Sukses

Risma Gandeng 5.140 Mahasiswa Ikut Program Kampus Merdeka Pejuang Muda

Program Kampus Merdeka Pejuang Muda kerja sama Kemensos, Kemendikbudristek, dan Kemenag ini akan berlangsung selama satu semester atau setara dengan 20 SKS.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma menggandeng 5.140 mahasiswa untuk mengikuti Program Kampus Merdeka Pejuang Muda. Mereka akan membantu Kemensos untuk mendata maupun memverifikasi data penerima bantuan sosial di tempat yang ditugaskan.

"Kita tidak bisa membuat suatu program yang impact-nya enggak bisa dihitung, karena itu kenapa kita menggandeng 5 ribu lebih mahasiswa agar bisa mereka langsung ikuti, dan kemudian mengetahui masalahnya, dan kemudian bagaimana bisa menyelesaikan masalah kemiskinan di 514 kabupaten/kota," ujar Risma di Jakarta, Rabu (13/10/2021).

Mereka akan mengerjakan program selama satu semester penuh atau setara dengan 20 SKS. Selama mengikuti Program Kampus Merdeka Pejuang Muda, para peserta tak diwajibkan mengikuti perkuliahan lantaran diganti dengan program kerja.

"Ada empat pilihan mereka di bidang bansos, pemberdayaan, lingkungan, ada juga fasilitas lingkungan. Fasilitas lingkungan menjadi penting. Mereka boleh memilih," katanya.

"Ini bekerja sama dengan Dikbud dan Kemenag dengan Program Kampus Merdeka mereka diberikan 20 SKS dalam waktu 1 semester," lanjut Risma.

Risma mengaku pihaknya mengalokasikan Rp 178 miliar untuk membiayai program Kampus Merdeka Pejuang Muda. 

"178 miliar untuk 5.140 mahasiswa," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Konsep Menyerupai KKN

Kerangka program ini kurang lebih menyerupai Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang banyak dilakukan sejumlah kampus di Tanah Air.

Para mahasiswa dituntut untuk menjalankan sejumlah proyek, baik itu yang bersifat pemberdayaan maupun membantu Kemensos untuk memverifikasi data penerima bantuan sosial (bansos).

Risma mengatakan, anggaran itu didapat dari refocusing anggaran untuk pendataan keluarga miskin yang kini perannya bakal dilakukan oleh para mahasiswa peserta program tersebut.

"Anggarannya dari Kementerian Sosial, jadi dulu ini anggaran untuk pendataan nah ini kita lakukan refocusing dan kemudian kita lakukan evaluasi para mahasiswa sekaligus memperbaiki data. Nanti buat program untuk pengentasan kemiskinan," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.