Sukses

KSP: Ajang MotoGP Hanya Permulaan, Ada Banyak Event Internasional di Mandalika

Deputi KSP menuturkan, salah satu kunci untuk menumbuhkan multiplier effect dari pengembangan Mandalika, yakni melalui pemberdayaan masyarakat lokal.

Liputan6.com, Jakarta - Deputi I Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Febry Calvin mengatakan, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika tidak berhenti pada ajang MotoGP 2022 yang akan digelar Maret mendatang di Sirkuit Mandalika. Menurut dia, akan banyak agenda nasional dan internasional yang akan digelar di Mandalika.

Febry menuturkan, pemerintah berharap kegiatan yang diadakan di Mandalika dapat melahirkan pertumbuhan ekonomi baru di kawasan tersebut. Untuk itu, pemerintah membutuhkan dukungan dari seluruh masyarakat.

"MotoGP ini hanya permulaan saja. Nantinya akan ada banyak lagi event berskala nasional dan internasional. Karena itu butuh dukungan seluruh elemen masyarakat agar bisa melahirkan multiplier effect yang bersifat jangka panjang," kata Febry dikutip dari siaran persnya, Minggu (13/2/2022).

Dia menuturkan, salah satu kunci untuk menumbuhkan multiplier effect dari pengembangan Mandalika, yakni melalui pemberdayaan masyarakat lokal. Hal ini sesuai dengan komitmen dan arahan Presiden Joko Widodo saat menetapkan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

"Sejak awal pengembangan Mandalika dirancang secara holistik. Pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat lokal harus dilakukan secara beriringan," ujar Febry.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bukan Proyek Gagah-gagahan

Febry menyebut, ada banyak sektor pendukung kegiatan pariwisata yang akan merasakan dampak multiplier dari pengembangan Mandalika. Mulai dari, konstruksi, penyedia akomodasi, makan dan minum, hingga transportasi dan UMKM.

"Kegiatan-kegiatan ini tentunya akan melibatkan masyarakat lokal," ucapnya.

"Intinya Mandalika bukan proyek gagah-gagahan, tapi memang didedikasikan untuk masyarakat Indonesia khususnya masyarakat NTB," sambung Febry.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.