Sukses

Mengenal Istilah Single atau Multi Elektroda pada Busi

Busi merupakan salah satu komponen yang berperan penting dalam pengapian. Tanpa kehadirannya, mesin tidak bisa menyala karena tidak ada percikan api yang memicu pembakaran.

Liputan6.com, Jakarta - Busi merupakan salah satu komponen yang berperan penting dalam pengapian. Tanpa kehadirannya, mesin tidak bisa menyala karena tidak ada percikan api yang memicu pembakaran.

Sebuah busi terdiri dari beberapa komponen, yakni terminal, insulator, ribs/corrugations, ring, cangkang atau bodi, gasket, inti elektroda, dan elektroda ground.

Khusus yang terakhir, elektroda ground, komponen busi ini berada di bagian ujung busi yang terhubung langsung dengan ground kendaraan. Dengan adanya komponen ini, maka arus listrik bisa berpindah dari inti elektroda. Ia pun harus memiliki daya hantar panas yang baik dan tahan terhadap temperatur tinggi.

Tapi tahukah bahwa elektroda ground busi ada yang lebih dari satu, atau pihak NGK menyebutnya sebagai multi ground electrode. Ada elektrodanya dua, tiga sampai empat. Pemakaiannya disesuaikan dengan spesifikasi mesin yang dibuat pabrikan kendaraan.

"Secara basic development tujuan utama pembuatan multi ground electrode itu adalah biar keausan si busi lebih tahan lama, dan kemungkinan penumpukan karbon bisa dicegah," buka Diko Oktaviano, Technical Support NGK Busi Indonesia. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mana yang Lebih Baik?

Lantas mana yang lebih baik untuk pengapian, apakah elektroda tunggal (single electrode) atau multi electrode? Secara pengapian menurut Diko, busi single electrode lebih baik dibandingkan busi multi elektroda.

"Kenapa begitu? Karena syarat untuk pengapian yang baik adalah fokus, tidak bergeser kemana-mana. Firing point tidak bergeser dan tetap di titik utamanya. Kalau titik pengapian berpindah-pindah, daya ledakan api untuk menghasilkan gaya dorong piston tidak rata. Jadi single electrode untuk meningkatkan pengapian dan akselerasi karena fokus mengejarnya di titik pengapian," ungkapnya.

Untuk multi elektroda, seperti tiga, maka percikan api akan terjadi pada tiga sisi secara bergantian, sehingga keausan elektroda bisa rata. Selain itu potensi penumpukan karbon juga bisa dicegah karena karbon tidak sempat menutup bagian elektroda.

Masing-masing tipe elektroda bukan kelebihan dan kekurangan. Namun demikian bukan berarti busi multi elektroda tidak bagus, melainkan disesuaikan dengan spesifikasi kendaraan. Busi multi elektroda kerap digunakan pada motor trail yang mengedepankan torsi.

"Peruntukan multi ground ada maksud tersendiri dan disesuaikan dengan spek kendaraan. Penggunaan multi electrode itu cenderung untuk kendaraan yang lebih mengutamakan torsi dibandingkan akselarasi," bebernya.

Tidak heran jika tipe busi ini biasanya dipakai pada motor trail. "Biasanya dipakai pada seri trail. Misalnya ada trail Kawasaki pakai NGK CR9EK (multi electrode).

Kemudian trail KTM, Yamaha, dan Husqvarna juga pakai busi dengan tipe multi elektroda," tambahnya.

 

3 dari 4 halaman

Bukan Busi Racing

Perlu diingat, jangan salah kaprah, multi ground electrode bukanlah busi racing. "Saya cuma mau pesan ke konsumen bahwa multi ground bukan busi racing. Ada selentingan yang saya dengar dari banyak konsumen begitu," imbuhnya.

"Sejauh ini malah yang semi surface spark plug (busi tanpa elektroda) atau biasa dibilang busi kepala botak malah lebih bagus buat mesin racing yang mau ngepush AFR (Air Fuel Ratio) sampe mepet," pungkasnya.

Sumber: Otosia.com

4 dari 4 halaman

Infografis 4 Sanksi Pelanggar Protokol Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.