Sukses

Tarik Ulur Suzuki Produksi Jimny dan Ignis di Indonesia, Masih Ada Prasyarat Belum Terpenuhi

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) saat ini masih belum bisa mewujudkan wacana untuk melakukan produksi lokal dua model andalannya, Suzuki Jimny dan Ignis.

Liputan6.com, Jakarta - PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) saat ini masih belum bisa mewujudkan wacana untuk melakukan produksi lokal dua model andalannya, Suzuki Jimny dan Ignis. Jenama berlambang huruf S ini, seperti masih betah membawa dua produk yang cukup bisa diterima di pasar Tanah Air ini, dengan status impor alias CBU.

Dijelaskan Harold Donel, Head of Product Development & Marketing Research PT SIS, memang untuk membuat produksi lokal sebuah produk tidaklah mudah.

"Karena ada beberapa prasyarat, seperti transfer teknologi dan knowledge, persetujuan prinsipal, persiapan di pabrik, hingga izin dari pemerintah. Semua harus dipenuhi terlebih dahulu dan tidak mudah," ujar Harold dalam gelaran ngobrol virtual dulu (ngovid) yang diselenggarakan Forum Wartawan Otomotif (Forwot), beberapa waktu lalu.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

On Progress

Lanjut Harold, untuk memenuhi semua persyaratan untuk melakukan produksi lokal memang butuh waktu. Meskipun, hingga saat ini rencana terkait produksi lokal Suzuki Jimny dan Ignis masih terjadwal sesuai rencana.

Sampai saat ini produksi lokal Ignis dan Jimny masih on progres dan belum ada informasi baru mengenai ketetapan keputusan produksi lokal Ignis dan Jimny di Indonesia

"Sampai saat ini produksi lokal Ignis dan Jimny masih on progres, dan belum ada informasi baru mengenai ketetapan keputusan produksi lokal di Indonesia," tegasnya.

3 dari 3 halaman

Produksi Jimny

Saat ini, Suzuki Jimny hanya diproduksi di pabrik perakitan pabrik perakitan Kosai, plant 2 yang terletak di Shirasuka, Kosai-Shi, Shizuoka, Jepang.

Total produksi Jimny, per bulan sebanyak 5.250 unit. Dari jumlah tersebut, memang sebagian besar untuk kebutuhan pasar dalam negeri alias Jepang, dan sisanya baru ekspor ke berbagai negara, dan salah satunya Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.