Sukses

Skytrain untuk Feeder LRT dan MRT Akan Dibangun, Ini Rute dan 3 Negara Calon Investor

Menteri Perhubungan mengungkapkan rencana rute skytrain sebagai feeder untuk LRT dan MRT di Jabodetabek yang masih dalam tahap pengembangan.

Diperbarui 09 Mei 2025, 14:20 WIB Diterbitkan 09 Mei 2025, 14:20 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Rencana pembangunan skytrain sebagai pengumpan (feeder) untuk LRT dan MRT di Jabodetabek semakin mengemuka. Pada tanggal 9 Mei 2025, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengungkapkan bahwa beberapa rute potensial sedang dalam pengembangan. Rute ini diharapkan dapat menghubungkan kawasan permukiman padat penduduk dengan sistem transportasi massal yang ada.

Salah satu rute yang direncanakan adalah menghubungkan Mekarsari dengan Stasiun LRT Harjamukti di Cibubur. Rute ini akan memberikan akses lebih baik bagi warga yang tinggal di daerah tersebut. Selain itu, ada rencana lain yang menghubungkan Serpong menuju Stasiun MRT Lebak Bulus. 

Dudy menjelaskan, "Kita ada dua yang sedang kita mau coba dan ini sedang dimatangkan oleh Ditjen Perkeretaapian." Ia menambahkan bahwa skytrain dari Sentul, Bogor akan menjadi feeder untuk LRT Jabodebek, sedangkan skytrain dari Serpong akan menjadi feeder untuk MRT Jakarta Lebak Bulus.

2 dari 5 halaman

Proses Pencarian Investor dan Teknologi

Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi bakal menjajaki investasi untuk angkutan pengumpan (feeder) pada stasiun MRT Jakarta dan stasiun LRT Jabodebek. Dengan menggunakan skytrain bertipe kereta gantung. 

Kereta gantung itu akan jadi angkutan feeder dari Mekarsari ke Stasiun LRT Jabodebek Harjamukti. Lalu menyambungkan kawasan Serpong ke Stasiun MRT Lebak Bulus.

"Dari Mekarsari untuk feeder LRT di Cibubur. Kemudian skytrain untuk MRT yang dari Serpong ke Lebak Bulus," terang Menhub Dudy di Jakarta, dikutip Jumat (9/5/2025).

Menhub menyampaikan, pembangunan skytrain ini bakal mengandalkan investasi. Untuk itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam waktu dekat akan menggelar pertemuan dengan sejumlah calon investor, seperti Belarusia, Jerman, dan dua perusahaan asal China.

"Rencananya minggu depan ada investor gathering. Kita sedang menawarkan kepada investor mengenai skytrain," imbuh dia.

 Untuk pembangunannya, Kemenhub juga telah berkomunikasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Untuk memanfaatkan aset atau fasilitas umum milik pemerintah daerah (pemda) setempat sebagai lokasi pembangunan tiang skytrain.

3 dari 5 halaman

Rel di Atas Kereta Gantung 

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal menambahkan, skytrain ini nantinya memiliki tipe seperti kereta gantung. Tapi bukan digantung di atas kabel, melainkan dengan menaruh rel di atas kereta. 

"Kereta gantung berpenggerak. Relnya di atas, tapi bukan cable," ujar Risal. 

Pembangunan tipe itu dipilih lantaran secara biaya konstruksi cenderung lebih hemat. "Biaya operasinya lebih murah, dan biaya pembangunannya per km pun lebih murah, tergantung jumlah stasiun dan jumlah kereta," bebernya.

4 dari 5 halaman

Tunggu Investasi 3 Negara

Eksekusinya kini tengah menunggu kepastian investasi yang tengah dijajaki kepada tiga negara, yakni Belarusia, Jerman dan China. 

"Artinya kita tawarkan, silakan berinvestasi membangun kereta gantung perkotaan. Ada Belarusia, Jerman dan China. China ada dua perusahaan," ujar Risal. 

Secara masterplan, skytrain feeder untuk LRT Jabodebek nantinya akan tersambung hingga ke Kabupaten Bogor, sementara untuk MRT Jakarta ke Kabupaten Tangerang. "Yang satu dari Mekarsari ke Harjamukti, yang satu dari ICE BSD sampai ke MRT Lebak Bulus," tandasnya. 

 

5 dari 5 halaman

Infografis

EnamPlus