Sukses

Waketum DMI Minta Mahasiswa Indonesia di Mesir Bisa Berperan di Segala Bidang

Syafruddin, meminta anak muda khususnya para mahasiswa Indonesia yang sedang menimba ilmu di Al-Azhar Kairo, Mesir, untuk terus mengembangkan bidang keilmuan yang dikuasai.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum PP Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin, meminta anak muda khususnya para mahasiswa Indonesia yang sedang menimba ilmu di Al-Azhar Kairo, Mesir, untuk terus mengembangkan bidang keilmuan yang dikuasai.

Hal ini disampaikannya saat berbicara dalam Seminar Kebangsaan dengan tema "Peran Strategis Alumni Al-Azhar dalam Konteks Tantangan Bangsa di Masa Depan" di Al-Azhar Conference Center yang dihadiri lebih dari 1.000 mahasiswa Indonesia.

Menurutnya, hal ini penting sebab panggung untuk berperan di tanah air tidak hanya semata-mata dalam bidang dakwah secara khusus, melainkan bisa berkiprah di berbagai bidang dengan tetap mengamalkan ilmu dakwah.

"Jadi jangan ke luar negeri atau Al-Azhar hanya mempelajari ilmu agama, sebab setelah anda kembali ke tanah air akan menghadapi pergumulan yang mungkin berbeda dari apa yang sudah anda bayangkan hari ini. Saya waktu bertugas di daerah, sering bertemu orang yang belajar ilmu kedokteran menjadi kepala dinas pertanian atau ahli pertanian yang menjadi politikus," kata Syafruddin dalam keterangannya, Senin (29/11/2021).

Dia juga mengingatkan, sumber ilmu pengetahuan modern sesungguhnya berasal dari ilmu pengetahuan yang berkembang saat Islam mengusai dan membangun sejarah di muka bumi selama 1313 tahun. Yakni, pada zaman Islam menguasai tiga emporium, Empirum Bani Umayyah di Syam, Abbasiyah di Baghdad, dan Utsmaniyah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bahas soal Pesantren

Sebelumnya, Syafruddin juga menyempatkan untuk memimpin Forum Komunikasi Pesantren Muadalah (FKPM) saat mengunjungi Pusat Riset keIslaman Al-Azhar.

Adapun pertremuan tersebut diterima oleh Sekjen FKPM Prof Dr Nadzir Ayyadh, dalam rangka mengajukan muadalah (penyetaraan) ijazah pesantren yang tergabung dalam FKPM dengan Al-Azhar.

Usai pertemuan, Syafruddin mengatakan, Muadalah pondok pesantren bukan hanya berlaku untuk Indonesia, tetapi berlaku seluruh dunia untuk mengukur kemampuan para santri untuk melanjutkan pendidikan di Al-Azhar.

"Kita berharap santri mendapat lebih banyak kesempatan untuk belajar di Al-Azhar. Kelak, para santri yang menjadi alumni Al-Azhar dalam menyebarkan ajaran Islam yg wastiyah di Indonesia sehingga kiprah alumni Al-Azhar bisa dirasakan oleh rakyat Indonesia," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.