Sukses

Kasus Covid-19 Menurun, Pemerintah Diminta Lepas Strategi Rem demi Bangkitkan Ekonomi

Pengendalian pandemi lewat pembatasan aktivitas masyarakat (PPKM) di awal kuartal III-2021 dinilai berhasil menekan laju penyebaran varian Delta Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah optimistis target pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa dicapai, yakni 3,7% hingga 4,5%. Optimisme itu didasari oleh perbaikan dan pemulihan ekonomi yang ditunjukkan sejumlah indikator.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 mencapai 7,07% (YoY). Ini pertumbuhan triwulanan tertinggi sejak 16 tahun terakhir. Memang ada faktor base effect. Tapi sejumlah indikator telah pulih.

Pengendalian pandemi lewat pembatasan aktivitas masyarakat (PPKM) di awal kuartal III-2021 telah berhasil menekan laju penyebaran varian Delta Covid-19.

"Aktivitas ekonomi berpotensi kembali meningkat dan memperkuat pemulihan ekonomi di kuartal IV-2021," kata Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kemenko Perekonomian Ferry Irawan.

Berbicara di Alinea Forum bertema "Peta Jalan Kebijakan Menggairahkan Ekonomi Di Tengah Pandemi", Selasa (12/10), Ferry menegaskan hasil kajian sejumlah lembaga ekonomi dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 juga tidak jauh dari target pemerintah. 

Ferry mengaku pertumbuhan ekonomi amat bergantung kepadadisplin pengendalian pandemi dan dukungan perbaikan sistem ketahanan kesehatan.

Sebagai upaya mencegah penularan Covid-19 di tempat kerja, kata dia, pemerintah menerapkan Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) sebagai bentuk pemantauan protokol kesehatan sektor usaha selama masa pandemi Covid-19. 

Terdapat 14.791 IOMKI yang telah diterbitkan kepada pelaku usaha untuk dapat beroperasi selama masa pandemi. Saat pandemi mencapai puncak, kata Ferry, kasus aktif harian mencapai 573.908. Data terakhir di akhir kuartal III atau awal kuartal-IV, kasus aktif harian Covid-19 sudah jauh lebih rendah. 

"Ini yang memberikan confident kepada kita. Oke di kuartal III kita terpengaruh, tetapi mudah-mudahan angka pertumbuhan bisa 4,0-5,0% dan di kuartal IV kami harapkan bisa tumbuh lebih dari 5%. Tentu tidak setinggi kuartal II (7,07%)," tutur Ferry.

Untuk menggairahkan ekonomi selama pandemi, jelas Ferry, pemerintah menjadikan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebagai instrumen penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi. Realisasi PEN 2021 sampai 8 Oktober mencapai Rp416,08 triliun (55,9%) dari pagu Rp744,77 triliun.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Waktu Tepat Lepas Rem

Sementara itu, Wakil Ketua Umum bidang Koperasi dan UMKM Kadin Jakarta Akhmad Syarbini menjelaskan, saat ini seharusnya waktu tepat bagi pemerintah buat melepas rem untuk kembali mengembangkan perekonomian. 

"Sekarang saya lihat waktunya ngegas, tetapi perlu dicermati pada Desember, yang merupakan liburan panjang," kata dia. 

Dia mengakui, dalam dua atau seminggu terakhir ada perbaikan pada geliat ekonomi. Hal itu seiring turunnya kasus Covid-19 dan masifnya pelaksanaan vaksinasi di berbagai daerah.

Akhmad berharap agar pemerintah tetap mewaspadai varian baru Covid-19 agar tidak sampai masuk ke Indonesia. Pemerintah juga perlu terus melakukan imbauan ke masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. 

"Kalau di dunia usaha selalu menerapkan aturan dari pemerintah. Mudah-mudahan ekonomi yang mulai terlihat baik ini bisa dipertahankan," tuturnya.

Sementara peneliti INDEF Riza A Pujarama mengatakan, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk membuka sektor ekonomi. Di antaranya perkembangan pandemi Covid-19, implementasi protokol kesehatan, vaksinasi, mobilitas, serta sarana dan prasarana kesehatan.

"Menjaga pengendalian pandemi dilakukan dengan konsisten mengatur mobilitas warga, vaksinasi, melakukan tracing, menerapkan protokol kesehatan, serta melakukan implementasi protokol kesehatan pada kedatangan warga negara asing atau WNA," jelas dia.

Dia mengakui, strategi rem-gas dari pemerintah menunjukkan perbaikan ketika gelombang kedua pandemi. Namun begitu, kata dia, pemerintah perlu menjaga konsistensi pembatasan mobilitas masyarakat yang diikuti dengan peningatan vaksinasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.