Sukses

Antisipasi Ricuh, Polisi Sempat Minta Ubah Jadwal Arema Vs Persebaya Sebelum Tragedi Kanjuruhan

Diketahui sebanyak 129 orang dilaporkan meninggal dalam tragedi Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

Liputan6.com, Jakarta - Tindakan anarkis suporter Arema FC atau Aremania setelah pertandingan melawan Persebaya Surabaya jadi alasan Kepolisian menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa.

Setelah kekalahan 3-2 melawan Persebaya pada Sabtu 1 Oktober 2022, ribuan Aremania langsung menyerang pemain Arema, offficial, dan juga pemain Persebaya dan officialnya.

Sebenarnya, pihak kepolisian sudah memprediksi akan terjadi gangguan keamanan dalam pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya. Hal itu terbukti dengan adanya permintaan Kapolres Malang AKBP Firli Hidayat untuk merubah jadwal pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Dalam surat B 2156/IX/PAM 3.3/2022 tertanggal 18 September 2022 meminta agar panitia pelaksana Arema FC untuk merubah jadwal pertandingan pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya dengan alasan keamanan.

Dalam surat tersebut, kepolisian meminta agar jadwal pertandingan Arema vs Persebaya pada 1 Oktober 2022 dimajukan pukul 15.30 WIB yang sebelumnya dijadwalkan oleh pihak PT Liga Indonesia Bsru pukul 20.00 WIB.

Permintaan itu dijawab oleh pihak PT Liga Indonesia Baru melalui surat yang ditandatangani oleh Direktur Utama Akhmad Hadian Lukita dengan nomor 497/LIB-KOM/IX/2022, 19 September 2022.

Dalam surat tersebut berbunyi pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022 dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan yakni pukul 20.00 WIB.

Diketahui sebanyak 129 orang dilaporkan meninggal dalam tragedi Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu, mengatakan dari 127 orang yang meninggal tersebut, dua di antaranya merupakan anggota Polri.

"Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," kata Nico.

Kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Kekalahan itu merupakan yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Polisi Sebut 3.000 Penonton Turun ke Lapangan Usai Laga Arema Vs Persebaya

Sebelumnya, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengungkapkan sebanyak 127 orang tewas dalam tragedi Stadion Kanjuruhan Malang. Di antara korban tewas tersebut ada dua personel polisi yang meninggal dalam kejadian tersebut.

Tragedi tersebut terjadi usai laga Arema FC versus Persebaya Surabaya.

"Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022).

Nico menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tambahnya yang dikutip dari Antara.

Sesungguhnya, lanjutnya, pertandingan di Stadion Kanjuruhan tersebut berjalan dengan lancar. Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Menurutnya, penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

 

3 dari 3 halaman

Gubernur Jatim: Korban Tewas Tragedi Arema Bertambah Jadi 129 Orang

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang bertambah menjadi 129 orang.

"Jadi update yang terkonfirmasi 129 korban dinyatakan meninggal dunia," tutur Khofifah kepada wartawan, Minggu (2/10/2022).

Menurut Khofifah, pihaknya terus fokus dalam penanganan korban, baik yang membutuhkan Tim DVI atau pun korban luka ringan hingga berat. Seluruh biaya penanganan medis pun ditanggung oleh Pemerintah Daerah.

"Hari ini ada yang belum teridentifikasi jenazahnya," kata Khofifah.

Mabes Polri menurunkan Tim Disaster Victim Investigation (DVI) dalam rangka membantu mengidentifikasi ratusan korban tewas atas tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur usai laga derby antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

"Terkait kasus yang di Malang saat ini Mabes Polri menurunkan Tim DVI ke Malang untuk berkoordinasi dengan Tim DVI Polda Jatim dan rumah sakit setempat guna mempercepat teridentifikasinya korban," tutur Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Nurul Azizah kepada wartawan, Minggu (2/10/2022).

Sejauh ini, lanjut Nurul, petugas kepolisian masih terus memberikan pertolongan medis kepada para korban.

"Bahwa Mabes Polri saat ini melakukan identifikasi korban dan memberikan pertolongan medis kepada para korban yang saat ini masih dirawat di rumah sakit," kata Nurul.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.