Sukses

Wagub DKI soal Kandungan Parasetamol di Teluk Jakarta: Sudah Diambil Sampel

Ahmad Riza Patria menyatakan Dinas Lingkungan Hidup telah mengambil sampel air di Teluk Jakarta yang dikabarkan memiliki kadar tinggi parasetamol.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan Dinas Lingkungan Hidup telah mengambil sampel air di Teluk Jakarta yang dikabarkan memiliki kadar tinggi parasetamol.

Nantinya sampel tersebut akan dilakukan penelitian lebih lanjut.

"Dinas Lingkungan Hidup sudah mengambil sampel yah, perlu waktu kurang lebih 14 hari nanti hasil penelitiannya akan disampaikan ya," kata Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (4/10/2021).

Dia menyatakan pihaknya belum mengetahui penyebab pencemaran tersebut. Apakah faktor kesengajaan ataupun ketidaksengajaan beberapa pihak.

Karena hal itu, politikus Gerindra tersebut meminta agar masyarakat tetap menjaga lingkungan untuk kehidupan bersama, terlebih di Teluk Jakarta.

"Agar ekosistemnya baik terpelihara, karena ikut menyangkut kehidupan. Tidak hanya ekosistem laut tapi juga kehidupan kita bersama," ucap dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BRIN Belum Bisa Pastikan Sumbernya

Sementara itu, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Zainal Arifin menyatakan pihaknya belum dapat memastikan sumber pencemaran kadar parasetamol yang tinggi di perairan Teluk Jakarta.

Menurut dia, pencemaran yang terjadi tersebut belum tentu disebabkan dari Jakarta saja, namun ada kontribusi dari wilayah penyangga.

"Jadi karena ini di Teluk Jakarta, Pemda Jakarta mungkin, tapi enggak. Kita harus tahu bahwa kita peneliti hampir setuju bahwa 60 sampai 80 persen pencemaran itu datangnya dari daratan sumbernya dari daratan itu kan bisa sampai Bodetabek," kata Zainal dalam konferensi pers, Senin (4/9/2021).

Kendati begitu, dia menyebut ada tiga kemungkinan penyebab pencemaran paracetamol di perairan Jakarta. Seperti halnya gaya hidup hingga terkait obat-obatan kadaluarsa yang tidak terkontrol.

"Dengan jumlah penduduk yang tinggi di kawasan Jabodetabek dan jenis obat yang dijual bebas tanpa resep dokter, memiliki potensi sebagai sumber kontaminan di perairan," paparnya.

Lalu kata dia, yaitu mengenai pengelolaan limbah farmasi dari rumah sakit belum optimal. Akibatnya, limbah yang terbuang ke lautan terkontaminasi dengan zat paracetamol.

"Sehingga sisa pemakaian obat atau limbah pembuatan obat masuk ke sungai dan akhirnya ke perairan pantai," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.