Sukses

Sampel Janin Hasil Aborsi Ilegal di Jakarta Pusat Dibawa ke Puslabfor

Sampel ditemukan saat polisi membongkar saluran septic tank yang menjadi tempat pembuangan janin hasil aborsi di sebuah rumah kontrakan kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi membawa sejumlah sampel janin diduga hasil praktik aborsi ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri. Sampel ditemukan saat kepolisian membongkar saluran septic tank yang menjadi tempat pembuangan janin hasil aborsi di sebuah rumah kontrakan kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.

"Kita cek apakah itu jaringan atau sel janin. Sementara ada beberapa sampel yang kita bawa," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin dalam keterangannya, Rabu (5/7/2024).

Komarudin menerangkan, sampel-sampel bentuknya gumpalan darah, gajih, lemak, dan sel didapati di selokan. Adapula yang menempel di bebatuan. Nantinya sampel bakal diuji di Laboraturium Forensik (Puslabfor).

"Itu kita kemarin, kita bawa ke lab," ujar dia.

Sembilan orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus aborsi ilegal tersebut. Dia merinci, SN (51) sebagai eksekutor, NA (33) asisten sekaligus otak dari klinik aborsi. Mereka berdua residivis kasus serupa. NA baru saja keluar bulan Juni 2022, sedangkan SN keluar pada 7 Mei 2022.

"NA ini yang mengontrak rumah, kemudian NA juga yang menghubungi SN untuk sebagai yang melakukan tindakan," ujar dia.

Komarudin menerangkan, tersangka lain inisial SW yaitu pembantu rumah tangga yang ikut membantu membersihkan dan mengetahui adanya praktik aborsi ilegal.

"SW ini termasuk dia yang menyiapkan alat-alat, dia yang membersihkan alat-alat, termasuk membersihkan rumah," ujar dia.

Lebih lanjut, Komarudin menerangkan, tersangka SM berperan sebagai driver yang bertugas menjemput pasien.

"Jadi pasien diminta untuk menunggu di suatu tempat kemudian dijemput oleh NA dan SM dari satu tempat kemudian ke tempat ini," ujar dia.

Komarudin menerangkan, pihaknya turut menemukan empat orang wanita. Adapun, satu orang sedang menjalani tindakan, sementara tiga wanita lain baru saja selesai menjalani tindakan di antaranya JW, IR, IF, dan AW. Mereka juga menyandang status sebagai tersangka.

Sedangkan, satu orang lagi yaitu laki-laki inisial MK yang merupakan kekasih dari AW.

"MK yang menyuruh untuk melakukan aborsi, dan mengantarkan dan membiayai aborsi," ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Praktik Aborsi di Jakpus Cuma Modal Alat Vacum: Setelah Disedot, Janin Dibuang ke Kloset

Polres Metro Jakarta Pusat berhasil mengungkap bisnis ilegal praktik aborsi yang dijalankan oleh tiga orang pelaku. Bahayanya, usaha itu dijalankan dengan modal pengalaman dan alat sederhana tanpa bekal pengalaman medis.

Demikian fakta itu diungkap Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin terhadap tiga pelaku yang menjalankan bisnis ini. Yakni, SN dan NA selaku eksekutor yang menggugurkan janin bayi. Lalu SM selaku sopir yang bertugas mengantar jemput pelanggan.

"Kalau kita lihat dari latar belakangnya yang bersangkutan bukan seorang petugas medis atau bukan seorang yang memiliki pengalaman medis," kata Komarudin kepada wartawan, dikutip Kamis (29/6).

Bahkan, Komarudin mendapatkan keterangan sementara kalau SN selaku otak di balik bisnis aborsi ini, hanya bermodalkan pengalaman dimana dirinya sempat bekerja sebagai asisten di tempat praktik aborsi lainnya.

"Kami sedikit menyimpulkan bahwa sebelumnya yang bersangkutan ini SN ini asisten. Akan kita kejar dia asisten dimana (pelaku lain) akan kita buru," ucapnya.

Pasalnya dari hasil penggerebekan yang dilakukan petugas pada Rabu (28/6), terlihat kalau bisnis yang dijalankan ketiga pelaku ini hanya berbekal alat sederhana, bukan alat-alat profesional medis.

"Dari sini alat-alatnya sangat-sangat minim, sederhana bukan seperti alat-alat di klinik kedokteran. Di sini hanya alat-alat sedotnya hanya menggunakan vakum terus ada beberapa alat suntik," sebutnya.

"Juga obat-obatan yang bisa dibeli di apotik dengan bebas. Obat antibiotik, obat anti nyeri. Kemudian sarana yang ada itu cuma vakum ya. Jadi disedot menggunakan vakum setelah itu dibuang di dalam kloset," tambah dia.

Oleh karena itu, Komarudin menegaskan penyelidikan saat ini akan menyasar ke pihak-pihak yang memiliki peran besar kepada ketiga pelaku.

"Harus kita tindaklanjuti untuk mengantisipasi kalau memang sebelumnya bahwa pelaku ini ikut membantu di tempat yang lain itu akan kita kembangkan," ungkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.