Sukses

Bemo Riwayatmu Kini, Habis Tinggal Tulang

Nasib Bemo, angkutan umum roda tiga yang telah beredar di jalanan Ibu Kota sejak tahun 60-an, benar-benar habis.

Liputan6.com, Jakarta - Nasib bemo, angkutan umum roda tiga yang telah beredar di jalanan Ibu Kota sejak tahun 60-an, benar-benar habis. Kemarin, Selasa (1/8/2017) Dinas Perhubungan DKI Jakarta mulai memusnahkan bemo hasil razia di sejumlah wilayah di Ibu Kota.

Salah satu tempat pemusnahan bemo yang dilakukan Dinas Perhubungan DKI ada di pool Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. Petugas nampak memotong bagian per bagian bemo menggunakan las listrik.
Pekerja memusnahkan bemo hasil razia di sejumlah wilayah di Jakarta, di pool Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (1/8). Pemusnahan dilakukan, dikarenakan sejak 6 Juni 2017, Dishub DKI melarang bemo beroperasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Dari kondisi utuh lalu dipotong-potong menjadi bagian kecil membuat bemo tak lagi dikenali. Kini yang tersisa hanyalah kenangan.

Sekadar informasi, bemo merupakan turunan dari Daihatsu Midget. Daihatsu menyebutnya sebagai Model MP. Dimensi Model MP lebih besar dibandingkan model sebelumnya, yakni panjang 2.970 mm, lebar 1.295 mm, dan tinggi 1.455 mm.

Awalnya, kapasitas tempat duduknya hanya dua orang. Namun karena di Indonesia digunakan sebagai angkutan umum, maka bagian bak belakang sedikit diubah, sehingga dapat menampung enam orang penumpang.

Model MP menggunakan mesin yang sama dengan Midget yakni tipe ZA yang mampu menyemburkan daya 10 Tk.

Sebagaimana diketahui, peredaran Bemo telah dilarang sejak 6 Juni 2017 lewat Surat Edaran Dinas Perhubungan DKI Jakarta Nomor 84 Tahun 2017. Larangan tersebut mengacu pada Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 5 Tahun 2004 tentang Transportasi. Disebutkan, bemo tidak lagi termasuk sebagai angkutan umum.
Angkutan umum Qute menunggu penumpang di kawasan Kota, Jakarta, Senin (24/7). Sebanyak 17 unit Angkutan Pengganti Bemo (APB) tersebut mampu mengangkut tiga penumpang dan mulai diuji coba untuk mengetahui kelayakan armada. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Bajaj Qute, kendaraan roda empat bertubuh mungil, dijadikan Angkutan Pengganti Bemo (APB). Setidaknya saat ini ada 17 unit yang sedang diujicobakan.

Bajaj roda empat ini memiliki dimensi panjang 2.752 mm, lebar 1.312 mm dan tinggi 1.652 mm, radius putar mencapai 3,5 meter dan bobotnya mencapai 450 kg.

Meski roda empat, ternyata kendaraan ini enggan disebut mobil. Mereka pun menyebut masuk dalam segmen quadri cycle atau moda transportasi empat roda.

Dibanding bemo, Bajaj Qute pastinya lebih bertenaga. Bajaj Qute mengandalkan mesin 220 cc berteknologi closed loop injection, lengkap dengan tiga busi dalam satu silinder, yang menghasilkan daya hingga 13 Tk pada 5.500 rpm pada 19 Nm pada 4.000 rpm.

Tenaga yang disalurkan ke transmisi sequential 5 percepatan ini diklaim mampu membuat Bajaj Qute dapat dipacu dengan kecepatan 60-70 km/jam.

Sama seperti bemo, Bajaj Qute juga memiliki kekurangan, seperti tak dilengkapi Audio, AC, power window atau electric mirror, serta setirnya yang belum power steering.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.