Sukses

Nadiem: Cita-Cita Kita adalah Pembelajaran yang Berpihak pada Murid

Nadiem meminta para guru, utamanya guru penggerak untuk tak jemu melakukan eksperimen pembelajaran di kelas.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, cita-cita dalam pendidikan anak sebenarnya adalah demi memerdekakan pemikiran serta membuka potensi mereka.

"Cita-cita kita hanya satu, pembelajaran yang berpihak kepada murid, pembelajaran yang memerdekakan pemikiran, dan potensi murid tersebut," sebut Nadiem dalam acara Pembukaan Pendidikan Guru Penggerak oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kamis (15/10/2020).

Oleh karenanya Nadiem meminta para guru, utamanya guru penggerak untuk tak jemu melakukan eksperimen pembelajaran di kelas. Supaya diketahui sistem pembelajaran yang ideal di kelas masing-masing.

"Teruslah mencari cara terbaik untuk diimplementasikan di ruang kelas. Proses ini tidak mungkin akan nyaman, dan mungkin ada banyak keraguan. Apakah proses ini sudah tepat atau belum? Tidak apa-apa," ucapnya.

Menurut Nadiem, tak masalah jika ternyata dalam prosesnya pembelajaran yang diaplikasikan di kelas kurang tepat. Hal itu wajar saja terjadi, namun dari sana guru akan bisa mengevaluasi konsep seperti apa yang paling cocok diaplikasikan di dalam kelas.

"Keraguan itu wajar, teruslah berproses bersama, tidak ada perlombaan dalam hal ini. Teruslah bergotong-royong, saling mendukung, saling menyemangati, dan saling mengajari," ujarnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Guru Penggerak

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada Juli 2020 lalu meluncurkan Merdeka Belajar Episode 5: Guru Penggerak secara virtual. Peluncuran dihadiri Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, didampingi Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Iwan Syahril.

"Guru Penggerak sebagai pendorong transformasi pendidikan Indonesia, diharapkan dapat mendukung tumbuh kembang murid secara holistik sehingga menjadi Pelajar Pancasila, menjadi pelatih atau mentor bagi guru lainnya untuk pembelajaran yang berpusat pada murid. Serta menjadi teladan dan agen transformasi bagi ekosistem pendidikan," ujar Nadiem Makarim, Jumat, 3 Juli 2020.

Mendikbud menjelaskan, arah program Guru Penggerak berfokus pada pedagogi, serta berpusat pada murid dan pengembangan holistik, pelatihan yang menekankan pada kepemimpinan instruksional melalui on-the-job coaching, pendekatan formatif dan berbasis pengembangan, serta kolaboratif dengan pendekatan sekolah menyeluruh.

Pelatihan kepemimpinan sekolah baru diawali dengan rekrutmen calon Guru Penggerak. Selanjutnya dilakukan pelatihan Guru Penggerak dengan mengikuti lokakarya pada fase pertama dan pendampingan pada fase kedua.

"Siapkan diri Anda dan siapkan guru-guru terbaik di sekolah Anda untuk bergabung menjadi Guru Penggerak," pesan Nadiem.

Sementara itu Direktur Jenderal GTK, Iwan Syahril, menjelaskan proses pendidikan dan penilaian Guru Penggerak berbasis dampak dan bukti.

"Proses kepemimpinan sangat penting dan dalam proses pengembangan kepemimpinan ini. Kami berkaca dari berbagai macam studi dan pendekatan andragogi atau pembelajaran orang dewasa bahwa kita harus lebih fokus kepada on the job learning. Artinya, pembelajaran yang relevan dan kontekstual sehingga memberi dampak sebaik-baiknya," imbuh Iwan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.