Sukses

Yusril soal Koalisi Besar: Ideal, tapi Pilpres Jangan Sampai Satu Paslon

Ketua Umum (Ketum) Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menilai adanya koalisi besar sangat ideal. Namun, dia mengingatkan agar kehadiran koalisi besar tidak melahirkan satu pasangan calon (paslon) capres-cawapres di Pilpres 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum (Ketum) Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menilai adanya koalisi besar sangat ideal. Namun, dia mengingatkan agar kehadiran koalisi besar tidak melahirkan satu pasangan calon (paslon) capres-cawapres di Pilpres 2024.

Koalisi besar merupakan gabungan dari dua koalisi yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibangun oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang digagas oleh Partai Gerindra dan PKB.

"Kami sampaikan hal itu sangat ideal (koalisi besar), dan seluruh partai bersama-sama, membangun politik kita ke depan," kata Yusril di DPP PAN.

"Tapi jangan sampai hanya muncul satu pasangan calon. Karena itu masalah bagi konstitusi kita. Kalau bisa ada dua atau tiga pasangan calon," sambungnya.

Yusril menjelaskan, dalam UUD 1945 hasil amandemen, mensyaratkan bahwa pilpres harus diikuti dua pasangan calon.

"Kalau satu apakah bisa dilaksanakan? Kalau saya baca undang-undangnya. Satu, (jika) sebenarnya asalnya dua tapi yang satu-nya itu mungkin meninggal atau segala macam begitu sehingga yang satu tetap diteruskan, tapi kalau dari awal cuma sepasang apa pemilunya bisa dilaksanakan atau tidak jadi itu yang tadi kami diskusikan dengan PAN juga bagaimana kita mengantisipasi kalau krisis seperti itu terjadi," jelas Yusril.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wanti-wanti soal Masa Jabatan Jokowi

Dia menegaskan, jika sedari awal pasangan calon yang maju pilpres hanya satu orang, maka tidak bisa dilakukan. Yusril pun mewanti-wanti bahwa kepemimpinan Jokowi akan selesai 20 Oktober 2024.

Oleh karena itu, dia berharap ada setidaknya dua pasangan calon yang muncul, agar pilpres bisa digelar.

"Kalau paslonnya cuma 1 pemilu tidak bisa dilaksanakan, presidennya tanggal 20 Oktober sudah selesai, besok siapa yang bertanggung jawab di negara ini?" Imbuh dia.

 

Reporter: Alma Fikhasari

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.