Sukses

Jeblok di Survei, Partai Buruh Umbar Janji Gaji Pengangguran hingga Beri Insentif Rakyat Miskin

Said Iqbal mengklaim anggota tetap Partai Buruh berada di angka 5 juta sampai 10 juta. Karenanya, ia tak ambil pusing dengan hasil survei yang menilai rendah Partai Buruh.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Partai Buruh Said Iqbal ogah mengakui hasil Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang mengukur tingkat elektabilitas partai yang dipimpinnya. Adapun, dalam hasil survei tersebut, Partai Buruh hanya bisa meraup 0,5 persen suara pemilih.

"Mana mungkin 140 ribu. Itu suvei bohong. LSI memberi survei 0,5 ngawur. Lawan," kata Said Iqbal di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Senin (1/5/2023).

Said Iqbal mengklaim, anggota tetap Partai Buruh berada di angka 5 juta sampai 10 juta. Karenanya, ia tak ambil pusing dengan hasil survei tersebut.

"Biarin kita dikecilin, lembaga survei kecilin kita biarin," ujar Said Iqbal.

Said kemudian menyinggung Partai Buruh di Spanyol. Pada enam bulam sebelum pemilu di lembaga survei memberikan angka 0 persen. Rupanya, hasil survei berbanding terbalik dengan perolehan suara yang diraih Partai Buruh di Spanyol.

"Enam bulan berikutnya rakyat Spanyol hukum partai besar. Memang rakyat diam, rakyat enggak bisa bersuara karena mereka punya kekuasaan. Mereka punya kekuatan, tapi kekuatan sesungguhnya di bilik suara, TPS. Rakyat akan hukum siapa partai politik yang sahkan Omnibus Law dan Cipta Kerja," ujar dia.

"Sekarang Partai Buruh dikasih 0,5 biarin aja tidak apa-apa. Orang kita tidak pernah bayar lembaga surveinya," sambung Said Iqbal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Minta Kaum Buruh Menangkan Partai Buruh di Pemilu 2024

Said Iqbal meminta kaum buruh memenangkan Partai Buruh pada Pemilu 2024 mendatang. Bahkan, mengajak masyarakat tidak lagi mencoblos partai yang mendukung terciptanya Omnibus Law dan UU Cipta Kerja.

Said Iqbal kemudian mengumbar janji kepada kaum buruh seandainya partai bentukannya memperoleh suara tinggi pada Pemilu. Antara lain memberi insentif kepada rakyat miskin berupa uang Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta setiap bulan selama seumur hidup.

"Kita kasih jaminan makan. Haram hukumnya orang kelaparan di negeri yang kaya. Setiap orang miskin, buruh kontrak, buruh di-PHK, petani, nelayan, tukang ojol kasih uang. Haram hukumnya orang miskin kelaparan. Kita kasih Rp500 ribu sampai 1 juta sampai seumur hidup," ucap dia.

Said Iqbal menyakini, janji tersebut bisa terpenuhi. Dia berkaca dari kasus korupsi di Indonesia.

"Koruptor bisa sampai Rp200 triliun. Kasih makan orang miskin 500 ribu kali 2,27 juta orang miskin cuman Rp180 triliun per tahun," ujar dia.

Selain itu, Said Iqbal berjanji akan mengalokasikan APBN untuk menciptakan perumahan murah dan menggaji setiap pengangguran.

"Perumahan subdisi Rp100 triliun. Nanti Anda punya rumah semua. Kerja bayar pajak, begitu enggak kerja, pensiun, ngangur kita dibayar negara. Siap berjuang," tandas dia.

3 dari 3 halaman

Said Iqbal Sebut Buruh Tak Perlu Demo Lagi Jika Bisa Rebut 30 Kursi DPR

Saat berorasi di acara Mayday Fiesta 2023 dalam rangka memperingati hari buruh internasional (May Day) di Istora Senayan, Jakarta, Said menyatakan, Partai Buruh bertekat merebut 30 kursi DPR RI pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Dia berjanji, apabila misi tersebut tergapai maka kaum buruh tak perlu lagi turun ke jalan untuk menuntut hak-haknya.

"Ada 70 juta buruh saya hanya minta 5 sampai 6 juta atau 30 kursi kita rebut. Nanti kalau kita masuk DPR RI, DPRD Kabupaten Kota, DPRD Provinsi DPRI setiap bulan November kita ribut tentang upah kita gak perlu demo. Anggota DPR yang kita suruh," kata Said Iqbal dalam orasinya.

Dia menerangkan, kenaikan harga kebutuhan pokok, Bahan Bakar Minyak (BBM), dan upah ditentukan lewat keputusan politik baik itu di DPR RI maupun DPRD dan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Karena itu, buruh perlu terjun ke politik.

"Nasib saudara ditentukan keputusan politik," ujar Said Iqbal.

Said Iqbal kemudian menyinggung sikap partai politik terhadap kaum buruh. Salah satunya terkait upah mininum.

"Ada tidak, satu partai politik ketika bulan November, Desember ada kenaikan upah minimum ada enggak yang belain buruh?" tanya Said Iqbal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini