Sukses

Bisnis Utama Rolls-Royce Mesin Pesawat, Bukan Mobil

Nama Rolls-Royce sebagai pabrikan pembuat mesin pesawat mencuat saat Perang Dunia I dan mencapai puncaknya pada Perang Dunia II.

Liputan6.com, Jakarta - Nama merek pabrikan mewah asal Inggris, Rolls-Royce, tengah menjadi pembicaraan hangat publik Indonesia. Musababnya, mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, ditetapkan sebagai tersangka kasus suap pembelian mesin pesawat Airbus A330.

Airbus A330-300 bisa ditenagai dengan tiga pilihan mesin, yang salah satunya diproduksi oleh Rolls-Royce, Trent 700. PT Garuda Indonesia akhirnya menggunakan mesin ini, yang ternyata masuk dalam "daftar hitam" lembaga regulator penerbangan sipil di Amerika Serikat (AS), Federal Aviation Administration Safety Alert.

Ternyata Rolls-Royce tak hanya membuat mobil-mobil mewah plus eksklusif. Rolls-Royce memang kerap menjual produknya dalam jumlah terbatas. Namun selain itu, Rolls-Royce adalah pabrikan pembuat mesin pesawat.

Dalam Rolls-Royce history timeline yang dikutip dari rolls-royce.com, Jumat (20/1/2017), diketahui bahwa Rolls-Royce sudah membuat mesin pesawat pada permulaan Perang Dunia Pertama, 1914. Mesin pertama yang mereka buat diberi nama Eagle.

Sebetulnya, Charles Stewart Rolls, salah satu pendiri, sejak 1907 telah mengusulkan agar perusahaan memproduksi mesin pesawat. Namun saat itu direktur lain tidak setuju. Barulah saat pemerintah Inggris meminta, mereka menyanggupinya.

Rolls-Royle juga memproduksi mesin-mesin lain, semisal Hawk dan Falcon.

Menariknya, meski permintaan dari pemerintah Inggris terus naik, Rolls-Royce enggan memberikan lisensi pabrikan lain untuk membuat mesin milik mereka. Argumennya, mereka takut kualitas mesin menurun. Padahal, yang dibutuhkan adalah mesin yang prima.

Bahkan karena kepeloporan dan terlalu banyak permintaan, mesin pesawat Rolls-Royce terpasang pada lebih dari setengah pesawat yang dipakai oleh pihak Sekutu seperti Serbia, Rusia, Belgia, Montenegro, Jepang, dan Italia.

Pada akhir 1920-an, bisnis utama Rolls-Royce adalah mesin pesawat, mengalahkan mobil. Pun saat Perang Dunia II, Rolls-Royce mengambil peran serupa. Mereka, misalnya, memasok mesin bernama Merlin untuk pesawat Hawker Hurricane.

"Permintaan untuk Merlin selama Perang Dunia II mengubah Rolls-Royce sebagai perusahaan yang relatif kecil menjadi pesaing utama dalam bisnis mesin pesawat," demikian yang disimpulkan laman resmi mereka.

Bisnis besar ini pun akhirnya terus mereka pertahankan, sampai sekarang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.