Sukses

Dari 275 Juta Penduduk Indonesia, Hanya 6 Persen yang Menempuh Pendidikan Tinggi

Wapres Ma'ruf berharap, angka orang Indonesia yang bisa lanjut ke pendidikan tinggi terus naik. Dia meminta alumni PPI menjadi penggerak kemajuan pendidikan masyarakat Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut, jumlah warga Indonesia yang mengenyam pendidikan tinggi masih sangat sedikit. Menurutnya, hanya 6 persen orang Indonesia yang menempuh pendidikan tersier.

"Saat ini, jumlah warga negara Indonesia yang mengenyam pendidikan tersier masih sangat sedikit. Berdasarkan data Dukcapil Kementerian Dalam Negeri Tahun 2022, dari 275 juta penduduk Indonesia, hanya sekitar 0,02 persen warga yang berpendidikan S3. Sedangkan yang berpendidikan S2 ada sekitar 0,3 persen dan tidak sampai 5 persen warga negara yang berpendidikan S1," kata Ma'ruf di acara Alumni Connect Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI), Jakarta, Jumat (27/5/2023).

"Jadi, total hanya 6 persen orang Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi," sambungnya.

Ma'ruf berharap, angka orang Indonesia yang bisa lanjut ke pendidikan tinggi terus naik. Dia meminta alumni PPI menjadi penggerak kemajuan pendidikan masyarakat Indonesia.

"Saya berharap program dan kegiatan PPI dapat menginspirasi semakin banyak masyarakat Indonesia untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya, hingga ke luar negeri, lalu kembali ke tanah air membangun bangsa dan negara," ucapnya.

Menurut Wapres Ma'ruf, generasi muda dan kaum terdidik menjadi generasi baru yang mendorong semangat produktivitas dan nilai tambah ekonomi. Bukan menjadi makelar pembangunan atau pelaku pemburu rente.

"Untuk itu, saya meminta seluruh pemangku kepentingan, dapat bekerja sama agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang bisa menempuh pendidikan tinggi dan menjadi generasi produksi," pungkasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pendidikan Tanggung Jawab Bersama

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pendidikan adalah sebuah tanggung jawab bersama. Tidak hanya pemerintah, melainkan juga keluarga.

“Pendidikan adalah tanggung jawab bersama yang melibatkan keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat,” cuit Jokowi dalam akun Twitter pribadinya, @jokowi seperti dilihat Selasa (2/5/2023).

Jokowi yakin, hanya dengan semangat kebersamaan, kerja keras, dan cerdas, maka pendidikan di Indonesia bisa semakin maju.

“Kita dapat memajukan pendidikan untuk menyongsong dan mengelola Indonesia yang maju,” optimis presiden.

Sebagai informasi, cuitan Jokowi tidak hanya sekadar kata-kata. Kepala negara membalutnya dengan ilustrasi visual khas RI-1. Tampak suasana kelas beserta murid yang sedang asyik bersekolah. 

Terdapat beberpa detil dari gambar tersebut, salah satunya kucing oren yang selalu tampak dalam ilustrasi visual khas RI-1.

“Mantap sekali bapak semoga program dan rencana dalam pendidikan mampu menembus bagi mereka yg perekonomiannya sangat terbatas semoga menjadi perhatian dari pemerintah,” cuit harap salah seorang warganet @nunungmar.

Hari ini tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional atau yang juga disebut Hardiknas. Hari Pendidikan Nasional diperingati di tanggal yang sama setiap tahunnya. Meski begitu tiap tahunnya tema dari Hardiknas itu pun berbeda-beda. 

Dilansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) berdasarkan Surat Nomor 12811/MPK.A/TU.02.03/2023 tentang Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2023 oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, tema Hari Pendidikan Nasional 2023 yaitu "Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar".

Reporter: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.