinnya meninggal dan Dinasti Seljuk takluk oleh bangsa lain.

Beberapa peninggalan dari Dinasti Seljuk antara lain Kizil Kule atau yang juga disebut Menara Merah di Alanya, Turki Selatan, dan juga Masjid Jumat di Isfahan, Iran.

 

12. Ayyubiyah (569 H/1174 M - 650 H/1252 M)

Daerah kekuasaan dari dinasti ini ada di Mesir, Suriah, dan Yaman. Dinasti Ayyubiyah didirikan Salahuddin Yusuf al-Ayyubi setelah berhasil menaklukan khalifah terakhir Dinasti Fatimiyah yaitu al-Adid. Salahuddin berhasil menaklukan daerah Islam lainnya beserta pasukan salib.

Salahuddin selain terkenal akan kemampuan perangnya, dirinya juga mendorong kemajuan di bidang agama dan pendidikan. Akhir dari masa pemerintahan Ayyubiyah ketika meninggalnya Malik al-Asyraf Muzaffaruddin. Salah satu peninggalan Dinasti Ayyubiyah yaitu Benteng Qal'ah al-Jabal di Kairo, Mesir.

5 dari 5 halaman

Delhi, Mamluk, Utsmaniyah, Mughal

13. Delhi (602 H/1206 M - 962 H/1555 M)

Wilayah kekuasaan Dinasti Delhi ada di India Utara. Pada periode pertama, Dinasti Delhi dipimpin oleh Mamluk selama 84 tahun. Mamluk senidiri adalah keturunan Qutbuddin Aybak, yang merupakan budak dari Turki. Lalu, Khalji dari Afghanistan memerintah selama 30 tahun. Dilanjutkan Tuglug yang memerintah selama 93 tahun, dan Dinasti Sayid selama 37 tahun. Penguasa terakhir Dinasti Delhi merupakan Lodhi yang memerintah 75 tahun. Ada beberapa peninggalan Dinasti Delhi seperti Masjid Kuwat al-Islam dan Qutub Minar di Lalkot, Delhi, India.

 

14. Mamluk (648 H/1250 M - 923 H/1517 M)

Daerah kekuasaan Dinasti Mamluk ada di Mesir dan Suriah. Dinasti Mamluk merupakan golongan hamba yang dimiliki oleh para sultan dan amir dimana mereka diberi pendidikan militer oleh tuan mereka. Dinasti Mamluk yang memerintah di Mesir terbagi menjadi dua, yaitu Mamluk Bahri dan Mamluk Burji.

Sultan pertama Dinasti Mamluk Bahri yaitu Izzudin Aibak. Dinasti Mamluk sendiri mencapai masa keemasannya pada msaa pemerintahan Baybars. Namun, pemerintahan dinasti tersebut digulingkan Mamluk Burji dan diambil alih dengan menggulingkan sultan Mamluk Bahri terakhir, as-Salih Hajii bin Sya'ban.

Sultan pertama yang memimpin Dinasti Mamluk Burji adalah Barquq. Dinasti Mamluk Mesir sendiri sebenarnya memberikan sumbangan besar bagi sejarah Islam dengan mengalahkan kelompok Nasrani Eropa yang menyerang Syam, Suriah. Dinasti Mamluk Mesir tersebut juga berhasil mengalahkan bangsa Mongol, merebut dan mengislamkan Kerajaan Nubia, Ethiopia. Selain itu, Dinasti Mamluk juga berhasil menguasai Pulau Cyprus dan Rhodos.

Dinasti Mamluk Mesir berakhir setelah al-Asyras Tuman Bai, yang merupakan sultan terakhir, dihukum gantung oleh pasukan Usmani Turki. Beberapa peninggalan Dinasti Mamluk seperti Masjid Rifai, Mausoleum Qalawun dan Masjid Sultan Hassan di Kairo, Mesir.

 

15. Utsmaniyah (699 H/1300 M - 1341 H/1922 M)

Pusat pemerintahan dari dinasti ini ada di Istanbul, Turki. Dinasti ini memiliki wilayah kekuasaan paling luas. Bahkan wilayah kekuasaannya meliputi sebagian Asia, Afrika dan Eropoa. Dinasti Utsmaniyah adalah satu di antara tiga dinasti Islam yang cukup besar di abad Pertengahan. Dinasti Utsmaniyah sendiri menjadi negara besar setelah menaklukan Bizantium.

Dinasti Utsmaniyah berhasil menyebarkan Islam hingga ke daratan Eropa dan puncak kejayaan dinasti ini ada pada masa pemerintahan Sulaiman I. Dinasti Usmani kemudian melemah karena pemberontakan internal dan kalah dalam melawan bangsa Eropa. Dinasti Utsmaniyah berakhir menjadi negara modern dalam bentuk republik sekuler pada tahun 1924.

Berdirinya republik Turki sendiri dipelopori Mustafa Kemal Pasha Ataturk. Dirinya menanamkan paham nasionalisme dan menghapuskan kesultanan. Hingga saat ini masih bisa ditemukan berbagai peninggalan Dinasti Utsmaniyah, seperti Masjid Sulaiman, Masjid al-Muhammadi, Masjid Abu Ayub al-Ansari, dan Masjid Hagia Sopha di Istanbul.

 

16. Mughal (931 H/1525 M - 1275 H/1858 M)

Dinasti ini berkuasa di India. Dinasti Mughal didirikan Zahiruddin Muhammad Babur yang merupakan putra pertama Umar Syeikh Mirza. Dinasti Mughal muncul saat Babur menguasai Punjab dan meruntuhkan Dinasti Lodhi di Delhi. Dinasti Mughal sangat memperhatikan perkembangan Islam, terutama pada bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Dinasti Mughal mendirikan khanqah yang merupakan pesantren dimana menjadi pusat studi Islam dan ilmu pengetahuan. Dinasti Mughal memberi perhatian penuh pada pengembangan peradaban. Beberapa peninggalan dinasti ini adalah Istana Hawa Mahal di Jaipur, Red Fort atau Benteng Merah di Delhi, Taj Mahal di Agra, serta Masjid Badsyahi di Lahore. Runtuhnya dinasti ini setelah Inggris menancapkan kekuasaanya di India, dan Bahadur II yang merupakan sultan terakhir Dinasti Mughal diusir dari istananya oleh penguasa Inggris.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini