Sukses

M Taufik dalam Kenangan Anies Baswedan hingga Anas Urbaningrum

Mantan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik meninggal dunia setelah menderita sakit kanker paru-paru stadium empat.

Liputan6.com, Jakarta Politikus Gerindra sekaligus mantan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik telah berpulang. Al-Azhar Memorial Garden Karawang, Jawa Barat menjadi tempat peristirahatan terakhir dari pria kelahiran 3 Januari 1957 tersebut. M Taufik meninggal dunia setelah menderita sakit kanker paru-paru stadium empat.

Kabar berpulangnya M Taufik pertama kali dibenarkan oleh Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra Rani Mauliani. Dikatakan politikus Gerindra tersebut meninggal pada Rabu malam, 3 Mei kemarin di RS Siloam, Jakarta.

Atas kepergiannya, tak sedikit sejumlah tokoh negeri yang datang ke rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa. Salah satunya dari mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang disambut langsung oleh putri kedua almarhum, Annisa Yusyda.

Selain itu, ada mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Kepada awak media, pria yang akrab disapa Anas ini menceritakan saat menjadi Ketua KPU, Taufik dinilai berhasil mensukseskan penyelenggaraan Pemilu pada saat itu.

"Khususnya Pilpres ya karena itu adalah penyelenggaraan Pilpres langsung yang pertama. Belum ada presidennya, belum ada contohnya sebelumnya," kata Anas di lokasi kepada wartawan dikutip dari Merdeka.com.

Sang putri pun juga mengungkap kenangannya akan perjuangan sang ayah untuk melawan sakit yang diderita.

"Cerita saat melawan penyakit, saya yang nemenin dari awal sampai berobat ke Singapura. Papa bertanya kenapa papa bisa sakit ya? Padahal tahu sendiri papa sedang mempersiapkan untuk pemilu," kenang Annisa.

Berikut sederet cerita akan sosok almarhum M Taufik dalam kenangan Anies Baswedan, Anas Urbaningrum hingga sang putri, Annisa Yusyda dihimpun dari Liputan6.com: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Anies Sebut M Taufik Sosok Konsisten dan Tak Meninggalkan Tantangan

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku sangat kehilangan atas meninggalnya mantan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra M Taufik. Anies Baswedan menyebut M Taufik sebagai seorang aktivis, politikus, dan rekan kerja selama menjabat sebagai pemimpin di DKI.

"Selamat tujuh tahun terakhir, saya berinteraksi sangat dengan dekat dengan almarhum. Almarhum adalah orang yang konsisten dan tidak gentar menunjukkan atas konsekuensi yang diambil," kata Anies saat menyampaikan kata sambutan kepada almarhum M Taufik di rumah duka, Pondok Ranggon Jakarta Timur, Kamis (4/3/2023).

Anies melihat, keteladanan yang ditunjukkan M Taufik adalah keberanian untuk mengambil keputusan berdasarkan prinsip yang diyakini dan sebagai sesuatu yang benar.

"Selama kami bertugas di Jakarta, banyak tantangan dan rintangan dan almarhum tidak pernah sejengkal pun meninggalkan tantangan ini," ujar Anies.

Anies yakin, kebaikan M Taufik selama hidup akan menjadi amal bakti dan jariyah yang membawa kebaikan di alam kubur nantinya.

"Kita menjadi saksi catatan amal jariyahnya tidak berhenti dan Insya Allah ilmunya benar menjadi pendamping di alam baka nanti," Anies menutup.

3 dari 5 halaman

2. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Rani Maulani: M Taufik Seorang Guru dan Mentor dalam Politik

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra Rani Mauliani mengenang almarhum M Taufik sebagai sosok guru hingga mentor dalam bidang politik. 

"Pasti selalu ada doa untuk beliau, karena bagi saya khususnya beliau adalah orang tua, guru dan salah satu mentor politik yang baik," ucap Rani.

