Sukses

Orang Ini yang Tentukan Bisa Beli Ferrari atau Tidak

Enrico Galliera, orang yang berhak menentukan apakah seseorang bisa punya Ferrari atau tidak.

Liputan6.com, Maranello - Ferrari adalah satu dari segelintir pabrikan yang konsisten mengeluarkan produk-produk berperforma tinggi. Tidak heran kalau kemudian mobil-mobil dengan logo kuda jingkrak tersebut harganya pasti di atas rata-rata.

Apalagi kalau sudah bicara soal model-model terbatas. Meski punya uang berlimpah, belum tentu seseorang bisa memperoleh mobil idamannya.

Nasib orang-orang semacam ini, juga mereka yang berniat beli mobil Ferrari pada umumnya, berada di tangan orang bernama Enrico Galliera. Ia adalah Chief Marketing and Commercial Officer. Pekerjaannya, salah satunya adalah menyortir siapa yang berhak punya Ferrari atau tidak.

Tidak heran kalau dia jadi salah satu orang terkuat di pabrikan yang identik dengan logo merah itu.

"Kami memiliki permintaan yang jauh lebih tinggi dari ketersediaannya. Jadi yang kami lakukan adalah mengidentifikasi kriteria yang bermanfaat bagi pelanggan yang baik," ujar Galliera, dikutip dari Carscoops, Kamis (20/7/2017).

Implikasinya, Galliera kerap, atau bahkan lebih sering, menolak permohonan pembelian mobil dari konsumen ketimbang menyetujuinya. Ia bahkan dijuluki sebagai Dr. No, oleh beberapa media.

Galliera sendiri yang mengatakan bahwa bagian tersulit dari pekerjaannya adalah mengatakan "tidak". "Tapi itu adalah salah satu pekerjaan yang harus dilakukan secara reguler," sambungnya.

Galliera mengatakan, pekerjaannya "menolak" orang akan lebih mudah kalau sebelumnya orang tersebut bukanlah klien Ferrari. Namun sebaliknya, kerjanya akan semakin sulit ketika harus bilang tidak pada seseorang yang merupakan pelanggan yang sangat baik.

Ini biasanya terjadi pada penjualan model yang benar-benar terbatas. Ferrari sendiri telah memberikan pakem bahwa edisi terbatas hanya diperuntukkan bagi pelanggan yang benar-benar setia.

Semuanya memang tentang peluang, tergantung dari apakah seseorang dianggap pelanggan yang lebih setia dari yang lain atau tidak, dan apakah uang di kantong cukup atau tidak.

Kalaupun ada yang tidak boleh berharap, itu adalah pekerja Ferrari sendiri. Mereka adalah kelompok yang tidak bakal punya Ferrari. "Dengan produksi terbatas dan klien yang menunggu begitu lama, tidak baik jika mobil dikirim ke karyawan," tutup Galliera.

 

Simak juga video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.