Sukses

Modus Calo Tiket Gaet `Mangsa` di Terminal Kalideres

Calo tiket mengawali aksi percaloan tiketnya dengan menanyakan kemana tujuan calon pemudik.

Kenyamanan ribuan pemudik pada H-3 Lebaran di Terminal Bus Kalideres masih terusik dengan kehadiran para calo tiket. Mereka menaikkan harga tiket lebih tinggi dari seharusnya. Bahkan, para calo tak segan-segan memaksa calon penumpang untuk membeli tiket darinya.

"Ke mana, Mas? Ke mana, Mas? Mau ke mana, Mas," ujar salah satu calo, hendak menawarkan tiket bus, yang telah terpaut jauh dari harga aslinya di Terminal Kalideres, Jakarta, Senin (5/8/2013).

Calo tiket itu, kepada Liputan6.com mengaku bernama Rahmat, mengawali aksi percaloannya dengan menanyakan tujuan calon pemudik. Bila tak berhasil mengetahui tujuan para pemudik, tak jarang calo seperti Rahmat mengeluarkan nada keras kepada penumpangnya. Hal itu tentu membuat takut para pemudik yang kebanyakan pendatang di Jakarta.

Setelah mendapati tujuan pemudik, yang biasanya menuju Pelabuhan Merak, Banten, kemudian Rahmat mengantarkannya ke bus tujuan Merak.

Rahmat, dengan pakaian seadanya, mengenal betul seluk-beluk Terminal Kalideres. Kantongnya dipenuhi tiket calon penumpang, yang lebih mirip dengan nota ketimbang tiket penumpang. Tentu tiket itu dapat diberi harga sesuai keinginan Rahmat. Sebuah id card penanda bahwa dia agen bus tertempel di saku kemejanya. Tak jelas, nama PO tempat Rahmat bekerja.

Setelah berhasil membawa calon penumpang ke bus yang dikehendaki, Rahmat kemudian bertransaksi dengan penumpang itu di atas bus. "Ke Merak. 50 ribu," kata Rahmat.

Padahal jelas, tertulis di bagian atas bus, harga tiket sebenarnya untuk rute Kalideres-Merak adalah Rp 25 ribu untuk bus Patas AC. Tentu penumpang ngomel dengan tarif yang diajukan Rahmat.

"Ini lebaran, kena tuslah. Jadi Rp 50 ribu. Daripada nggak dapat bus," kata Rahmat beralibi kepada mangsanya.

Biasanya, tak ingin berdebat panjang, penumpang menyerah begitu saja. Dengan muka masam, penumpang kemudian menyerahkan lembaran lima puluh ribuan kepada Rahmat.

Setelah mendapatkan uang dari mangsanya, Rahmat kemudian menuju agen sebenarnya bus tersebut. Kemudian dia melobi petugas agen itu, dan 'menitipkan' penumpang yang telah menjadi mangsa. Tak lupa, Rahmat tetap membayar agen itu dengan harga resmi, dan imbalan untuk agen, yang melancarkan aksinya. Jumlah yang Rahmat bayarkan untuk agen, Rp 30 ribu. Itu berarti dia dapat sekitar Rp 20 ribu perpenumpang.

Rahmat, dan para calo lain, tampak banyak berkeliaran di terminal bus Kalideres. Mereka lebih rajin menggaet penumpang ketimbang agen bus sebenarnya, yang memilih hanya duduk mengobrol di loket-loket penjualan tiket. Dengan duduk saja, agen bus resmi sudah dapat komisi dari para calo. (Ary/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.