Sukses

Penumpang Arus Balik Diprediksi Padati Pelabuhan Bakauheni pada Senin 17 Mei 2021

Petugas gabungan TNI, Polri, dan Pemda Lampung telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi lonjakan penularan Covid-19 saat masa arus balik Lebaran 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi Pelabuhan Bakauheni, Lampung bakal dipadati penumpang arus balik mudik pada Senin besok (17/5/2021). Jika tidak dilakukan antisipasi, sangat berpotensi mengakibatkan ledakan klaster baru Covid-19.

Pada Sabtu, 15 Mei 2021 rombongan BNPB yang dipimpin langsung Kepala BNPB/Ketua Satgas Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo meninjau Pelabuhan Bakauheni yang ada di ujung selatan Sumatera itu.

Doni tiba menggunakan helikopter sekitar pukul 09.00 WIB, dan landing di area Dermaga 6 Bakauheni. Dia didampingi Plt Deputi III BNPB Dody Ruswandi, Direktur Pemetaan dan Risiko Bencana Abdul Muhari, serta perwakilan Mabes TNI dan Mabes Polri.

Dari titik pendaratan, Doni Monardo dan rombongan langsung meninjau salah satu pos penyekatan arus mudik dan arus balik di Exit Tol Hatta, Lampung Selatan. Di titik ini, Doni mendapat laporan singkat dari Kapolda Lampung, Irjen Hendro Sugiatno mengenai aktivitas penyekatan terhadap arus mudik yang datang dari Pulau Jawa.

Secara umum, memang situasi arus mudik di Merak–Bakauheni relatif terkendali. Di lokasi ini, Doni Monardo menyerahkan bantuan 6 tenda dan alat tes swab sebagai antisipasi membeludaknya arus balik, pada Senin (17/5/2021) esok.

Selesai peninjauan, Doni dan rombongan melanjutkan agenda kedua, Rakor Pengendalian Arus Mudik dan Arus Balik di VIP Room ASDP Bakauheni. Berturut-turut Doni Monardo meminta para pejabat yang hadir memberikan laporan, dimulai dari Kapolda Lampung.

Hendro pertama-tama menegaskan, bahwa yang utama dilakukan adalah melaksanakan mandatory test bagi pemudik dan pebalik. Untuk pelaksanaannya, ia sudah berkoordinasi dengan jajaran Korem 043/Garuda Hitam, Dinkes Provinsi, BPBD/Satgas Covid-19 Daerah dan semua instansi terkait.

Terhadap keberadaan 6 pos penyekatan arus mudik, juga sudah dilakukan evaluasi. Terhadap sejumlah pos yang dinilai kurang efektif, akan dipindahkan ke titik baru di musim balik nanti. Titik-titik itu tersebar di jalur timur, tengah dan seaport (Pelabuhan) serta tiga titik di rest area jalan tol trans-Sumatera.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Antisipasi Penumpukan Kendaraan

Terhadap kemungkinan lonjakan arus balik, Kapolda Lampung selaku komandan lapangan penanganan arus mudik dan arus balik, meminta kepada Doni untuk memenuhi segala keperluan di lapangan, termasuk cadangan alat swab antigen.

Masing-masing pos mengeluarkan stiker tertentu. Artinya, kendaraan yang sudah mendapatkan stiker di satu pos, dengan sendirinya tidak akan diberhentikan lagi di pos berikutnya. 

“Sudah kami koordinasikan supaya tidak ada penumpukan arus balik di satu titik. Contoh, ketika terjadi kepadatan di Pelabuhan Bakauheni, maka pihak pelabuhan akan melaporkan ke pos terdekat di rest area KM 20. Petugas di rest area KM 20 akan menutup pintu keluar rest area sampai ada lampu hijau dari pos di Pelabuhan. Begitu juga seandainya rest area 20 padat, akan diberitahukan ke pos rest area 49 agar menahan kendaraan. Begitu seterusnya ke belakang, sehingga tidak terjadi penumpukan di titik mana pun,” papar Hendro.

Doni Monardo memuji satu-satunya komando dalam penanganan arus mudik dan arus balik di Selat Sunda. Termasuk kerja sama yang baik antara kementerian/lembaga pusat dan daerah.

“Seperti pesan Bapak Presiden, sinergi, sinergi, sinergi. Insyaallah kita bisa mengendalikan situasi dengan baik. Jangan ada yang mengambil kebijakan berbeda, apa pun alasannya. Harus satu komando. Pak Kapolda, tolong pastikan itu,” pesan Doni.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.