Sukses

Ini yang Juri Lihat dari Tiga Jawara HMC 2019

Dalam Final Battle Honda Modif Contest (HMC) 2019, telah terpilih tiga modifikator yang nantinya akan membuat karya di bawah program Honda Dream Ride Project.

Liputan6.com, Yogyakarta - Dalam Final Battle Honda Modif Contest (HMC) 2019, telah terpilih tiga modifikator yang nantinya akan membuat karya di bawah program Honda Dream Ride Project. Ketiganya adalah Alexander Rudy Darmawan (Jakarta) untuk kategori Matic & Cub, Lutfi Alman Faluti (Makassar) untuk kategori Sport, dan Agus Ficdiyanto (Surabaya) sebagai pemenang dari kategori FFA (Free for All).

Sebelumnya disebutkan juara nasional di kategori FFA adalah Arif Nurdiansyah. Arif merupakan pemilik dari Honda BeAT bergaya boardtracker garapan Agus Ficdiyanto.

Ketiga juara nasional ini mendapat nilai tertinggi dari Dewan Juri berdasarkan beberapa aspek penilaian seperti ide dan konsep yang diusung, fungsi, estetika, finishing dan detail dari unit motor modifikasi.

"Dilihat dari segi penilaiannya ada banyak faktor yang mempengaruhi. Meliputi semuanya dalam proses pembuatan sebuah karya motor. Intinya kami melihat dari idenya, inovasi, dan originalitas, juga teknikal serta detailing dan finishing," ujar Hidayat "Yayack" Priyo Wibowo selaku Dewan Juri HMC 2019.

Satu hal yang membuat juara di kelas FFA mendapat nilai tinggi, menurut Yayack, adalah pembuatan frame dari material stailess steel.

"Juara satu (FFA) ini kan menggunakan material stainless steel untuk frame dan segala macamnya. Dalam pengerjaannya itu cukup rumit," kata builder Retro Syndicate tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Komentar Juri Lainnya

Hal senada juga disampaikan juri lainnya, Hafid Uno. Jurnalis senior ini menyebut ide maupun inovasi menjadi hal utama dalam penilaian.

"Kalau saya melihat dari konsep-konsep baru sama inovatifnya yang ditawarkan. Salah satunya seperti yang diterapkan juara FFA, dia memadukan mesin sport dengan penggerak CVT. Itu jarang dan sulit," jelasnya.

"Lalu yang di kelas bolt on, secara konsep tuntas dikerjakan dan dia menggunakan suspensi belakang air suspension. PCX itu kan pakai suspensi ganda, tapi ini pakai satu suspensi tapi air suspension. Artinya, ini sesuatu yang inovatif banget dan tergolong berani," tutup Hafid.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.