Sukses

Fasilitas Kesehatan Belum Tercukupi, Lonjakan Kasus Covid-19 di Luar Jawa Dianggap Lebih Mengkhawatirkan

Jika sampai terjadi lonjakan angka kasus positif Covid-19 di luar Jawa, Yudhi meyakini akan diikuti oleh peningkatan angka kasus meninggal pula.

Liputan6.com, Jakarta Ahli Epidemiologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), dr Yudhi Wibowo mengkhawatirkan potensi lonjakan pandemi Covid-19 di luar Jawa. Jika terjadi lonjakan kasus Covid-19 pada daerah-daerah di luar Jawa, dia meragukan ketangguhan pemerintah daerah merespons hal tersebut.

Berkaca dari lonjakan kasus di Jawa-Bali saja, di mana kedua daerah itu lebih menunjang dari segi fasilitas kesehatan dan tenaga medis, menurut Yudhi angka kematian akibat virus itu masih cukup tinggi. Apalagi di daerah-daerah seperti luar Jawa yang mana sarana dan prasarana masih minim.

"Yang dikhawatirkan itu kapasitas responsnya. Artinya bagaimana kapasitas lab, kapasitas rumah sakit merespons jika ada kenaikan kasus. Kalau kemampuan kapasitas itu rendah ya kalau ada kenaikan kasus bisa dibayangkan dampaknya," ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu (11/8/2021).

Jika sampai terjadi lonjakan angka kasus positif Covid-19 di luar Jawa, Yudhi meyakini akan diikuti oleh peningkatan angka kasus meninggal pula.

Di samping itu luar Jawa juga memiliki kapasitas testing yang rendah. Dampaknya mereka yang sebetulnya positif Covid-19 tidak terdeteksi.

"Kan bakal jadi sumber penular," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jadi Fokus Pemerintah

Yudhi mengakui bahwa kepadatan penduduk di daerah luar Jawa memang rendah. Namun rendahnya kepadatan penduduk pada daerah itu bukan jaminan kebal dari virus Corona.

"Nyatanya dengan kepadatan penduduk lebih rendah kan kasus naik, ada yang naik sampai 100 persen loh di luar Jawa itu," jelasnya.

Menurutnya hal ini mesti menjadi perhatian pemerintah. Bukan tanpa sebab, India telah merasakan hal serupa. Di mana kasus Covid-19 menerpa daerah pedesaan.

"Ya akhirnya itu banyak korban yang meninggal karena aksesnya terbatas. Nah itu dikhawatirkan oleh pakar jangan-jangan di negara berkembang nanti ada gelombang ketiga di mana vaksin dan fasilitas kesehatan terbatas," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.