Sukses

Siklus Menstruasi Tak Teratur Berkaitan dengan Risiko Penyakit Jantung, Begini Saran Ahli

Secara keseluruhan, ada sekitar 14% hingga 25% wanita memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur di seluruh dunia

Liputan6.com, Jakarta Wanita dengan siklus menstruasi tidak teratur atau siklus yang panjang berkemungkinan menghadapi risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi, menurut sebuah studi baru.

Melansir CNN, siklus yang lebih pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari) dan siklus yang lebih lama dari normal (lebih dari 35 hari) dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular dan fibrilasi atrium yang lebih tinggi, dikenal dengan detak jantung yang tidak teratur, menurut penelitian dalam Jurnal Asosiasi Jantung Amerika. 

Secara khusus, para peneliti menuliskan, “siklus menstruasi yang panjang dikaitkan dengan peningkatan risiko fibrilasi atrium tetapi tidak dengan infark miokard, gagal jantung, dan stroke,”

Siklus yang lebih pendek juga dikaitkan dengan risiko penyakit jantung koroner dan infark miokard, atau dikenal dengan serangan jantung yang lebih parah.

Sayangnya, mengutip penulis studi senior Dr. Huijie Zhang, kepala dokter dan profesor di Rumah Sakit Nanfang Universitas Kedokteran Selatan di China, sifat sebenarnya dari hubungan itu dan hal yang mendorongnya masih belum diketahui.

Namun, temuan penelitian menunjukkan bahwa sudah waktunya untuk meningkatkan kesadaran seputar pentingnya memantau karakteristik siklus menstruasi sepanjang kehidupan reproduksi seseorang, kata Zhang lagi.

Secara keseluruhan, ada sekitar 14% hingga 25% wanita memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur di seluruh dunia, menurut US National Institutes of Health dikutip dari CNN.

Para peneliti yang berbasis di China telah menganalisis data kesehatan pada 58.056 wanita di Inggris. Para wanita, usia 40 hingga 69 tahun, melaporkan dalam kuesioner panjang dan keteraturan siklus menstruasi mereka dari waktu ke waktu dan informasi medis lainnya selama sekitar 12 tahun.

Diperoleh data bahwa di antara 39.582 wanita melaporkan memiliki siklus menstruasi yang teratur, dan 18.474 melaporkan siklus tidak teratur atau tidak menstruasi.

Para peneliti menemukan bahwa 2,5% wanita dengan siklus teratur mengembangkan penyakit kardiovaskular, dibandingkan dengan 3,4% wanita dengan siklus tidak teratur.

Data juga menunjukkan bahwa 0,56% dari mereka dengan siklus teratur mengalami fibrilasi atrium, dibandingkan dengan 0,92% dari mereka dengan siklus tidak teratur.

Dan para peneliti menemukan bahwa sekitar 1,3% dari mereka dengan siklus teratur mengembangkan penyakit jantung koroner, dibandingkan dengan 1,7% dari mereka dengan siklus tidak teratur. Sekitar 0,29% mengalami serangan jantung, dibandingkan dengan 0,45% dari mereka yang siklusnya tidak teratur.

Tanda vital lainnya

Temuan itu tidak mengejutkan Dr. Stephanie Faubion, direktur Pusat Kesehatan Wanita Mayo Clinic dan direktur medis dari Masyarakat Menopause Amerika Utara.

“Ada bukti yang terkumpul bahwa siklus menstruasi yang tidak teratur tidak sehat, dan faktanya, hal itu dapat dianggap sebagai tanda vital bagi wanita dan menstruasi yang tidak teratur seharusnya memicu orang untuk berpikir tentang risiko kardiovaskular pada wanita,” kata Faubion, yang tidak terlibat dalam penelitian studi baru tersebut, seperti diberitakan CNN.

Ini juga didukung oleh pedoman yang dikeluarkan pada tahun 2015 oleh American College of Obstetricians and Gynecologists yang mengatakan bahwa praktisi medis harus memperlakukan siklus menstruasi pada remaja sebagai tanda vital tambahan. Seperti suhu dan denyut nadi, ini harus digunakan untuk menilai kesehatan secara keseluruhan, dan dokter harus mencoba mengidentifikasi pola menstruasi yang tidak normal pada masa remaja.

Meski belum diketahui mekanisme yang pasti di baliknya, siklus menstruasi tetap harus dianggap sebagai penanda kesehatan secara keseluruhan, menurut Faubion.

“Dan jika Anda tidak menstruasi secara teratur, ahli kesehatan Anda harus mencari tahu mengapa Anda tidak menstruasi secara teratur. Bagian dari ini adalah mendidik para profesional perawatan kesehatan bahwa siklus menstruasi adalah tanda penting lainnya bagi wanita.” jelasnya dikutip dari CNN.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.