Sukses

Harga Pangan Mulai Naik, PSI: Harusnya Pemprov DKI Antisipasi

Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta menyoroti persoalan naiknya harga sejumlah bahan pangan pokok di Ibu Kota dalam beberapa hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta menyoroti persoalan naiknya harga sejumlah bahan pangan pokok di Ibu Kota dalam beberapa hari ini.

Wakil Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta August Hamonangan mengungkapkan, beberapa bahan pangan yang mengalami kenaikan harga adalah beras, daging, gula dan garam dapur.

August merinci, harga daging sapi has tertinggi di wilayah Jakarta hari ini mencapai Rp170.00 per kg, dilaporkan di Pasar Petojo Ilir. Sedangkan harga terendah sudah di Rp130.000 per kg, di Pasar Mampang Prapatan.

Kemudian, harga gula pasir tertinggi di Jakarta mencapai Rp17.000 per kg, di Pasar Glodok dan terendah Rp14.000 per kg di Pasar Pos Pengumben.

"Pengecekan seperti operasi pasar ini sangat penting dilakukan Pemprov DKI untuk menjaga kestabilan harga dan memastikan stok pangan di lapangan aman," kata August dalam rilis resminya, Jumat (6/10).

August pun meminta Pemprov DKI untuk melakukan stabilisasi harga pangan karena itu merupakan kebutuhan dasar manusia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Antisipasi

Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (KPKP) seharusnya sudah mengantisipasi adanya potensi lonjakan harga pangan.

"Di tengah Presiden menggalakkan ketahanan pangan, harusnya Pemprov DKI Jakarta sudah maju melangkah. Selain itu juga harus fokus pada penanaman tanaman produktif, manajemen dan penataan distribusi daging sapi, ayam, telur yang harus terus ditingkatkan," ujar August.

3 dari 3 halaman

Sosialisasi

Dia menilai pun Dinas KPKP harus aktif mensosialisasikan harga dan stok via medsos pada warga DKI.

"Dinas KPKP perlu mensosialisasikan harga maupun stok bahan pangan melalui media sosial agar tiap penjual maupun pembeli bisa mengetahui harga pasaran yang terbentuk sehingga penjual tidak berspekulasi untuk menaikkan harga jual karena keterbatasan informasi akan stok maupun harga pasaran komoditas," ucapnya.

"Begitu juga kepada pembeli, dengan informasi harga yang akurat, pembeli akan menentukan sikap untuk membeli sekarang atau menunda, dan penundaan tersebut akan menstabilkan kembali harga pasar karena turunnya permintaan," sambungnya.

Sumber: Lydia Fransisca/Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini