Sukses

Aria Bima PDIP: Tak Perlu Ada Pemilu, Kalau Pelaksanaannya Semacam Ini

Aria Bima menyinggung soal hasil pemilu yang sudah bisa diprediksi. Sehingga, tahapan yang dilakukan Ganjar-Mahfud sia-sia.

Liputan6.com, Jakarta - Politikus PDIP Aria Bima menyoroti banyaknya kecurangan yang terjadi pada Pemilu 2024. Dia mengatakan, lebih baik tak perlu ada kontestasi demokrasi jika pelaksanaannya banyak kecurangan.

Sebab, dia menyakini, pasangan calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD merupakan sosok yang tepat untuk memimpin bangsa Indonesia.

"Terus untuk apa kampanye? Untuk apa debat? Untuk apa tim narasi, tim substansi tim para intelektual kita kumpul kan untuk menulis pertanyaan-pertanyaan itu tak ada artinya semua pada saat diclosing dengan berbagai tindakan-tindakan yang sangat diluar prinsip-prinsip etika kita berdemokrasi. Saya tidak perlu lagi adanya pemilu kalau pelaksanaannya semacam ini," kata Aria Bima, saat konferensi pers, di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, Jumat (16/2/2024).

Tak hanya itu, Aria Bima juga menyinggung soal hasil pemilu yang sudah bisa diprediksi. Sehingga, tahapan yang dilakukan Ganjar-Mahfud sia-sia.

"Jadi saya melihat kalau situasi kondisi objektif selama kita berpemilu dengan seluruh tahapannya itu penuh manipulatif dan penuh keterlibatan berbagai okbum aparat, saya berharap tidak perlu lagi ada pemilu. Tidak perlu ada yang namanya pemilihan kepala daerah baik itu bupati dan gubernur bulan september," tegas dia.

"Sederhana ancam saja itu kepala desa ya oleh oknum aparat kemudian seluruh suara lebih manjur tambahi uang aja selesai itu bupatinya siapa yang kita kehendaki," imbuhnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hasto PDIP: yang Sudah Pidato Kemenangan Tidak Paham Tahapan Pemilu

Sebelumnya, Pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, telah menyampaikan pidato kemenangan di hadapan pendukungnya pada Rabu malam (14/2/2024), beberapa jam setelah pencoblosan pemilihan umum 2024.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai pasangan yang sudah menyampaikan pidato kemenangan meski belum ada pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah pihak tidak paham tahapan pemilu.

"Yang melakukan pidato kemenangan tidak memahami suatu tahapan-tahapan pemilu, karena menang tidaknya ditentukan proses rekapitulasi KPU yang dari bawah, bukan dari hasil quick count," kata Hasto Kristiyanto di gedung High End, Jakarta, Kamis (15/2/2024).

Oleh karena itu, Hasto mengimbau semua pihak berpatok pada hasil penghitungan suara oleh KPU, bukan hitung cepat lembaga survei.

"Mulai hari ini kami mengimbau, baik itu media TV untuk fokus dalam perhitungan rekapitulasi KPU. Ini seluruh konsentrasi kita di sana," kata Hasto.

3 dari 3 halaman

Deklarasi Kemenangan

Diketahui, Paslon nomor urut 02 Prabowo-Gibran menggelar deklarasi kemenangan pemilu 2024 pada Rabu malam (14/2/2024) di Istora Senayan, Jakarta.

Deklarasi kemenangan Prabowo-Gibran itu dilakukan setelah melihat hasil sementara hitung cepat atau quick count pilpres 2024 yang semuanya memenangkan Prabowo-Gibran.

Pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Maju itu menang telak atas dua kompetitornya dengan memperoleh hampir 60 persen. Sehingga, Prabowo-Gibran menang hanya dengan satu putaran pilpres.

Dalam pidato dan deklarasi kemenangan Prabowo-Gibran, ada sejumlah hal yang disampaikan Prabowo Subianto. Dia mengawali pidatonya dengan menyapa sejumlah tokoh.

"Saudara sekalian, marilah kita tidak hentinya memanjatkan puji syukur kehadiran Allah SWT, kita masih diberi kesehatan berkumpul di tempat bersejarah untuk menyambut hasil sementara dari pilpres yang baru dilaksanakan seluruh rakyat Indonesia di dalam dan luar negeri," kata Prabowo mengawali pidatonya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.