Untuk diketahui semasa hidupnya, M Taufik aktif dalam berbagai kegiatan. Pria kelahiran 3 Januari 1957 tersebut merupakan seorang politikus yang pernah menjabat Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dari 2014 sampai pemberhentiannya oleh partai pada 2022.

Selama menjabat sebagai legislator di Jakarta, Taufik dikenal sebagai politisi kontroversial, terutamanya ketika dirinya berselisih dengan Basuki Tjahaja Purnama.

Taufik berkiprah dalam dunia politik pertama kali sejak dirinya bergabung dengan Golongan Karya hingga memasuki masa Reformasi, ia memilih untuk berpindah partai ke Partai Keadilan dan Persatuan selama kurang lebih setahun.

Ia juga menjadi politikus Independen dengan mendirikan Pusat Pengkajian Jakarta, suatu lembaga swadaya masyarakat.

Pada 2003, Taufik ditunjuk oleh Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia untuk memegang jabatan Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta hingga pada tahun 2004.

Pada 2008, M Taufik membentuk Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) untuk daerah Jakarta dan menjabat sebagai ketua pertamanya. Ketika menjabat legislator, ia diusulkan oleh partainya untuk mengisi posisi Wakil Gubernur DKI Jakarta, setelah Joko Widodo saat itu mengundurkan diri dan Basuki mengisi jabatan yang ditinggalkan Jokowi.

4 dari 5 halaman

3. Anas Urbaningrum Kenang Saat Kerja Bareng M Taufik Sukseskan Pemilu 2004

Anas mengenang sosok Taufik sebagai senior dan teman kerja yang tak terlupakan. Anas mengingat masa-masa pernah bekerja sama dengan Taufik dalam penyelenggaraan Pemilu 2004 lalu.

Kala itu, Anas bercerita bahwa Taufik menjabat sebagai Ketua KPU DKI Jakarta. Dalam penyelenggaraan itu, kata Anas, KPU dan seluruh jajaran bekerjasama menyukseskan pesta demokrasi itu.

"Saat itu, Alhamdulillah bisa menyelenggarakan Pemilu yang sangat complicated (rumit) seperti itu dan buat pengamat pemilu di luar negeri waktu itu, hampir mustahil Indonesia bisa menyelenggarakan pemilu se-complicated itu," ujar Anas.

"Jangan lupa Pilpresnya dua putaran. Putaran pertama bulan Juni, putaran kedua bulan September, 20 Oktober sudah ada pelantikan presiden dengan proses yang sangat baik," tambah Anas.

Anas menyesalkan tak sempat menjenguk Taufik saat sakit. "Kebetulan saya tidak punya kesempatan menengok beliau ketika sakit dan tadi malam saya dapat berita duka Bang Taufik mendahului meninggalkan kami semua. Hari ini saya berkesempatan hormat yang terakhir dan mendoakan," imbuh Anas.

5 dari 5 halaman

4. Putri M Taufik, Annisa Yusyda: Hargai Waktu Menjadi Prinsip Hidup

Annisa mengatakan, perjuangan melawan penyakit kanker paru sudah dilakukan dengan maksimal hingga berobat ke Singapura.

"Cerita saat melawan penyakit, saya yang nemenin dari awal sampai berobat ke Singapura, papa bertanya kenapa papa bisa sakit ya? Padahal tahu sendiri papa sedang mempersiapkan untuk pemilu," kenang Annisa.

Annisa saat itu meminta sang ayah tetap fokus melawan penyakitnya dan mengesampingkan hal lain terlebih dulu. "Saya semangatin biar bisa semangat, papa punya cucu bisa semangat tapi kan Allah lebih sayang sama papa," ujar Annisa.

Annisa mengingat satu pesan sang ayah untuk terus menghargai waktu. Menurut dia, jika mau dihargai orang lain maka hargailah waktu.

"Papa orang yang paling senang kalau kita menghargai waktu, kalau mau dihargai orang, hargai dulu waktu orang lain. Ini menjadi prinsip," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.