Sukses

Pembelajaran Tatap Muka di Era Pandemi Masih Jadi Momok Bagi Wali Murid

SKB 4 Menteri soal izin pembelajaran secara tatap muka pada era pandemi mengakomodasi keinginan orang tua untuk tetap melakukan pembelajaran daring.

Liputan6.com, Jakarta - Nadia Nabillah jadi satu dari sekian wali murid di luar sana yang merasakan keresahan dengan rencana pemerintah menerapkan belajar tatap muka di sekolah pada Juli 2021 mendatang. Ia merasa belum siap jika harus melepas sepupunya yang kini masih duduk di bangku kelas 5 SD, untuk kembali belajar di sekolah jika pandemi belum benar-benar sirna.

Kekhawatirannya bukan tanpa alasan, satu anggota keluarganya pernah merasakan ganasnya infeksi Covid-19. Trauma ini yang sebabkan keluarganya lebih berhati-hati untuk tak main-main dengan virus asal Cina itu.

"Di rumah karena udah pernah (ada) kena Covid jadi parno kalau belum vaksin," ucap Nadia kepada Liputan6.com, Rabu (3/3/2021).

Ia sama sekali tak menolak rencana itu. Terlebih lagi mengingat saat ini sudah genap setahun sudah anak-anak diminta belajar dari rumah.

Jika pun pemerintah kukuh untuk mengakselerasi pembelajaran tatap muka pada Juli mendatang, usai vaksinasi terhadap para guru rampung dilakukan, Nadia berharap model pembelajaran campuran tetap dipertahankan. Yakni kombinasi pembelajaran antara daring dengan luring.

Ia menginginkan agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tetap memberi keluwesan bagi wali murid yang masih resah untuk menyekolahkan anaknya secara luring dengan memberikan opsi pembelajaran secara daring.

Namun ia juga merasa khawatir akan munculnya sikap diskriminatif dari pengajar bagi anak-anak yang memilih pembelajaran daring ketimbang luring.

"Iya takutnya sih ada perbedaan penilaian antara yang daring dan tatap muka," ujarnya.

Lain dengan Nadia, Sukasa, wali murid dari siswi jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ini menyambut positif rencana pemerintah untuk mempercepat pembelajaran secara tatap muka. Pasalnya Sukasa menganggap anak-anak usia PAUD mestinya banyak bergaul dengan teman-temannya di kelas.

Menurut Sukasa, yang terpenting baginya pembelajaran secara tatap muka mesti diikuti dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan (prokes).

"Ya bagi orang tua sih yang terpenting prokesnya ya gak masalah," ucap Sukasa kepada Liputan6.com, Rabu (3/3/2021).

Ia sendiri tak merasa resah jika ada kemungkinan diskriminasi nilai antara anak yang belajar secara daring dengan luring. Sebabnya, di usia anaknya yang masih dini nilai bukanlah sebuah harga mati.

"Bagi anak saya yang masih usia dini mah tetap yang dibutuhkan itu bermainnya, bukan nilai sih. Masalah nilai sih tak terlalu penting," katanya.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanggapan Kemendikbud

Menjawab kekhawatiran sebagian wali murid soal kemungkinan adanya diskriminasi nilai terhadap anak-anak yang tetap memilih pembelajaran daring, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Kemendikbud, Hendarman menjamin tak akan ada hal itu. Menurutnya SKB 4 Menteri soal izin pembelajaran secara tatap muka pada era pandemi mengakomodasi keinginan orang tua untuk tetap melakukan pembelajaran daring.

"Dalam SKB 4 Menteri itu jelas orang tua memiliki hak untuk mengizinkan atau tidak anaknya masuk sekolah, dan apabila belum mengizinkan dan tetap belajar daring, keadilan nilai tetapi dijamin," tegas Hendarman kepada Liputan6.com, Rabu (3/3/2021).

Hendarman menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sudah menyerahkan perizinan pembukaan sekolah kepada daerah masing-masing. Namun dengan ikhtiar melakukan vaksinasi terhadap guru dan tenaga kependidikan, Hendarman mengaku pihaknya berharap pada Juli 2021 pembelajaran sudah normal.

"Jika vaksinasi bagi PTK berjalan lancar dan seluruh PTK mengikuti vaksinasi, Kemendikbud berharap semester ganjil tahun ajaran dan tahun akademik 2021/2022 dunia pendidikan dapat berangsur normal," ucapnya.

Sementara itu Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Paudasmen), Kemendikbud, Jumeri mengaku pihaknya tengah menggodok rencana pembelajaran tatap muka secara serentak pada Juli 2021.

"Kami sedang melakukan kajian, dan juga akan berdiskusi dengan beberapa pihak," ujarnya saat dikontak Liputan6.com, Rabu (3/3/2021).

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.