Sukses

Hindari Politik Pecah Belah, ProGib Nusantara Inisiasi Diskusi Nasional Bersama Aktivis dan Mahasiswa

Hafif Assaf menyampaikan dalam proses demokrasi boleh saja menyampaikan kritik, dan aspirasi oleh siapa saja, termasuk para akademisi serta mahasiswa.

Liputan6.com, Jakarta - Relawan ProGib Nusantara menyelenggarakan Diskusi Nasional 2024 bertemakan Menjaga Demokrasi, Melanjutkan Indonesia Maju. Acara ini diadakan  ProGib Nusantara dan berkolaborasi dengan Koalisi Indonesia Muda, Koalisi Mahasiswa Indonesia serta di hadiri oleh ratusan Aktivis, Alumni Perguruan Tinggi dan Mahasiswa se-Jabodetabek yang berlokasi di Riase Cikini, Jakarta Pusat.

Tidak hanya itu, Acara Diskusi Nasional 2024 ini turut mengundang narasumber lintas sektor dan profesional dibidangnya seperti Hafif Assaf selaku Ketua Umum ProGib Nusantara, Abraham selaku Koordinator Nasional Koalisi Mahasiswa Indonesia, Rizky Abdurrahman Wahid selaku Mantan Ketum PMII DKI Jakarta, Onky Fachrur Rozie selaku eks Koordinator Pusat BEM/DEMA PTKIN Se-Indonesia dan Presidium Nasional Koalisi Indonesia Muda, dan M.Iqbal selaku Alumni FISIP UI dan Kornas Suara Pagi.

Dalm diskusi ini, Hafif Assaf menyampaikan dalam proses demokrasi boleh saja menyampaikan kritik, dan aspirasi oleh siapa saja, termasuk para akademisi serta mahasiswa. Penyampaian pendapat ini ada baiknya dilakukan dengan koridor yang tepat dan argumen yang logik, serta dasar hukum yang jelas tanpa harus mendelegitimasi pemilu 2024, bahkan cenderung menyudutkan salah satu konstenstan Capres dan Cawapres pada pemilihan yang akan dilakukan sebentar lagi ini.

"Alih-alih memberikan masukan, malah sebenarnya pemberi kritik ini terindikasi partisan salah satu pendukung Capres-Cawapres tertentu, yang memiliki tujuan elektoral," ujar Hafif.

Abraham selaku Kornas Koalisi Mahasiswa Indonesia turut menyampaikan, Demokrasi di Indonesia pada saat ini masih sedang baik-baik saja. "Pertanyaannya, kenapa sekelompok orang yang mengaku kelompok Intelektual organik baru muncul akhir-akhir ini saja, khususnya menjelang masa pencoblosan di Pemilu 2024. Seharusnya para intelektual organik tidak hanya sekedar mengkritik saja, melainkan menyiapkan solusi road map blue print menuju Indonesia Bonus Demografi 2030 dan Indonesia Emas 2045," tutur Abraham.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Khawatir Ditunggangi

Rizky Abdurrahman Wahid selaku Mantan Ketua PC PMII DKI Jakarta menyampaikan bahwa kaum Intelektual harus menjaga demokrasi, serta menolak segala bentuk polarisasi. "Kita mengkhawatirkan perihal ini di tunggangi oleh kelompok tertentu dan partisan salah satu Capres-Cawapres, serta akan menyebabkan polarisasi dan kegaduhan di akar rumput, ini yang harus kita hindari" ucap Rizky.

Onky Fachrur Rozie selaku eks Koordinator Pusat BEM/DEMA PTKIN Se-Indonesia menyampaikan bahwa semua pihak termasuk anak muda sudah cerdas. Ia sepakat untuk tidak mendegradasi proses demokrasi yang sudah berjalan. "Tapi kita fokus pada narasi besar Indonesia maju untuk percepatan, penyempurnaan, dan keberlanjutan."

Rully Satria selaku Ketua DPP Bidang Kelembagaan Relawan ProGib Nusantara juga turut menyampaikan bahwa "Kita sebagai insan dan warga negara republik indonesia perlu menjaga kondusifitas iklim perpolitikan indonesia dengan riang gembira, penuh gagasan dan tidak perlu menyudutkan lawan politik dengan berbagai macam propaganda yang saling menjatuhkan".

Tidak hanya itu, Imam Pesuwaryantoro selaku Ketua DPP Bidang Humas Relawan ProGib Nusantara turut menyampaikan bahwa "Guru-Guru Besar dan Akademisi Intelektual Indonesia baiknya ikut mengedukasi para pemilih pemula generasi millenial dan gen z dengan gagasan dan substansi, serta mengurangi tensi politik becah belah melalui petisi tak mendasar".

Acara Diskusi Nasional 2024 dengan topik Menjaga Demokrasi, Melanjutkan Indonesia Maju ditutup oleh Hafif Assaf selaku Ketua Umum Relawan ProGib Nusantara dengan kalimat positif. "Marilah kita saling merangkul, bukan saling memukul bagi sesama anak bangsa, mari kita lanjutkan sesuatu yang baik bagi Indonesia Maju ini dengan melakukan inovasi dan keberlanjutan demi terciptanya SDM Indonesia Emas 2045 mendatang". tutup Hafif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini